Pendidikan olahraga

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pendidikan olahraga (Sports Education) adalah kurikulum dan model pengajaran yang dirancang untuk penyampaian program pendidikan jasmani di tingkat sekolah dasar dan menengah. Pendidikan olahraga dapat membuat kita senang berolahraga baik di dalam maupun di luar ruangan.

Lebih kompleksnya, pendidikan olahraga adalah pendidikan yang dilaksanakan sebagai bagian dari proses pendidikan untuk mengembangkan dan membina potensi jasmani dan rohani seseorang sebagai individu atau anggota masyarakat.

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (sehingga disebut PJOK) pada dasarnya adalah suatu jenis pendidikan yang memanfaatkan latihan jasmani untuk menghasilkan peningkatan kualitas seseorang secara menyeluruh, termasuk kesejahteraan fisik, mental, dan emosional.[1]

Tujuan Pendidikan olahraga[sunting | sunting sumber]

Tujuan dari pendidikan olahraga yaitu untuk mendorong, membangkitkan, mengembangkan dan membina kekuatan jasmani maupun rohani pada setiap manusia. Selain itu, pendidikan olahraga juga bertujuan untuk melahirkan sosok warga yang sportif, jujur dan sehat, bukan sosok warga yang bringas, sadis, dan brutal.[1]

Perbedaan Pendidikan Jasmani dan Olahraga[sunting | sunting sumber]

Baik melalui olah raga maupun non-olah raga, Pendidikan Jasmani hadir dalam bentuk kegiatan Jasmani. Sebaliknya, tujuan pendidikan olahraga sendiri adalah untuk mempersatukan siswa didik dalam rangka memajukan olahraga yang ada saat ini.

Istilah pendidikan jasmani dan olahraga sering digunakan secara konsisten. Namun, masing-masing mempunyai sudut pandang yang berbeda.[2]

  • Tujuan

Dari segi tujuan, olahraga dan pendidikan jasmani mempunyai perbedaan yang signifikan. Biasanya, pendidikan difokuskan pada pencapaian tujuan pendidikan tertentu, dengan nilai sebagai produk akhir. Pertumbuhan murid adalah tujuan utama pendidikan jasmani, dari perspektif organik hingga intelektual. Selain itu, memasukkan olahraga ke dalam pendidikan jasmani hanya sekedar kegiatan pembelajaran.

Olahraga, di sisi lain, berupaya mengejar tujuan dan aspirasi. Olahraga, pada dasarnya, bersifat kompetitif dan terutama melatih keterampilan motorik. Keterampilan khusus olahraga diajarkan kepada siswa agar dapat berprestasi dan memenangkan kejuaraan.

  • Orientasi

Perbedaan antara pendidikan jasmani dan olahraga selanjutnya adalah orientasinya. Fokus pendidikan budaya adalah pada anak, atau berpusat pada anak. Oleh karena itu, pendidikan jasmani diciptakan sebagai salah satu metode untuk memenuhi tuntutan pertumbuhan dan perkembangan siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Olahraga, di sisi lain, lebih berorientasi pada subjek atau materi. Akibatnya, pembelajaran hanya menekankan pemahaman subjek. Faktor kunci dalam olahraga adalah pengetahuan tentang gerakan atau metode dasar dan pengembangan gerakan atau teknik tersebut untuk mendukung bakat olahraga tertentu.

  • Materi

Perbedaan antara pendidikan jasmani dan olahraga selanjutnya dapat dinilai dari aspek materinya. Dalam pendidikan jasmani, materi pembelajaran gerak dapat ditemukan dalam bentuk kegiatan sehari-hari di alam semesta. Selain itu, materi pembelajaran disesuaikan dengan kemampuan siswa.

Mengenai materi gerak olahraga hanya sebatas teknik pada olahraga yang dipelajari. Materi pembelajaran juga cenderung dipaksakan agar mencapai kinerja yang optimal.

  • Waktu dan intensitas

Olahraga dan pendidikan jasmani selanjutnya bervariasi dalam jangka waktu dan tingkat pengajarannya. Alokasi waktu pada setiap pertemuan membatasi pembelajaran pada pendidikan biasa. Lamanya belajar juga dipengaruhi oleh sistem tubuh siswa. Selain itu, kurikulum mengontrol seberapa sering pertemuan diadakan.

Studi tentang olahraga klasik tidak dibatasi dalam praktiknya. Olah raga sering dilakukan. Latihan melibatkan melakukan aktivitas fisik pada atau mendekati kapasitas puncak untuk menyesuaikan dengan siklus pertandingan.

  • Peraturan

Sistem peraturan yang berlaku menjadi perbedaan pendidikan jasmani dan olahraga selanjutnya. Diajarkan oleh guru, pendidikan jasmani tidak memiliki peraturan yang baku. Peraturan ini disusun menyesuaikan tujuan dan kondisi pembelajaran.

Di sisi lain, pelatih memberlakukan peraturan permainan yang baku dan ketat pada setiap cabang olahraga. Hal ini bertujuan agar olahraga dapat dipertandingkan dengan standar yang sama dalam berbagai situasi dan kondisi.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b "√ Pengertian Pendidikan Olahraga, Ruang Lingkup, Manfaat, dan Contohnya | DosenPenjas.Com". 2023-08-09. Diakses tanggal 2023-09-09. 
  2. ^ Times, I. D. N.; Manoban, Bella. "5 Perbedaan Pendidikan Jasmani dan Olahraga yang Mendasar". IDN Times (dalam bahasa In). Diakses tanggal 2023-09-09.