Pembicaraan Pengguna:Fared IPS
Bagian baruHalo, Fared IPS, selamat datang di Wikipedia bahasa Indonesia! | |||
---|---|---|---|
|
Evolusi dan pengelasan Alam Tumbuhan
[sunting sumber]Alam tumbuhan Plantae (atau Viridaeplantae) adalah kumpulan monophyletik eukaryote (organisma dengan sel bernukleas (nucleated)). Lebih 60 jurai lineages utama eukaryotes telah dikenal pasti, kebanyakannya adalah bersel tunggal unicellular dan dikelaskan dalam alam paraphyletik Protista. Alam tumbuhan adalah kumpulan monophyletik mengandungi organisma eukaryotik yang melakukan fotosintesis menggunakan klorofil a dan b, menyimpan hasil fotosintesis sebagai kanji dalam kloroplas (chloroplasts) tempat ia dihasilkan, mempunyai kloroplast yang diikat oleh selaput berkembar double membrane, dan mempunyai dinding sel yang diperbuat dengan selulus (cellulose ). Alam ini mengandungi beberapa kumpulan alga hijau yang berevolasi dari leleuhur yang sama dengan tumbuhan hijau. Alga hijau mempunyai beberapa bentuk: flagellate, koloni, berjurai (filamentous), dan juga multiselular (multicellular) primitif. Kebanyakannya adalah haploid, tetapi yang lain menunjukkan generasi perantaraan (alternation of generations) antara haploid dan bentuk diploid, dikenali sebagai gametophyte dan sporophyte. Dalam tempoh tertentu semasa Palaeozoik, tumbuhan multiselular, rumit (Embryophyte) mula muncul di daratan. Dalam bentuk baru ini, gametophyte dan sporophyte berubah bentuk dan fungsi yang amat berlainan, sporophyte kekal kecil dan bergantung kepada leluhurnya sepanjang tempoh hayatnya yang singkat. Kumpulan dalam organisasi aras ini, secara berkumpulan dikenali sebagai bryophytes, termasuk: • Division Hepaticophyta (Marchantiomorpha), liverworts • Division Anthocerotophyta, hornworts • Division Bryophyta, lumut Kesemua bentuk ini adalah kecil dan terhad kepada persekitaran lembab, bergantung kepada air untuk menyebarkan spora. Dalam tempoh Silurian, embryophytes baru muncul dengan adaptasi membolehkan mereka mengatasi had ini, yang mengalami radiasi perubahan besar-besaran dalam tempoh Devonian, menguasai daratan. Kumpulan ini biasanya mempunyai ketahanan kutikel (cuticle) kepada kekeringan (desiccation), dan mempunyai tisu vaskular, yang mengangkut air keseluruh organisma, dan dengan ini dikenali sebagai tumbuhan vaskular. Dalam kebanyakan tumbuhan ini, sporophyte bertindak sebagai individual terasing, dengan gametophyte kekal amat kecil. Taxa tumbuhan vaskular merangkumi: • Division Lycopodiophyta (Lycopsida), lumut belantan club mosses • Division Equisetophyta (Equisetopsida), horsetails • Division Pteridophyta (Filicopsida), paku-pakis o Psilotophyta (Psilotales), paku-pakis whisk o Ophioglossophyta (Ophioglossales), adders-tongues, moonworts dan paku-pakis anggur grape-ferns o Marattiopsida o leptosporangiate atau paku-pakis sebenar "true ferns Spermatophytes, atau tumbuhan berbiji benih (seed plants) merupakan kumpulan tumbuhan vaskular yang berpecah (diversified ) pada akhir Palaeozoic. Dalam bentuk ini, gametophytelah yang mengecut sepenuhnya, dan sporophyte muda memulakan kehidupannya dalam biji benih yang terbentuk pada pokok tua. Kumpulan spermatophytes yang masih hidup termasuk: • Division Cycadophyta (Cycads) • Division Ginkgophyta (Ginkgo) • Division Pinophyta (Conifers, Coniferophyta) • Division Gnetophyta (Gnetae) • Division Magnoliophyta (tumbuhan berbunga, Anthophyta) Division ini dibahagikan kepada gymnosperms (empat yang pertama:benih terdedah naked seeds), dan tumbuhan berbunga atau angiosperms. Angiosperms adalah kumpulan tumbuhan terakhir muncul, ketika tempoh Jurassik, dengan perkembangan radiation utama dalam tempoh Cretaceous yang menyebabkan Angiosperms menjadi tumbuhan darat utama dalam kebanyakan biome. Asal Usul Ganggang Teori evolusi berhipotesis bahwa makhluk bersel tunggal mirip tumbuhan, yang asal usulnya tak bisa dijelaskan, muncul tepat waktu untuk membentuk ganggang. Asal usul ganggang mundur ke waktu yang amat lampau. Demikian lampau sehingga fosil bekas-bekas ganggang berumur 3,1 hingga 3,4 milyar tahun telah ditemukan. Yang menarik adalah bahwa tiada perbedaan struktural antara makhluk hidup yang luar biasa kuno ini dan spesimen yang masih hidup saat ini. Sebuah artikel yang diterbitkan Science News mengatakan: Ahli biologi Jerman Hoimar von Ditfurth membuat ulasan berikut ini tentang struktur rumit yang disebut ganggang "kuno:" Fosil-fosil tertua yang sejauh ini telah ditemukan adalah benda-benda yang memfosil di dalam mineral dan tergolong ganggang biru-hijau, berumur 3 miliar tahun lebih. Betapa pun sederhananya, ganggang masih menyajikan bentuk kehidupan yang amat rumit dan tersusun secara piawai . 341 Para ahli biologi evolusi menganggap bahwa seiring dengan waktu ganggang itu memunculkan tetumbuhan laut lainnya dan berpindah ke darat sekitar 450 juta tahun yang lalu. Akan tetapi, sama seperti skenario peralihan hewan dari air ke darat, gagasan bahwa tumbuhan beralih dari air ke darat adalah sebuah khayalan lagi. Kedua skenario ini tidak benar dan tidak selaras. Buku-buku evolusionis seperti biasa mencoba memberikan penjelasan masalah ini dengan ulasan yang mencengangkan dan tak ilmiah seperti "ganggang dengan suatu cara beralih ke darat dan menyesuaikan diri." Namun, ada rintangan-rintangan besar yang membuat peralihan ini mustahil. Mari kita lihat sekilas yang terpenting di antaranya: 1- Bahaya mengering. Bagi tumbuhan yang hidup di air agar bisa hidup di darat, permukaannya terlebih dahulu harus terlindungi dari kehilangan air. Jika tidak, tumbuhan mengering. Tumbuhan darat diberi sistem-sistem khusus untuk melindunginya dari kejadian ini. Ada rincian-rincian penting dalam sistem-sistem itu. Misalnya, perlindungan ini harus sedemikian sehingga gas-gas penting seperti oksigen dan karbon dioksida dapat keluar-masuk tumbuhan secara bebas. Pada saat bersamaan, mencegah penguapan sangat penting. Jika tak memiliki sistem yang demikian, tumbuhan tak akan dapat menunggu jutaan tahun untuk mengembangkannya. Dalam keadaan demikian, tumbuhan akan segera mengering dan mati. 2- Makanan: Baik fosil ganggang biru-hijau dan bakteri dari 3,4 miliar tahun telah ditemukan di batu karang dari Afrika Selatan. Yang lebih merangsang minat adalah [fosil] ganggang pleurocapsalean ternyata hampir serupa dengan ganggang pleurocapsalean masa kini di tingkat keluarga dan bahkan mungkin di tingkat genetis. 342 Tumbuhan laut mengambil air dan mineral yang dibutuhkan secara langsung dari air tempat tinggalnya. Oleh karena itu, setiap ganggang yang mencoba hidup di darat akan mendapat masalah dengan makanan. Ganggang tidak akan bertahan hidup tanpa memecahkan masalah ini. 3- Reproduksi: Ganggang, dengan umur hidupnya yang pendek, tak berkesempatan berkembang biak di darat, karena, seperti dalam semua fungsinya, ganggang juga menggunakan air untuk menyebarkan sel-sel reproduktifnya. Supaya bisa berkembang biak di darat, ganggang harus bersel reproduktif yang banyak sebagaimana yang dimiliki oleh tumbuhan darat, dan dilindungi oleh lapisan pelindung sel. Jika tidak memiliki lapisan ini, setiap ganggang yang beralih ke darat tak akan bisa melindungi sel reproduktifnya dari bahaya.
Alga yang berenang bebas di lautan . 4- Perlindungan dari oksigen: Setiap ganggang yang beralih ke darat harus mengambil oksigen dalam bentuk terurai hingga saat peralihan itu. Menurut skenario evolusionis, kini ganggang harus mengambil oksigen dalam bentuk yang belum pernah ditemuinya, dengan kata lain, langsung dari atmosfer. Seperti yang kita ketahui, dalam keadaan biasa, oksigen di atmosfer berpengaruh meracuni bagi senyawa organik. Makhluk hidup darat memiliki sistem yang mencegahnya terkena bahaya ini. Namun, ganggang adalah tumbuhan laut, yang berarti tidak memiliki enzim yang menjaganya dari pengaruh membahayakan oksigen. Jadi, seketika beralih ke darat, mustahil bagi ganggang menghindari pengaruh ini. Tidak juga ada kesempatan menunggu sistem seperti itu berkembang karena ganggang tak akan bisa bertahan hidup di darat cukup lama sampai sistem terbentuk. Masih ada alasan lain mengapa pernyataan bahwa ganggang beralih dari laut ke darat tidak selaras—yaitu, ketiadaan pendorong alamiah yang membuat peralihan itu diperlukan. Bayangkanlah lingkungan alamiah ganggang 450 juta tahun yang lalu. Air laut menyediakan lingkungan ideal bagi ganggang. Misalnya, air menjauhkan dan melindunginya dari panas yang berlebih, dan menyediakan semua mineral yang dibutuhkan. Dan, pada saat bersamaan, ganggang bisa menyerap sinar matahari untuk dipakai dalam fotosintesis dan membuat karbohidrat (gula dan zat tepung) sendiri dengan karbon dioksida yang terlarut di air. Karena alasan ini, tidak ada yang kurang bagi ganggang di lautan, dan oleh karena itu, tak ada alasan beralih ke darat, tempat tak ada "keuntungan selektif" baginya, sebagaimana diistilahkan evolusionis. Semua ini menunjukkan hipotesis evolusionis bahwa ganggang naik ke darat dan membentuk tumbuhan darat sama sekali tak ilmiah.
Tanaman dari Zaman Jura ini, kira-kira berumur 180 juta tahun, muncul dengan struktur uniknya sendiri, dan tanpa moyang yang mendahuluinya (Kanan) Tanaman yang berumur 300 juta tahun dari akhir Zaman Karbon ini tak berbeda dari spesimen yang tumbuh sekarang.(Tengah) Fosil species Archaefructus yang berumur 140 juta tahun ini adalah fosil angiosperma (tumbuhan berbunga) tertua yang diketahui. Tumbuhan ini berstruktur tubuh, bunga, dan buah yang sama dengan tetumbuhan yang hidup saat ini.
Peranan Tumbuhan bagi Kelangsungan Hidup di Bumi
July 16th, 2010 • Buku Sekolah Gratis • Biologi 1 SMA - Riana Yani dkk No comments
Pada uraian terdahulu telah kita pelajari berbagai manfaat tumbuhan bagi kehidupan manusia, seperti sebagai sumber makanan, bahan obat, bahan bangunan, bahan sandang, bahkan sebagai stabilisator konsentrasi CO2 di atmosfer. Dapatkah kamu sebutkan contoh masing-masing? Tumbuhan merupakan organisme yang sangat dominan pengaruhnya bagi kelangsungan ekosistem dunia. Pada zaman sekarang, ketika ilmu pengetahuan sudah sangat maju, dan manusia sudah mempunyai konsep tatanan bermasyarakat, peranan tumbuhan tetap tidak tergantikan. Ilmu pengetahuan tentang tumbuhan begitu pesat berkembang sehingga banyak bagian tubuh tumbuhan yang dimanfaatkan oleh para ilmuwan untuk kebaikan dan kepentingan masyarakat. Pada zaman sekarang, orang tidak dapat lagi memandang peranan apa pun secara sendiri-sendiri. Masyarakat di seluruh dunia harus memandang sains-teknologi sebagai bagian dari masyarakat. Setiap perkembangan yang terjadi pada sains selalu dikaitkan dengan teknologi yang mendukungnya, kemudian dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat. Begitu pula tentang perkembangan ilmu tumbuhan selalu terkait dengan kemajuan teknologi dan berpengaruh pada masyarakat. Kini para ahli anatomi tumbuh-tumbuhan mengetahui bahwa tumbuhan memiliki sifat totipotensi, yaitu suatu kemampuan setiap sel untuk tumbuh menjadi sebuah individu baru. Pengetahuan tentang totipotensi ini dimanfaatkan para ahli untuk melakukan perbanyakan tumbuhan dengan teknik kultur jaringan. Bagian tumbuhan (daun, batang, bunga) ditumbuhkan dalam “kultur agar” di laboratorium. Setelah tumbuhan menjadi individuindividu baru yang jumlahnya ribuan, tumbuhan siap ditanam di lahan yang sebenarnya. Teknik kultur jaringan merupakan cara perbanyakan tumbuhan dalam waktu singkat dengan hasil yang banyak. Teknik ini dapat dijadikan solusi untuk mengatasi masalah kekurangan pangan masyarakat. Permasalahannya adalah teknik kultur jaringan membutuhkan biaya tinggi sehingga produk menjadi mahal, kemungkinan besar sulit dijangkau oleh masyarakat. Selain kultur jaringan, dikembangkan juga tanaman transgenik, yaitu tanaman hasil rekayasa genetika, yang akan kamu pelajari pada bab bioteknologi. Sumber : Riana Yani dkk, 2009, Biologi 1 SMA dan MA kelas X, Jakarta : Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, h. 185- 186.