Pengguna:Aditya L645

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pengantar Tektonika Lempeng[sunting | sunting sumber]

Bumi yang kita tinggali ini terdiri dari berbagai macam perlapisan, baik yang lapisan dalam bumi maupun luar bumi. Lapisan dalam bumi dapat dibagi menjadi 4 lapis, yaitu inti dalam (inner core), inti luar (outer core), mantel, dan kerak bumi (crust). Pembagian lapisan-lapisan ini berdasarkan hasil penelitian sementara dari para ahli kebumian. Dimana penelitian memanfaatkan rambatan gelombang gempa (seismik), yang terdiri dari gelombang P dan geombang S.

           Yang mana telah diketahui bahwa sifat gelombang P yang dapat merambat di medium padat dan cair, sementara gelombang S hanya mampu merambat pada medium padat saja. Kemudian hasil cepat rambat gelombang tersebut kemudian digunakan untuk mengira-ira gambaran perlapisan bawah permukaan bumi, yang Nampak seperti gambar disamping.

Kerak bumi merupakan bagian terluar dari mantel yang bersifat padat (elastik dan mudah patah). Antara kerak bumi dan litosfer (mantel bagian atas yang paling padat) dibatasi oleh diskontinuitas Mohorovisic, yang lebih dikenal sebagai Moho, dimana kecepatan gelombang P meloncat dari sekitar 6 menjadi 8 km/s. Kerak bumi ada 2 jenis, yaitu kerak benua (continental crust) dan kerak samodera (oceanic crust). Ketebalan kerak benua rata-rata = 35 km, berkisar antara ~25 km di continental margin dan dapat mencapai 80 km di mountain range (Himalaya). Di pulau jawa sendiri diperkirakan ketebalan kerak benuanya sekitar 30-40 km.

Dewasa ini terdapat beberapa lempeng tektonik yang setidaknya diketahui, diantaranya Pacific plate, Indian-Australian plate, Eurasian plate, American plate, African plate Antarctic plate, plate Philippines. Dimana Indonesia terletak diantara Eurasia, Indian-Australia, Philippines, dan Pacific.

Jenis-jenis batas lempeng tektonik

     1. Batas divergen atau batas konstruktif, dimana material kerak bumi ter-bentuk dari material mantel, yaitu di Punggungan Tengah Samudera (Mid Oceanic Ridge, MOR)

2. Batas konvergen atau batas destruktif, dimana material kerak bumi rusak karena 2 lempeng kerak bumi saling mendekat , dimana salah satu lempeng dapat menyusup di bawah lempeng yang lain (subduction) atau kedua lempeng akan saling bertumbukan (collision).

3. Batas konservatif, dimana tidak ada material kerak yang terbentuk atau pun rusak, yaitu di sepanjang transform fault.

Perkiraan pemetaan garis lempeng dewasa ini kebanya kan menggunakan parameter dari data gempa, kenampakan alam, serta peristwa vulkanisme. Karena ketiganya merupakan hasil dari peristiwa tektonisme

ยท Apungan Benua

Wegener (1912) mengembangkan hipotesis mengenai apungan benua berdasar kecocokan yang sangat jelas baik antara pantai timur Amerika Selatan dengan pantai barat Afrika dan bukti-bukti yang lain. Menurutnya, pada zaman upper Paleozoic, di muka bumi ada satu massa benua yg sangat besar yang dia sebut sebagai Pangaea. Massa benua ini kemudian pecah menjadi fragment-fragment yg cenderung mengapung menjauhi kutub dan kearah barat pada zaman Mesozoik dan Tersier. Wegener menyatakan bahwa rotasi bumi menyebabkan fragment benua tersebut bermigrasi kearah ekuator, dan gaya tarik bulan dan matahari menye- babkan fragment tsb bergerak kebarat.

Bukti geologis adanya apungan benua

1. Kecocokan garis pantai Amerika dan Afrika

2. Kecocokan kenampakan geologi yang lain seperti pegunungan lipatan, cekungan sedimentasi, struktur & pola umur batuan dasar, stratigrafi batuan sedimen, dsb.

3. Palaeoclimatologi, salah satu cabang ilmu geologi sangat membantu mencocokan kenampakan-kenampakan geologi tsb.