Lompat ke isi

Pembicaraan Pengguna:Didik nurhadi S.Pd

Konten halaman tidak didukung dalam bahasa lain.
Bagian baru
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Komentar terbaru: 11 tahun yang lalu oleh Didik nurhadi S.Pd pada topik PROFIL MAJELIS DZIKIR WAL IRSYAD BUMI SHOLAWAT SUMENEP
PROFIL MAJELIS DZIKIR WAL IRSYAD BUMI SHOLAWAT SUMENEP

PROFIL MAJELIS DZIKIR WAL IRSYAD BUMI SHOLAWAT SUMENEP

v SEJARAH ORGANISASI

Organisasi ini didirikan pada tanggal 13 September 2004 pada sebuah desa kecil di ujung timur Pulau Madura, tepatnya di Desa Saroka, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep. Berawal dari kegelisahan seorang ustad muda yang merasa cemas akan kondisi dan pola ibadah masyarakat daerah kelahirannya yang belum tertata rapi sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah. Adalah Lukman Haris putra Abdurrahman, lelaki yang telah purna studi keislaman (mondok) di beberapa pesantren di Pulau Madura dan menimba ilmu thoriqah di daerah jawa yang merasa terpanggil untuk membangun kembali masyarakat desanya untuk beribadah dan beramal sesuai dengan pedoman yang jelas dalam koridor dan garis Al-Qu’an dan Hadits. Dengan bekal ilmu agama itulah, K. Lukman Haris mengajak para pemuda yang lebih sering meluangkan waktu di pinggir jalan untuk belajar berdzikir dan ilmu dzikir (tata cara berdzikir). Semula hanya 4 orang pemuda yang tertarik, namun seiring bertambahnya waktu dan perubahan tingkah laku ke-4 pemuda tersebut yang sangat drastis; dari pemuda bergaya preman menjadi pemuda santun yang berakhlakul karimah dan taat beribadah, maka beberapa pemuda lain tertarik untuk mengikuti jejak langkahnya. Tanpa menunggu waktu bergulir menapak tahun, kelompok tadi kini berjumlah 8 orang. Merekalah cikal-bakal lahirnya organisasi ini. Dimulai dengan pengajian rutin tiap minggu, tepatnya setiap malam ju’at, maka terbentuklah organisasi kecil yang bernama ‘Kelompok Dzikrullah’. Berlandaskan pemikiran bahwa dakwah adalah tanggung jawab semua orang islam, bukan hanya tugas para kyai dan ustad, K. Lukman Haris mengajak santrinya untuk bersama-sama melakukan tugas dakwah. Sehingga tak menunggu waktu yang berkepanjangan terbentuklah organisasi sosial berbasiskan dakwah amar makruf nahi mungkar yang terdaftar di Badan Kepaniteraan Kabupaten Sumenep nomor W10.D.35- HK.01.09-45-PKp. dengan nama MAJELIS DZIKIR WAL-IRSYAD ‘BUMI SHOLAWAT’ . Dengan payung organisasi MDWI ‘Bumi Sholawat’ kelompok dzikir ini lebih eksis untuk melakukan dakwah, sehingga pada tahun 2008 terbentuk Dewan Pimpinan Ranting Desa Cangkreng Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep. Dengan bertambahnya anggota, MDWI ‘Bumi Sholawat’ mulai menata manageman organisasi yang lebih baik beserta garis-garis besar amalan anggotanya, yaitu mengamalkan ‘Sholawat Lissa’adatid dun ya wal alkhirah’ yang disusun K. Lukman Haris Rahman dan dzikir Thoriqah Syathoriyah Qusyasyiah dengan memegang teguh Ahlus sunnah wal jama’ah madzhab Syafi’iyah. Dengan rambu-rambu yang jelas; baik secara tatanan organisasi maupun pola amalan beribadah, pada tahun 2012 terbentang lebih lebar sayap organisasi dengan terbentuknya Dewan pimpinan Ranting Desa Lenteng Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep. Dan pada tahun 2013 menyusul deklarasi Dewan Pimpinan Ranting Desa Pagarbatu Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep yang akan disusul oleh Dewan Pimpinan Ranting Desa Kolor Kecamatan Kota Kabupaten Sumenep dan Dewan Pimpinan Ranting Desa Bluto Kecamatan Bluto. Bertambahnya ruang lingkup organisasi, berarti semakin bertambah pula jumlah anggota yang harus dilayani, maka dalam melakukan gerak langkahnya MDWI ‘Bumi Sholawat’ melakukan usaha pencarian dana. Karena disadari atau tidak, dana adalah elemen penting yang menentukan program kerja organisasi. Salah satu medan usaha yang dilakukan adalah melakukan kegiatan Ziaroh pada makam para wali dan penyebar islam dua kali setahun; satu kali ke pulau Jawa dan satu kali di Pulau Madura. Dari kegiatan tersebut kelebihan dana transortasi dijadikan modal dakwah, ditambah pola pencarian lain yang bersifat halal dan tidak memberatkan anggota.


v RUANG LINGKUP

Majelis Dzikir Wal Irsyad ‘Bumi Sholawat’ sesuai dengan Qanun Asasi dan Qanun Dahili Organisasi yang sudah disepakati merupakan organisasi mandiri yang otonom dan tidak berkedudukan dibawah organisasi atau kelompok lain serta merupakan organisasi keagamaan, sosial kemasyarakatan dan dakwah yang menjunjung tinggi ukhuwah islamiyah. Dalam menjalankan tugas dakwah, MDWI ‘Bumi Sholawat’ berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Hadist serta paham Ahlussunnah Wal Jama’ah yang bermadzhab Syafi’iyah dengan Visi “melakukan dakwah amar makruf nahi munkar” dan Misi “membentuk insan sosial yang qur’ani, sunni dan berakhlaqul karimah” Serta motto “mari kita makmurkan bumi ini dengan dzikir dan sholawat”.


v MANAGEMEN Dalam menjalankan roda organisasi ini menggunakan managemen semi terbuka, artinya dalam menjalankan program kerja MDWI Bumi Sholawat tidak berada dibawah naungan organisasi lain tapi tetap menjalin kerja sama dengan organisasi sejenis dan atau pemerintah. Adapun mekanisme kerja dan pembagian tugas terlampir.

v POLA PENGEMBANGAN ORGANISASI

1. Pengembangan Anggota Dalam mengembangkan anggota MDWI Bumi Sholawat menitik beratkan pada semua anggota terdaftar untuk merekrut anggota baru dengan cara mengijazahkan Sholawat lissa’adatid dun ya wal akhirah. Karena menjadi syarat keanggotaan adalah mengamalkan sholawat lissa’adatid dunya wal akirah selama 40 hari dengan aturan yang ditentukan oleh Mursyidul ‘Am. Dalam usaha meningkatkan kemampuan keagamaan anggota dilakukan: 1. Pertemuan rutin anggota yang di masing-masing tingkatan yang diisi dengan pengajian agama dan pengkajian kitab (muthala’ah kitabah). 2. Pertemuan rutin setiap malam jum’at di pusat organisasi guna melakukan istighosah dan pendalaman agama dibawah bimbingan langsung Mursyidul ‘Am. 3. Melakukan usaha penelusuran sejarah dari setiap amalan untuk mendapatkan ijazah secara mutasalsal dan mendokumentasikan silsilahnya. 4. Penelusuran dan dokumentasi kitab-kitab sufi dan suluk jawa yang mulai langka. 5. Pengembangan keorganisasian yang dimediasi Dewan Pimpinan Pusat

2. Pengembangan Usaha dan Aset Dalam memenuhi biaya operasional kegiatan organisasi dilakukan usaha pencarian dana yang tidak memberatkan anggota. Karena organisasi tidak memberlakukan iuran anggota maka dilakukan usaha sebagai berikut: 1. Penerbitan kalender organisasi dengan pola penyebaran bersisstem infaq dan shodaqah 2. Penerbitan silsilah thoriqah 3. Ziarah Jawa dan Madura setahun dua kali 4. Pembuatan perangkat sound sistem lengkap dengan mesin diesel dan lampu yang disewakan dengan potongan biaya infaq 50 % bagi anggota. 5. Pembutan gerobak barang yang disewakan 6. Pembuatan mesin pemisah biji gabah (dalam proses dan butuh bantuan infaq) 7. Pembuatan mesin pemisah biji beras (dalam proses dan butuh bantuan infaq) 8. Penggemukan sapi (dalam proses dan butuh bantuan infaq) 9. Koperasi tani syariah (dalam proses dan butuh bantuan infaq) Didik nurhadi S.Pd (bicara) 21 Agustus 2013 13.51 (UTC)Balas

PROFIL MAJELIS DZIKIR WAL IRSYAD BUMI SHOLAWAT SUMENEP

[sunting sumber]

PROFIL MAJELIS DZIKIR WAL IRSYAD BUMI SHOLAWAT SUMENEP

v SEJARAH ORGANISASI

Organisasi ini didirikan pada tanggal 13 September 2004 pada sebuah desa kecil di ujung timur Pulau Madura, tepatnya di Desa Saroka, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep. Berawal dari kegelisahan seorang ustad muda yang merasa cemas akan kondisi dan pola ibadah masyarakat daerah kelahirannya yang belum tertata rapi sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah. Adalah Lukman Haris putra Abdurrahman, lelaki yang telah purna studi keislaman (mondok) di beberapa pesantren di Pulau Madura dan menimba ilmu thoriqah di daerah jawa yang merasa terpanggil untuk membangun kembali masyarakat desanya untuk beribadah dan beramal sesuai dengan pedoman yang jelas dalam koridor dan garis Al-Qu’an dan Hadits. Dengan bekal ilmu agama itulah, K. Lukman Haris mengajak para pemuda yang lebih sering meluangkan waktu di pinggir jalan untuk belajar berdzikir dan ilmu dzikir (tata cara berdzikir). Semula hanya 4 orang pemuda yang tertarik, namun seiring bertambahnya waktu dan perubahan tingkah laku ke-4 pemuda tersebut yang sangat drastis; dari pemuda bergaya preman menjadi pemuda santun yang berakhlakul karimah dan taat beribadah, maka beberapa pemuda lain tertarik untuk mengikuti jejak langkahnya. Tanpa menunggu waktu bergulir menapak tahun, kelompok tadi kini berjumlah 8 orang. Merekalah cikal-bakal lahirnya organisasi ini. Dimulai dengan pengajian rutin tiap minggu, tepatnya setiap malam ju’at, maka terbentuklah organisasi kecil yang bernama ‘Kelompok Dzikrullah’. Berlandaskan pemikiran bahwa dakwah adalah tanggung jawab semua orang islam, bukan hanya tugas para kyai dan ustad, K. Lukman Haris mengajak santrinya untuk bersama-sama melakukan tugas dakwah. Sehingga tak menunggu waktu yang berkepanjangan terbentuklah organisasi sosial berbasiskan dakwah amar makruf nahi mungkar yang terdaftar di Badan Kepaniteraan Kabupaten Sumenep nomor W10.D.35- HK.01.09-45-PKp. dengan nama MAJELIS DZIKIR WAL-IRSYAD ‘BUMI SHOLAWAT’ . Dengan payung organisasi MDWI ‘Bumi Sholawat’ kelompok dzikir ini lebih eksis untuk melakukan dakwah, sehingga pada tahun 2008 terbentuk Dewan Pimpinan Ranting Desa Cangkreng Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep. Dengan bertambahnya anggota, MDWI ‘Bumi Sholawat’ mulai menata manageman organisasi yang lebih baik beserta garis-garis besar amalan anggotanya, yaitu mengamalkan ‘Sholawat Lissa’adatid dun ya wal alkhirah’ yang disusun K. Lukman Haris Rahman dan dzikir Thoriqah Syathoriyah Qusyasyiah dengan memegang teguh Ahlus sunnah wal jama’ah madzhab Syafi’iyah. Dengan rambu-rambu yang jelas; baik secara tatanan organisasi maupun pola amalan beribadah, pada tahun 2012 terbentang lebih lebar sayap organisasi dengan terbentuknya Dewan pimpinan Ranting Desa Lenteng Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep. Dan pada tahun 2013 menyusul deklarasi Dewan Pimpinan Ranting Desa Pagarbatu Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep yang akan disusul oleh Dewan Pimpinan Ranting Desa Kolor Kecamatan Kota Kabupaten Sumenep dan Dewan Pimpinan Ranting Desa Bluto Kecamatan Bluto. Bertambahnya ruang lingkup organisasi, berarti semakin bertambah pula jumlah anggota yang harus dilayani, maka dalam melakukan gerak langkahnya MDWI ‘Bumi Sholawat’ melakukan usaha pencarian dana. Karena disadari atau tidak, dana adalah elemen penting yang menentukan program kerja organisasi. Salah satu medan usaha yang dilakukan adalah melakukan kegiatan Ziaroh pada makam para wali dan penyebar islam dua kali setahun; satu kali ke pulau Jawa dan satu kali di Pulau Madura. Dari kegiatan tersebut kelebihan dana transortasi dijadikan modal dakwah, ditambah pola pencarian lain yang bersifat halal dan tidak memberatkan anggota.


v RUANG LINGKUP

Majelis Dzikir Wal Irsyad ‘Bumi Sholawat’ sesuai dengan Qanun Asasi dan Qanun Dahili Organisasi yang sudah disepakati merupakan organisasi mandiri yang otonom dan tidak berkedudukan dibawah organisasi atau kelompok lain serta merupakan organisasi keagamaan, sosial kemasyarakatan dan dakwah yang menjunjung tinggi ukhuwah islamiyah. Dalam menjalankan tugas dakwah, MDWI ‘Bumi Sholawat’ berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Hadist serta paham Ahlussunnah Wal Jama’ah yang bermadzhab Syafi’iyah dengan Visi “melakukan dakwah amar makruf nahi munkar” dan Misi “membentuk insan sosial yang qur’ani, sunni dan berakhlaqul karimah” Serta motto “mari kita makmurkan bumi ini dengan dzikir dan sholawat”.


v MANAGEMEN Dalam menjalankan roda organisasi ini menggunakan managemen semi terbuka, artinya dalam menjalankan program kerja MDWI Bumi Sholawat tidak berada dibawah naungan organisasi lain tapi tetap menjalin kerja sama dengan organisasi sejenis dan atau pemerintah. Adapun mekanisme kerja dan pembagian tugas terlampir.

v POLA PENGEMBANGAN ORGANISASI

1. Pengembangan Anggota Dalam mengembangkan anggota MDWI Bumi Sholawat menitik beratkan pada semua anggota terdaftar untuk merekrut anggota baru dengan cara mengijazahkan Sholawat lissa’adatid dun ya wal akhirah. Karena menjadi syarat keanggotaan adalah mengamalkan sholawat lissa’adatid dunya wal akirah selama 40 hari dengan aturan yang ditentukan oleh Mursyidul ‘Am. Dalam usaha meningkatkan kemampuan keagamaan anggota dilakukan: 1. Pertemuan rutin anggota yang di masing-masing tingkatan yang diisi dengan pengajian agama dan pengkajian kitab (muthala’ah kitabah). 2. Pertemuan rutin setiap malam jum’at di pusat organisasi guna melakukan istighosah dan pendalaman agama dibawah bimbingan langsung Mursyidul ‘Am. 3. Melakukan usaha penelusuran sejarah dari setiap amalan untuk mendapatkan ijazah secara mutasalsal dan mendokumentasikan silsilahnya. 4. Penelusuran dan dokumentasi kitab-kitab sufi dan suluk jawa yang mulai langka. 5. Pengembangan keorganisasian yang dimediasi Dewan Pimpinan Pusat

2. Pengembangan Usaha dan Aset Dalam memenuhi biaya operasional kegiatan organisasi dilakukan usaha pencarian dana yang tidak memberatkan anggota. Karena organisasi tidak memberlakukan iuran anggota maka dilakukan usaha sebagai berikut: 1. Penerbitan kalender organisasi dengan pola penyebaran bersisstem infaq dan shodaqah 2. Penerbitan silsilah thoriqah 3. Ziarah Jawa dan Madura setahun dua kali 4. Pembuatan perangkat sound sistem lengkap dengan mesin diesel dan lampu yang disewakan dengan potongan biaya infaq 50 % bagi anggota. 5. Pembutan gerobak barang yang disewakan 6. Pembuatan mesin pemisah biji gabah (dalam proses dan butuh bantuan infaq) 7. Pembuatan mesin pemisah biji beras (dalam proses dan butuh bantuan infaq) 8. Penggemukan sapi (dalam proses dan butuh bantuan infaq) 9. Koperasi tani syariah (dalam proses dan butuh bantuan infaq)

Didik nurhadi S.Pd (bicara) 21 Agustus 2013 13.55 (UTC)Balas