Pengguna:Andreas Sihono/Malaikat dalam ajaran Kristen

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kidung Malaikat karya Bouguereau, 1825–1905.

Dalam ajaran Kristen, Malaikat adalah makhluk roh yang diciptakan oleh Tuhan yang ditugaskan Tuhan untuk beberapa tujuan khusus sesuai dengan rencana-Nya, baik untuk melayani Tuhan maupun untuk menolong orang-orang beriman (Kolose 1:16, Ibr 1:14). Dalam Alkitab malaikat digambarkan sebagai mahluk ciptaan seperti disebutkan dalam Mazmur 148:2-5.

"Pujilah Dia, hai segala malaikat-Nya, pujilah Dia, hai segala tentara-Nya! Pujilah Dia, hai matahari dan bulan, pujilah Dia, hai segala bintang terang! Pujilah Dia, hai langit yang mengatasi segala langit, hai air yang di atas langit! Baiklah semuanya memuji nama Tuhan, sebab Dia memberi perintah, maka semuanya tercipta."

Dalam Konsili Lateran IV (1215) telah dideklarasikan bahwa malaikat adalah mahluk ciptaan. Dalam Keputusan Dewan Firmiter credimus yang dikeluarkan untuk menentang Albigensis mengatakan bahwa malaikat dan manusia sama-sama mahluk ciptaan, dan malaikat diciptakan sebelum penciptaan manusia. Konsili Vatikan I mengulang deklarasi ini dalam Dei Filius (Dogmatis tentang iman Katholik).[1][2]

Etimologi Ibrani[sunting | sunting sumber]

Kata "malak" atau malaikat berasal dari bahasa Ibrani מלאך, mal'akh, yang juga berarti "utusan". Kata ini di dalam TB diterjemahkan menjadi: Malaikat, malaikat, utusan, suruhan, orang-orang suruhan, bentara, pesuruh, dan raja.

Malaikat dalam Tanakh[sunting | sunting sumber]

Patung malaikat di sebuah kuburan di Metairie, Louisiana.

Istilah "malaikat" dalam Alkitab, מלאך ('malakh"), mendapatkan artinya hanya ketika disebutkan bersama-sama dengan pengutusnya, yaitu Allah sendiri, seperti misalnya dalam "malaikat TUHAN," atau "malaikat Allah" (Zakharia 12:8). Sebutan lainnya yang juga digunakan adalah "anak-anak Allah", (Kejadian 6:4; Ayub 1:6).

Malaikat disebut sebagai "penjaga" (Daniel 4:13). Mereka disebut sebagai "tentara langit" (Kitab Ulangan 17:3) atau bala tentara "TUHAN" (Yosua 5:14). "Bala tentara," צבאות Zebaot dalam gelar Yahweh Zebaot, TUHAN dari bala tentara surgawi, mungkin dihubungkan dengan para malaikat. "Bala tentara" ini dihubungkan pula dengan bintang-bintang, karena bintang-bintang dianggap terkait erat dengan para malaikat. Namun, YHWH membedakan diri-Nya dari para malaikat, dan karena itu orang-orang Ibrani dilarang Musa menyembah "bala tentara surga".

Sebelum munculnya monoteisme di Israel, gagasan tentang malaikat ditemukan dalam Mal'akh Yahweh, malaikat TUHAN, atau Mal'akh Elohim, malaikat Allah. Mal'akh Yahweh adalah penampakan atau perwujudan Yahweh dalam bentuk manusia. Istilah Mal'akh Yahweh digunakan secara berganti-ganti dengan Yahweh (bandingkan Keluaran 3:2, dengan 3:4; 13:21 dengan 14:19). Mereka yang melihat Mal'akh Yahweh mengatakan bahwa mereka telah melihat Allah (Kejadian 32:30; Hakim-hakim 13:22). Mal'akh Yahweh (atau Elohim) menampakkan diri kepada Abraham, Hagar, Musa, Gideon, &c., dan memimpin bangsa Israel dalam tiang awan (Keluaran 3:2). Penyamaan Mal'akh Yahweh dengan Logos, atau Pribadi kedua dari Tritunggal, tidak ditunjukkan melalui acuan kepada kitab suci Ibrani, tetapi gagasan tentang pengidentifikasian Yang Ada dengan Allah, namun yang dalam pengertian tertentu berbeda daripada-Nya, menggambarkan kecenderungan pemikiran keagamaan Yahudi untuk membedakan pribadi-pribadi di dalam keesaan Allah. Orang Kristen berpendapat bahwa hal ini merupakan gambaran pendahuluan dari doktrin tentang Tritunggal, sementara orang Yahudi Kabalis mengatakan bahwa hal ini kemudian berkembang menjadi pemikiran teologis dan gambaran Kabbalah.

Setelah doktrin monoteisme dinyatakan secara resmi, dalam periode segera sebelum dan pada masa Pembuangan (Ulangan 6:4-5 dan Yesaya 43:10), kita menemukan banyak gambaran tentang malaikat dalam Kitab Yehezkiel. Nabi Yehezkiel, sebagai nabi di Pembuangan, mungkin dipengaruhi oleh hierarkhi makhluk adikodrati di dalam agama Babel, dan mungkin oleh angelologi Zoroastrianisme. (Namun tidak jelas bahwa doktrin Zoroastrianisme ini sudah berkembang demikian awal). Yehezkiel 9 memberikan gambaran yang terinci mengenai kerub (suatu jenis malaikat). Dalam salah satu penglihatannya Yehezkiel melihat 7 malaikat melaksanakan penghakiman Allah atas Yerusalem. Seperti dalam Kejadian, mereka digambarkan sebagai "manusia"; mal'akh, karena "malaikat", tidak muncul dalam Kitab Yehezkiel. Belakangan, dalam penglihatan Zakharia, malaikat memainkan peranan penting. Mereka disebut kadang-kadang sebagai "manusia", kadang-kadang sebagai mal'akh, dan Mal'akh Yahweh tampaknya menduduki tempat utama di antara mereka (Zakharia 1:11).

Dalam masa pasca-Alkitab, bala tentara surgawi menjadi semakin terorganisasi (barangkali bahkan sejak Zakharia [3:9, 4:10]; dan yang pasti dalam Daniel). Malaikat pun menjadi beragam, sebagian malah juga mempunyai nama.

Interaksi malaikat dengan manusia[sunting | sunting sumber]

Dalam Perjanjian Baru ada beberapa perikop yang berisi interaksi antara malaikat dengan manusia. Sebagai contoh, ada tiga perikop berbeda yang menunjukkan interaksi dengan malaikat sehubungan dengan kelahiran Yohanes Pembaptis dan Yesus Kristus. Dalam Lukas 1:11, malaikat menampakkan diri kepada Zakharia untuk memberitahukan kepadanya bahwa ia akan memiliki anak meski, usianya sudah tuanya.[3] dan Lukas 1:26, Malaikat Gabriel mengunjungi Maria yang menyatakan kabar sukacita tentang kelahiran Yesus Kristus.[4] Lalu dalam Lukas 2:10, malaikat menampakkan diri kepada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak[5]

Dalam Lukas 22:43, Malaikat menghibur Yesus Kristus waktu Ia berdoa di Bukit Zaitun sebelum penderitaannya.[6] Dalam Matius 28:5, seorang malaikat menggulingkan batu penutup kubur Yesus dan berbicara kepada perempuan-perempuan yang mendatangi kubur itu.[7] Dalam Surat Ibrani 13:2 mengingatkan pembaca bahwa mereka mungkin telah menjamu malaikat-malaikat tanpa mengetahuinya.[8]

Setelah masa perjanjian baru, tradisi kristen, khususnya Katolik, masih mengakui beberapa interaksi dengan malaikat. Sebagai contoh, pada tahun 1851, Paus Pius IX meresmikan Koronka Santo Mikhael berdasarkan wahyu pribadi malaikat Mikhael kepada Carmelite nun Antonia d'Astonac pada tahun 1751.[9] Dan Paus Yohanes Paulus II menekankan peran malaikat dalam ajaran Katolik pada tahun 1986 dalam pidatonya yang berjudul "Angels Participate In History Of Salvation" ("Malaikat berpartisipasi dalam Sejarah keselamatan"), di mana Ia menyarankan agar mentalitas modern harus mampu untuk melihat pentingnya peran malaikat.[10]

Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir[sunting | sunting sumber]

Patung Malaikat Moroni di Bait Suci Bern Swiss

Penganut Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (umumnya disebut sebagai "Mormon") melihat malaikat sebagai utusan-utusan Allah. Mereka dikirim kepada umat manusia untuk menyampaikan pesan, melayani kemanusiaan, mengajarkan doktrin keselamatan, memanggil umat manusia untuk bertobat, memberikan kunci-kunci imamat, menyelamatkan individu dalam masa yang sukar, dan memandu umat manusia.

Penganut Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir percaya bahwa malaikat adalah roh manusia yang sudah meninggal atau yang belum dilahirkan.[11] Mereka meyakini bahwa Adam (manusia pertama) sekarang menjadi malaikat Mikhael,[12][13] dan malaikat Gabriel pernah hidup di bumi sebagai nabi Nuh.[11]


Malaikat jatuh[sunting | sunting sumber]

Pada mulanya semua malaikat diciptakan dalam kondisi baik, kudus dan tanpa cela (Yeh. 28:15). Namun ada sebagian malaikat yang telah jatuh yaitu memilih untuk memberontak terhadap Allah. Malaikat yang jatuh ini disebut sebagai setan, dan kemungkinan di antaranya adalah Kerub (Yeh. 28:14).


Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]