Pengerjaan panas
Pengerjaan panas adalah pengerjaan logam pada fabrikasi logam dengan memanfaatkan suhu panas. Proses kerjanya selama suhu rekristalisasi. Keunggulan pengerjaan panas adalah deformasi logam yang besar. Sedangkan kekurangannya adalah menghasilkan kerak pada permukaan logam yang diberi panas. Pengerjaan panas diterapkan pada peningkatan kekuatan tarik magnesium dan pengerasan baja karbon menengah. Produknya adalah pipa las dan pipa tanpa kampu.
Lingkup keilmuan
[sunting | sunting sumber]Pengerjaan panas termasuk jenis proses pengerjaan dalam fabrikasi logam. Proses kerjanya adalah pembentukan logam menjadi komponen-komponen mesin dengan memanfaatkan panas.[1]
Proses
[sunting | sunting sumber]Pengerjaan panas dilakukan pada pembentukan logam selama menerima suhu tinggi. Batasan suhu ini ditentukan pada suhu rekristalisasi. Pada suhu tinggi, logam mengalami perubahan sifat menjadi lebih lunak. Pemanasan menyebabkan berkurangnya segregasi dan memudahkan terjadinya difusi. Kondisi akhir yang dicapai adalah komposisi kimia yang lebih homogen.[2]
Keunggulan
[sunting | sunting sumber]Keunggulan dari pengerjaan panas adalah mampu melakukan deformasi yang besar pada benda kerja. Keunggulan ini membuat pengerjaan panas diterapkan pada pembentukan primer terhadap logam. Penerapannya antara lain pada proses ekstrusi, pengerolan panas dan penempaan.[2]
Kekurangan
[sunting | sunting sumber]Bila dibandingkan dengan pengerjaan dingin, pengerjaan panas memiliki sebuah kekurangan. Proses pemanasan menghasilkan kerak pada permukaan benda kerja. Hal ini membuat kondisi permukaan benda kerja pada pengerjaan panas lebih buruk dibandingkan dengan pengerjaan dingin.[3]
Penerapan
[sunting | sunting sumber]Kekuatan tarik dan pemuaian magnesium
[sunting | sunting sumber]Pada kondisi murni, magnesium yang telah dibentuk menjadi pengecoran memiliki kekuatan tarik sebesar 110 N/mm2. Sifat dari magnesium adalah sangat lembut, sehingga memiliki nilai modulus elastis yang sangat rendah. Perbedaan utama antara magnesium dengan jenis logam lainnya adalah tidak mudah mengalami selip. Ini karena di dalam magnesium terdapat kisi heksagonal. Pemuaian magnesium juga hanya dapat mencapai maksimal 5% dari ukuran aslinya. Kekuatan tarik dan kondisi pemuaian maksimal pada magnesium hanya dapat ditingkatkan melalui pengerjaan panas.[4]
Pengerasan baja karbon
[sunting | sunting sumber]Pengerjaan panas dapat mengeraskan baja karbon pada tingkat kekerasan menengah atau sedang. Pengerasan ini berlangsung pada separuh bagian dari baja dengan cara pengerolan. Hasilnya adalah peningkatan kekuatan baja.[5]
Produk
[sunting | sunting sumber]Produk pipa
[sunting | sunting sumber]Pengerjaan panas dapat menghasilkan produk berupa pipa las lantak. Caranya dengan pengerolan besi tempa yang telah digulung dan dipanaskan di dalam dapur.[6] Pengerjaan panas juga dapat menghasilkan produk berupa pipa las tumpuk. Bagian tepi dari besi tempa dibentuk agak tirus untuk dipanaskan di dalam dapur.[7] Produk lain yang dihasilkan melalui pengerjaan panas adalah pipa tanpa kampu. Pembuatannya melalui penusukan pipa yang berputar.[8]
Referensi
[sunting | sunting sumber]Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ Ambiyar dan Purwanto 2008, hlm. 7.
- ^ a b Ambiyar dan Purwanto 2008, hlm. 162.
- ^ Ambiyar dan Purwanto 2008, hlm. 24.
- ^ Dwisetiono (2019). Rekayasa Material Pada Pengecoran Propeler Kapal Perikanan (PDF). Surabaya: Hang Tuah University Press. hlm. 9. ISBN 978-602-5595-18-9. [pranala nonaktif permanen]
- ^ Tjahjanti, P. H., dan Fahruddin, A. (2020). Mulyadi, ed. Buku Ajar Mata Kuliah Metalurgi. Sidoarjo: UMSIDA Press. hlm. 67. ISBN 978-623-6833-90-2.
- ^ Putra, dkk. 2019, hlm. 42.
- ^ Putra, dkk. 2019, hlm. 43.
- ^ Putra, dkk. 2019, hlm. 44.
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Ambiyar dan Purwanto (2008). Fabrikasi Logam (PDF). Padang: UNP Press.
- Putra, R. dkk. (2019). Pengantar Pengolahan Bahan Logam (PDF). Lhokseumawe: Sefa Bumi Persada. ISBN 978-602-0768-95-3.