Lompat ke isi

Pembicaraan Pengguna:125.162.126.12

Konten halaman tidak didukung dalam bahasa lain.
Bagian baru
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Terima kasih atas atensinya, tapi Kota Liwa adalah ibukota Lampung Barat(yang merupakan wilayah Sekala Brak kuno) saat ini. Marga Liwa sendiri adalah marga "buatan" Belanda dengan tujuan penjajahan, yang sesungguhnya Kota Liwa terdiri dari:

  1. Paksi Buay(Marga) Bejalan Diway yang wilayahnya meliputi Kembahang Tuha Kecamatan Batu Brak hingga Sebarus di Kecamatan Balik Bukit dan,
  2. Paksi Buay(Marga) Nyerupa yang wilayahnya meliputi Kelurahan Pasar Liwa hingga Pekon Balak kesemuanya ada dikecamatan Balik Bukit.

Saya sendiri Diandra Irawan Putra Natakembahang adalah Saibatin dari Paksi Buay Bejalan Diway dengan Gelar Batin Inton Semesta yang merupakan salah satu pewaris resmi dari Paksi Buay Bejalan Diway yang merupakan bagian dari Kepaksian(Kerajaan) Paksi Pak Sekala Brak

Terima kasih atas perhatian dan pengertiannya.



  • Yth. Bapak Diandra Irawan Putra Kembahang, S.H. gelar Batin Inton Semesta dari Paksi Buay Bejalan Diway, terima kasih juga atas perhatian dan informasi Anda.

Saya rasa saya tak perlu memperkenalkan diri sedemikian rupa seperti Anda mengaku Saibatin. Biarlah saya mengaku peminat masalah sastra, seni, dan budaya. Tidak lebih.

Sebagai peminat, saya berupaya selalu mengacu pada pustaka, literatur, dan referensi. Bukan semata-mata alkisah atawa cerita lisan belaka.

Saya mengerti, bahwa di Kabupaten Lampung Barat yang terdiri dari 15 kecamatan (jadi, bukan hanya Liwa!), terdapat empat paksi (Paksi Pak), yaitu Buay Bejalan Diway, Buay Nyerupa, Buay Pernong, dan Buay Belunguh. Itu saya baca dari literatur dan juga ada di situs resmi Lampung Barat.

Tapi, berdasarkan literatur dan referensi yang ada, kalau Anda menyebut Marga Nyerupa, maka yang dimaksud adalah marga yang ada di Gunungsugih, Lampung Tengah.

Terlepas dari itu adalah warisan Kolonial Belanda, nama-nama marga yang disebutkan ada 84 di Lampung tetap menjadi acuan.

Soal Kerajaan Skalabrak, ada baiknya Anda membuat artikel sendiri dengan referensi dan literatur yang memadai. Berbagai ahli (pakar) tidak pernah menyebutkan Skalabrak ada di Liwa. Disebutkan, Skalabrak yang merupakan cikal-bakal orang Lampung, ada di kaki Gunung Pesagi. Letak tepatnya, tidak banyak yang tahu.

Tapi, beberapa pakar sampai pada kesimpulan bahwa kedudukan Kerajaan Skalabrak itu ada di Pekon Kenali, Kecamatan Belalau, Lampung Barat. Silahkan Anda cek referensinya, antara lain Hilman Hadikusuma dkk. 1983. Adat-Istiadat Lampung.

Saya setuju, orang Liwa -- boleh jadi -- keturunan Buay Belalan Diway dan Buay Nyerupa. Tapi, saya kira keturunan Buay Bejalan Diway dan Buay Nyerupa, tidak hanya di Liwa. Mereka juga menyebar di kecamatan lain di Lampung Barat dan bahkan di kabupaten lain di Lampung.

Sebut saja Lampung Pubian, itu kan -- berdasarkan referensi -- keturunan Buay Pernong.

Jadi, membicarakan Liwa tidak sama dengan membicarakan Lampung Barat. Sama dengan tidak identiknya Liwa dengan Buay Bejalan Diway, Buay Nyerupa, dan Kerajaan Skalabrak.

Ini soal lokus dan fokus, Pak Batin Diandra.

Terima kasih, saya senang berdiskusi dengan Anda. Aiken 04:38, 24 Januari 2007 (UTC)


: : Aduh Bapak Batin Diandra, nama-nama [marga di Lampung] referensinya jelas. Jadi, tidak perlu dirubah lagi. Lagi pula, Kembahang itu bukan nama kecamatan.

Kalau mau memakai nama marga Bejalan Diway, Nyerupa, Belunguh, dan Pernong berarti di seluruh Lampung itu hanya ada empat marga. Sementara, marga yang tercatat di Lampung itu ada 84 marga. Ini bukan sekadar pembagian menurut Belanda. Tapi, benar-benar berdasarkan geneologi (hubungan darah) yang dibagi menurut geografi. Dengan pembagian 84 marga ini kan dengan mudah melakukan identifikasi kalau mau mengadakan research.

Marga Kembahang misalnya, adanya di Kecamatan Batubrak, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung beradat Saibatin dan bertutur dengan subdialek a (api). Begitu juga marga Nyerupa di Kecamatan Gunung Sugih, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung beradat Pepadun dan bertutur dengan subdialek a (api). Dst.

Sekali lagi ini penting untuk pengembangan ilmu pengetahuan budaya (antropologi). Dengan demikian, wikipedia ini bisa dirujuk pada buku/referensi tertulis yang sudah ada.

Trims lo, Pak Batin. Aiken 10:54, 7 Maret 2007 (UTC)


Ini adalah halaman pembicaraan seorang pengguna anonim yang belum membuat akun atau tidak menggunakannya. Dengan demikian, kami terpaksa harus memakai alamat IP dalam bentuk angka untuk mengidentifikasikannya. Alamat IP seperti ini mungkin dipakai bersama oleh beberapa pengguna yang berbeda. Jika Anda adalah seorang pengguna anonim dan merasa mendapatkan komentar-komentar yang tidak relevan untuk Anda, silakan membuat akun atau masuk log untuk menghindari kerancuan dengan pengguna anonim lainnya di lain waktu.