Lompat ke isi

Pembicaraan Wikipedia:Pedoman penamaan/Mitologi Yunani

Konten halaman tidak didukung dalam bahasa lain.
Bagian baru
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Untuk draf pedoman ini, silakan kunjungi Pengguna:M. Adiputra/Draft

Pedoman penamaan[sunting sumber]

Halo, bung Taufiq. Saya memiliki beberapa usul. Mohon dipertimbangkan. Sebaiknya artikel-artikel tentang mitologi Yunani dibuat pedoman penamaannya. Maksudnya, agar pengguna lain yg mau menyumbang artikel tentang mitologi Yunani tidak menggunakan judul dari wikipedia lain (sebagai patokan). Menurut saya, gunakan saja transliterasi Yunani ke Latin. BTW, kenapa Ganimede tidak Ganimedes? Padahal ditulis Γανυμήδης. Diomedes (Διομήδης) saja tetap Diomedes. Apakah wikipedia lain juga dijadikan pertimbangan? Lalu yang harus dipertimbangkan lagi, sebaiknya gigant dipindahkan saja menjadi Raksasa dalam mitologi Yunani, karena bahasa Yunani untuk raksasa adalah gigantes. Jadi sepertinya sama saja seperti menulis artikel tentang raksasa tapi judulnya "giant" (ini masih opini). Saya sangat mendukung adanya halaman pedoman penamaan mitologi Yunani. Jika halaman itu direalisasikan, halaman pedoman penamaan mitologi Hindu (mungkin) akan menyusul. Salam. -- Adiputra बिचर -- 09:28, 24 September 2010 (UTC)

Ada Beberapa yang memang masih diadaptasi dari bahasa latin karena kadang saya lupa melihat bahasa Yunaninya, contohnya ya Ganiemde itu , silakan pindahkan. Mengenai Gigantes, pada awalnya saya juga bingung mau menamai Gigant atau raksasa, tapi pada akhirnya saya gunakan Gigant dengan pertimbangan untuk membedakan dari raksasa mitologi lain, selain itu juga untuk membedakan dari makhluk bertubuh raksasa yang lainnya, seperti Orion, Laitrigones, Gegenes, dll. Mengenai pedoman penamaan, saya pengen juga sih, tapi kan yang peduli hanya sedikit, apakah bisa? Asep Taufiq (bicara) 10:18, 24 September 2010 (UTC)

Mengenai gigantes (raksasa), setelah saya baca, ya memang demikian. Mereka, termasuk hekatonkhires dan kiklops, adalah putra Gaia dan Uranus. Kaum makhluk besar lainnya, tentu punya nama tersendiri. Mengenai hal yang raksasa, ya, kata raksasa menjadi kata sifat. Misalnya "pemburu raksasa", "kuda raksasa". Artinya mereka berukuran besar, tapi bukan kaum raksasa. Beda dengan "raksasa bermata satu", "raksasa berkepala seratus". Mereka adalah kaum raksasa. Tapi yang ditekankan mitologi Yunaninya. Jadi judulnya "Raksasa dalam mitologi Yunani" atau "Raksasa (mitologi Yunani)". Untuk membedakan. Sama seperti artikel Raksasa (mitologi Hindu dan Buddha). mengenai kategori mitologi Yunani, sepertinya itu perlu dipecah, biar rapi. Mengenai halaman pedoman, saya mendukung Anda. Sertakan saja tabel alih aksara Yunani-Latin sebagai perbandingan. Nanti saya membantu. -- Adiputra बिचर -- 10:34, 24 September 2010 (UTC)
Saya jadi bingung om, saya baca di wiki en dan wiki el, gigantes itu hanya raksasa hasil dari darah Uranus. Mungkin perlu kita lihat secara luas om. Raksasa itu ada Hekatonkhires, Kyklopes, para raksasa hasil darah Uranus, Orion, Laistrigones, Gegenes, Antaios, dll. Nah, selama ini raksasa hasil darah Uranus itu saya sebut Gigantes, sementara kata rakasasa saya gunakan untuk menyebut semua makhluk bertubuh sangat besar secara keseluruhan, jadi selama ini saya melihat gigantes hanya sebagai bagian dari raksasa, bukan seluruh raksasa dalam mitologi Yunani. Pendapat om gimana?
Kategori mitologi Yunani memang saya rasa perlu dipecah, bung Adiputra mau bantu memecahnya, kan?
Kenapa harus Yunani-Latin? Kenapa tidak sekalian perbandingan Yunani-Latin, Yunani-Indonesia, Yunani-Latin-Indonesia, gimana?
--Asep Taufiq (bicara) 11:11, 24 September 2010 (UTC)
Pertama-tama, saya masih mahasiswa smt 3, jadi jangan dipanggil om ya... Yang kedua, masalah gigantes saya pending dulu. Akan saya pelajari lebih lanjut (maklum, sudah lama tidak berkecimpung di mitologi Yunani). Mengenai perbandingan, begini maksud saya:
Yunani Latin Fonem
α a a
β b b
υ y y (kuno); i (modern)

Sekadar alih aksara saja, biar jadi pedoman. Dari alih aksara, kita indonesiakan istilahnya. Yunani: Ἡρακλῆς, Latin: Hēraklēs, Indonesia: Herakles. Yunani: Γανυμήδης, Latin: Ganymēdēs, Indonesia: Ganimedes. Sebagai catatan, saya mengembangkan halaman panduan pengucapan fonem. Bisa jadi pedoman perbandingan.

Demikian. -- Adiputra बिचर -- 11:48, 24 September 2010 (UTC)

Tapi kan om masih lebih tua daripada saya. Kenapa Gigantes dipending om? hajar aja
Selama ini juga saya melakukan alih aksara dari Yunani ke Indonesia untuk penamaan mitologi Yunani. Maka dari itu sebaiknya kita tentukan dulu mau alih aksara dari mana, karena saya pribadi tidak setuju kalau alih aksara Yunani-Latin-Indonesia. --Asep Taufiq (bicara) 13:28, 24 September 2010 (UTC)
Baru saja saya membuka ensiklopedia Indonesia kuno, tempat saya (dulu) mencari mitologi Yunani. Ternyata ejaan yang dikandung (kebanyakan) seperti yang ada di wikipedia bahasa Inggris saat ini, misal Cyclop, Hephaestus, Orpheus, dll. Tapi Gigantes ejaannya tetap, bukan Gigant. Heracles dieja Herakles, Cronus dieja Kronos. Berarti, pertama-tama kita harus mengetahui alfabet Yunani, dan fonem apa yang dilambangkannya. Lalu dialihaksarakan ke dalam alfabet Latin (ejaan Yunani, huruf Latin). Kemudian kita indonesiakan (ejaan Indonesia, huruf Latin). Misalnya: Γανυμήδης, dilatinkan: Ganymēdēs. Upsilon sekarang tidak lagi melambangkan fonem [y], tapi [i]. Jadi ejaan Indonesianya Ganimedes. Ἡρακλῆς, dilatinkan Hēraklēs. Jadi ejaan Indonesianya Herakles. Memang ada konflik, terutama pada huruf Eta, yg kini tak lagi melambangkan fonem [ɛ], tapi [i]. Agar tidak terjadi kejanggalan, kita biarkan saja ejaannya pakai huruf e. Entah mau dibaca [ɛ] atau [i], itu terserah pembaca. Jadi kesimpulannya, hanya ada alih aksara Yunani (ejaan Yunani)-Latin (ejaan Yunani), dan ada perubahan ejaan Yunani (huruf Yunani/Latin)-Indonesia (Latin). Semoga Anda tidak bingung dengan penjelasan saya.-- Adiputra बिचर -- 13:57, 24 September 2010 (UTC)
Kalau pemahaman saya benar, berarti memang itulah yang selama ini saya lakukan om. Saya lihat nama Yunaninya, lalu saya sesuaikan dengan ejaan Indonesia, begitu kan? Memang ada beberapa pengecualian ketika saya lupa melihat nama Yunaninya
Gigantes itu jamak om, Gigant itu tunggal. CMIIW Asep Taufiq (bicara) 14:15, 24 September 2010 (UTC)
O, iya. Gigantes itu jamak. Apakah untuk ras, kita beri judul jamak? Di wikipedia lain diterapkan demikian. Berarti, Kiklops menjadi Kiklopes, Hekatonkhire menjadi Hekatonkhires, dsb. Jadi, gigant menjadi gigantes. Untuk masalah ejaan, Cronus kita eja Kronos saja, karena ejaan Yunaninya Κρόνος. Di wikipedia Inggris tidak ada konsistensi. Κρόνος menjadi Cronus tapi Χρόνος menjadi Chronos. BTW, sebaiknya kita minta pendapat komunitas saja. Kita bikin proposal pedomannya, nanti dibahas di halaman pembicaraannya. Lebih banyak ide pasti lebih baik. -- Adiputra बिचर -- 14:29, 24 September 2010 (UTC)
Saya pribadi tidak setuju kalau menggunakan bentuk jamak, om. Dalam bahasa Indonesia (menurut saya) lebih enak dan logis kalau pakai "para" atau kata ulang, sedangkan dalam bahasa Inggris kan memang sudah biasa pakai bentuk jamak. Saya juga pernah baca bahwa di wiki id dihindari untuk penggunaan judul jamak. Tapi memang ada beberapa judul yang pakai bentuk jamak karena bentuk tunggalnya tidak saya ketahui secara pasti, om.
Mengenai Κρόνος, saya pernah terpikir untuk menggunakan Kronos, tapi kemudian saya gunakan Kronus untuk "menjauhkannya" dari Khronos. Memang ini adalah suatu inkonsistensi dan perlu didalami lagi, om.
Mengenai proposal, jangan dulu dilempar ke komunitas lah, kecuali kalau ini memang komunitas mitologi Yunani, tapi nyatanya bukan. Yang peduli pada mitologi Yunani di sini kan hampir tidak ada. Om bikin aja dulu konsepnya nanti saya lihat ok? bisa dibikin di bak mandi pasir dulu
Asep Taufiq (bicara) 14:50, 24 September 2010 (UTC)
Mengenai masalah proposal, pendapat Anda benar juga. Komunitas pecinta mitologi tidak ada. Saya sudah bikin proposal untuk mitologi Hindu, tapi belum saya perlihatkan ke komunitas. Kadang-kadang, beberapa proposal pedoman terbengkalai. Jadi prihatin. Untuk proposal, saya pertimbangkan nanti. Jika sudah selesai, akan saya perlihatkan. Saya harus lebih sering mengamati ejaan Yunani dan alfabetnya, dan menyimak kasus-kasus bersangkutan. Selamat malam.-- Adiputra बिचर -- 15:15, 24 September 2010 (UTC)
Sip om, saya tunggu lho proposalnya. Asep Taufiq (bicara) 15:27, 24 September 2010 (UTC)
Halo. Untuk masalah proposal, dalam waktu dekat ini, saya belum bisa mewujudkannya, karena saat ini saya fokus ke masalah portal. Mungkin bulan depan, rencana itu akan terwujud. Jika tidak sekarang, mungkin nanti. Yang jelas, saya akan ikut dalam masalah pedoman penamaan mitologi Yunani. Itu janji saya. Lain kali kita diskusi lagi ya...-- Adiputra बिचर -- 14:02, 26 September 2010 (UTC)

Pedomaan penamaan[sunting sumber]

Saya bikin pedomaan penamaan mitologi Yunani. Janji yang dulu. -- Adiputra बिचर -- 02:48, 6 Desember 2010 (UTC) Keren banget, om!
Makasih banyak atas usahanya, silakan lihat halaman pembicaraannya --Asep Taufiq (bicara) 04:54, 6 Desember 2010 (UTC)

Sepertinya kita bisa mengacu pada pedomaan penamaan Yunani di wikipedia bahasa Finlandia. Bedanya, Upsilon dialihaksarakan menjadi Y. -- Adiputra बिचर -- 17:11, 6 Desember 2010 (UTC)
Kalau artikel Muse harus dibagaimanakan, om? --Asep Taufiq (bicara) 12:42, 7 Desember 2010 (UTC)
Perlu dipelajari dahulu. Sepertinya, tanda tilda di atas upsilon harus diperhatikan. Menurut saya, "οῦ" dibaca [u] karena pengaruh tanda tilda tersebut. Tampaknya, tanda diakritik itu tidak boleh diremehkan. Saya keliling dulu cari info. -- Adiputra बिचर -- 13:11, 7 Desember 2010 (UTC)
Karena pedoman itu masih berupa draft, jadi belum bisa dipertanggungjawabkan. Biarlah draft itu menjadi pedoman untuk judul artikel baru.
Bahasa Swedia dan Denmark tampaknya juga melakukan penyerapan dengan alih aksara atau penyesuaian fonem. Jadi, judul artikel mirip-mirip dengan di wikipedia ini.
Untuk kata Muse, dapat diganti menjadi Mousai atau Muusai.
Pada kasus diapit dua vokal, huruf Iota dapat dipertimbangkan untuk dialihaksarakan menjadi Y, contohnya pada kata Troya.
-- Adiputra बिचर -- 14:35, 7 Desember 2010 (UTC)

Penamaan[sunting sumber]

Sepertinya Gigant harus dipindahkan ke Gigas. Ternyata bahasa Latin dan Yunani itu agak rumit, seperti bahasa Sanskerta. Silakan lihat di wiktionary. -- Adiputra बिचर -- 04:37, 17 Mei 2011 (UTC) Iya, om, sepertinya memang harus dipindahkan. Asep Taufiq (bicara) 04:52, 17 Mei 2011 (UTC)

Iya. Saya juga lagi liat-liat ortografi Yunani, tampaknya ου itu bukan diftong. Sepertinya itu usaha untuk menulis vokal /u/ karena Y diciptakan untuk vokal /y/, jadi huruf untuk vokal /u/ belum diciptakan. Saya analogikan seperti orang Indonesia yang menggabungkan huruf n dan y untuk konsonan /ɲ/, karena konsonan itu tidak tersedia dalam alfabet Latin. Demikian pula orang Sunda yang menulis eu untuk melambangkan vokal /ɤ/. Jadi dalam menamai artikel, sepertinya kita harus mengacu pada alih aksara Yunani-Latin, ortografi Yunani, pedoman penyerapan istilah, dan yang tak kalah penting: membandingkan dengan bahasa lain, terutama bahasa Belanda, Latin, Jerman, Norwegia. Sebenarnya saya juga mempertimbangkan bahwa J itu beralih menjadi Y, sehingga Jason menjadi Yason, Jocaste menjadi Yokaste. Alasannya karena di Latin mereka ditulis Iason, Iocaste, sama seperti Iesus, Iohanness. Dan di Indonesia diserap menjadi Yesus dan Yohanes. -- Adiputra बिचर -- 05:13, 17 Mei 2011 (UTC)
Kalau begitu sepertinya harus ditetapkan, om, apakah ou mau diganti menjadi u, karena penggunaannya cukup banyak. Saya juga pernah memindahkan Jason ke Yason namun kemudian saya pindahkan lagi ke Iason karena saya pikir Y berbeda dengan I, kalau memang ternyata sama, mungkin bisa dipindahkan lagi. Asep Taufiq (bicara) 05:34, 17 Mei 2011 (UTC)
Saya belum menetapkan. Akan saya bandingkan dulu dengan nama tokoh-tokoh Yunani, Romawi, dan Alkitab, antara di Indonesia, Latin, Ibrani. -- Adiputra बिचर -- 05:42, 17 Mei 2011 (UTC)
Om, setelah saya lihat, ternyata alfabet Yunani memang menggunakan ou untuk menyatakan u dari abjad latin. Jadi sebaiknya segera ditetapkan saja. Asep Taufiq (bicara) 04:29, 18 Mei 2011 (UTC)
Ya, demikianlah. Karena bangsa Yunani tidak memiliki huruf untuk melambangkan vokal /u/. Upsilon sebenarnya untuk vokal /y/, yang diucapkan /i/ atau /u/ oleh orang Latin karena kesulitan mengucapkan vokal /y/. Kalau tidak salah, Y disebut I Graeca oleh orang Latin.-- Adiputra बिचर -- 10:59, 18 Mei 2011 (UTC)

Om, sepertinya kategori:Mitologi Yunani sudah menjadi terlalu besar, mari kita pecah-pecahin. Asep Taufiq (bicara) 14:00, 19 Mei 2011 (UTC)

Okelah kalau begitu. Biar lebih gampang dicari berdasarkan pengelompokannya dan tidak menyesakkan kategori. -- Adiputra बिचर -- 14:09, 19 Mei 2011 (UTC)

Apa sebaiknya Erekhtheum dipindahkan ke Erekhtheion saja? Sepertinya nama itu karena pengaruh Latin. Hampir semua Wikipedia, kecuali Inggris, memakai judul Erektheion. Belanda dan Jerman saja memakai judul Erekhtheion. Rasanya lebih bernuansa Yunani. Menurut saya, kalau semua judul asing berkiblat ke Wikipedia Bahasa Inggris, berarti Wikipedia Indonesia adalah versi Indonesia dari Wikipedia Inggris. Seharusnya kita punya karakter sendiri/jati diri. -- Adiputra बिचर -- 17:05, 19 Mei 2011 (UTC)

Iya om, ternyata itu bahasa Latin. Sekarang sudah saya pindahkan. Asep Taufiq (bicara) 10:00, 20 Mei 2011 (UTC)

Om, artikel Iliad di wikipedia bahasa Indonesia diserap dari bahasa Inggris. Saya lihat di el.wiki, namanya iliada (ilias). Menurut om, bagaimana? Asep Taufiq (bicara) 10:04, 20 Mei 2011 (UTC)

Yang itu belum saya selidiki. Banyak yang memakai kata Iliad juga. -- Adiputra बिचर -- 10:42, 20 Mei 2011 (UTC)

Menurut Om, apakah artikel Odisseia perlu dipindahkan ke Odisseya? Om pernah bilang bahwa "Pada kasus diapit dua vokal, huruf Iota dapat dipertimbangkan untuk dialihaksarakan menjadi Y." Asep Taufiq (bicara) 11:10, 20 Mei 2011 (UTC)

Ternyata Ilias itu bentuk nominatifnya, dan Iliada bentuk akusatifnya. Orang Turki menyebutnya Ilyada. Dalam pikiran saya ada kemungkinan dipindahkan ke Iliada (karena pengaruh Turki, dan negara lain mungkin) atau Iliad. Perlu penyelidikan lebih lanjut. Sementara ini, tetap Iliad saja. -- Adiputra बिचर -- 11:00, 20 Mei 2011 (UTC)
Mungkin yang membuat bingung adalah karena bahasa Belanda dan bahasa Inggris sendiri tidak konsisten dalam menyerap huruf iota, ada yang diserap jadi J, ada yang jadi I. Mengingat Troya sudah sangat umum, dan Yason ada dalam alkitab, saya cukup setuju jika huruf iota (yang ada di awal dan yang di antara dua vokal) diserap jadi Y. Kalau om setuju, mungkin ini bisa jadi standardisasi untuk penamaan tokoh mitologi Yunani. Asep Taufiq (bicara) 05:24, 21 Mei 2011 (UTC)
Karena itu berhubungan dengan karya sastra, ada baiknya bila kita hubungi Pak Revo, mungkin beliau tahu istilah serapannya. Saya akan segera menghubunginya. Mengenai pemakaian Iota dengan huruf vokal lainnya, saya lihat perbandingannya begini:
Yunani Latin Inggris Belanda Indonesia
Τροία Troia Troy Troje Troya
Καϊάφας Caiaphas Caiaphas Kajafas Kayafas1
Ἰάσων Iason Jason Jason Yason1
Ἰαπετός Iapetus Iapetus Iapetus Iapetos2,3
Ἰωνία Ionia Ionia Ionie Ionia1
  • 1: Disebutkan dalam Alkitab.
  • 2: Sama seperti ejaan di Jerman.
  • 3: Mungkin perlu referensi lebih lanjut.

Berhubung Belanda banyak memperkenalkan dunia Barat ke Indonesia, maka tak heran bila ejaan nama tokoh-tokoh Alkitab berkiblat ke Belanda. Termasuk gelar Paus dan nama Paus itu sendiri. Di Belanda, J adalah lambang konsonan /j/, sedangkan di Indonesia, dan Inggris, J merupakan lambang konsonan /dʒ/ atau /ɟ/. Di Indonesia, setelah diresmikannya EYD, huruf Y menggantikan tugas huruf J sebelumnya. Jadi nama tokoh-tokoh yang ditulis dengan huruf J diganti dengan huruf Y. -- Adiputra बिचर -- 04:49, 21 Mei 2011 (UTC)

Setahu saya, huruf Latin aslinya berjumlah 24, dan huruf J ditambah belakangan untuk konsonan /j/. Maka Yesus ditulis Iesus dan Yudea ditulis Iudaea, ejaan Belanda: Jesus dan Judea. Mungkin Iason memang dibaca /ja-son/, bukan /i-a-son/, sehingga di Belanda ditulis Jason. Tapi Ionia dibaca /i-o-ni-a/ dan bukan /jo-ni-a/, maka di Belanda tidak ditulis Jonie, demikian pula dalam Alkitab. Demikian teori saya mengenai huruf keberadaan huruf J ini. -- Adiputra बिचर -- 05:38, 21 Mei 2011 (UTC)
Saya belum paham, om. Bukankah dalam bahasa Yunani Iason tetap dibaca /i-a-son/? Iason jadi /ja-son/ dalam bahasa Inggris. Asep Taufiq (bicara) 13:38, 21 Mei 2011 (UTC)
Pengucapan yang saya maksud itu untuk (ralat) alih aksara Yunani dalam bahasa Belanda (dan Inggris), setelah membandingkan nama-nama dalam bahasa Inggris dan Belanda karena ada nama yang sudah terlanjur diserap demikian, maksudnya dalam Alkitab. Jadi alih aksara Yunani dibandingkan dengan Inggris dan Belanda. Memang akan jadi hasil yang tidak konsisten dengan alih aksaranya, tapi sepertinya dalam penyerapan istilah, tidak ada yg 100% konsisten, termasuk penyerapan nama-nama Sanskerta ke bahasa Indonesia. Anggap saja istimewa. Untuk sementara ini, biarkan saja pakai I, karena kita perlu referensi lebih lanjut. -- Adiputra बिचर -- 14:00, 21 Mei 2011 (UTC)

Om, bagaimana dengan penamaan kota/tempat di Yunani? Saya lihat-lihat ada yang menggunakan nama Yunani modern, Yunani kuno, Yunani-Indonesia, Inggris-Indonesia, Latin-Indonesia. Asep Taufiq (bicara) 15:47, 22 Mei 2011 (UTC)

Coba cari rujukan di sini. Semoga bermanfaat. -- Adiputra बिचर -- 16:03, 22 Mei 2011 (UTC)
Di situs itu saya juga melihat sebuah e-buku yang mungkin berguna: [1] dalam pembahasan. вёӣйүӀіп 12:07, 13 Juni 2011 (UTC)

Penyerapan istilah[sunting sumber]

Saya mendapat saran dari Pak Revo bahwa nama-nama Yunani itu sebaiknya diserap dari bahasa Latin saja. istilah dari bahasa Latin biasanya diserap oleh bahasa Belanda. saya sudah mengajukan berbagai pertanyaan dan sepertinya kini beliau sedang mencari jawabannya. akan saya kabari kalau sudah ada penjelasan dari beliau. jika sudah ada kepastian, nama tokoh-tokoh yunani (mungkin termasuk makedonia, trasia, dan asia kecil) akan dilatinkan lalu disesuaikan ejaannya.-- Adiputra बिचर -- 16:54, 2 Juni 2011 (UTC)

Sebenarnya secara pribadi saya kurang setuju jika diserap dari bahasa Latin. Tapi jika memang seharusnya begitu, saya juga tidak dapat berbuat apa-apa. Salam. Asep Taufiq (bicara) 12:18, 3 Juni 2011 (UTC)
setelah berputar-putar membandingkan istilah yang satu dengan istilah lainnya, saya merasa bahwa bahasa Latin lebih terasa pengaruhnya dalam bahasa Indonesia, kemungkinan besar dibawa oleh orang-orang Belanda ke nusantara, terutama saat kristenisasi. menurut saya, menyerap dari bahasa Belanda juga tidak ada salahnya, karena saya merasa nama-nama khas barat (khususnya khas kristen) di Indonesia banyak mendapat pengaruh dari bahasa belanda. lagi pula, nama yang diserap dan diperkenalkan oleh orang Belanda lebih mendekati bentuk Latinnya, misalnya Yohanes (John), Petrus (Peter), Filipus (Philip), Yakobus (James), Paulus (Paul), Aleksander (Alexander). -- Adiputra बिचर -- 15:05, 3 Juni 2011 (UTC)
Anda benar, dari bebagai aspek, bahasa Latin memang lebih pantas dijadikan rujukan. Tapi secara pribadi saya tetap tidak setuju jika penamaan mitologi Yunani menyerap dari bahasa Latin. Anda dapat segera menetapkan sistem penamaan tersebut dan melatinisasi artikel-artikel mitologi Yunani. Tapi saya tidak akan pernah mau terlibat dalam Latinisasi artikel-artikel mitologi Yunani. Saya juga tidak mau terlibat artikel-artikel mitologi Yunani yang beristilah Latin. Salam. Asep Taufiq (bicara) 15:13, 3 Juni 2011 (UTC)
Yang di atas hanyalah teori saya setelah mendapat saran dari Pak Revo. Saya juga menanyakan alasan kenapa ada inkonsistensi dalam nama-nama Latin dan Yunani di Indonesia. banyak pula pertanyaan yang saya ajukan dan masih menunggu penjelasan dari pak Revo. mungkin beliau akan menjawabnya dalam waktu yang tidak singkat karena sibuk. -- Adiputra बिचर -- 15:24, 3 Juni 2011 (UTC)

Lihat pula[sunting sumber]