Pengguna:Baloo Official/Kotak Pasir 3

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Terjemahan 1 Terjemahan 2
Pembunuhan Talaat Pasha mendominasi berita utama di banyak surat kabar Jerman pada hari kejadian tersebut. Sebagian besar liputan menunjukkan simpati terhadap Talaat. Keesokan harinya, mayoritas surat kabar Jerman memberitakan pembunuhan tersebut, dengan banyak di antaranya memuat berita tentang kematian Talaat. Sebagai contoh, Vossische Zeitung mengakui peran Talaat dalam upaya "pemusnahan semua anggota suku Armenia yang dapat dijangkau", namun mencoba memberikan pembenaran terhadap genosida tersebut. Surat kabar lain menyebutkan bahwa Talaat bukanlah target yang tepat untuk balas dendam Armenia. Deutsche Allgemeine Zeitung memulai kampanye anti-Armenia, mengklaim bahwa tindakan penikaman dan pembunuhan seperti yang dilakukan Talaat merupakan "cara khas orang Armenia". Surat kabar Freiheit yang beraliran Komunis merupakan salah satu media yang awalnya bersimpati pada pelaku pembunuhan.

Liputan mengenai persidangan Tehlirian menyebar luas selama sebulan pasca-kejadian, dan eksploitasi Tehlirian terus menjadi topik dalam debat politik hingga kedatangan Nazi ke tampuk kekuasaan pada tahun 1933. Pasca-persidangan, surat kabar Jerman dari berbagai spektrum politik mulai mengakui realitas genosida Armenia. Sebagian besar surat kabar mengutip kesaksian Lepsius dan Tehlirian secara mendetail. Reaksi di Jerman terhadap pembebasan Tehlirian beragam, tetapi umumnya menguntungkan bagi mereka yang bersimpati terhadap Armenia atau hak asasi manusia secara universal. Jurnalis Emil Ludwig, menulis di majalah pasifis Die Weltbühne, mengemukakan, "Hanya ketika komunitas internasional telah terorganisir sebagai pelindung tatanan global, tidak akan ada pembunuh Armenia yang dihukum, karena tidak ada Pasha Turki yang memiliki hak untuk mengirim sebuah bangsa ke padang pasir." Beberapa bulan setelah persidangan, Wegner menerbitkan transkrip lengkapnya dengan kata pengantar yang memuji "kesiapan heroik Tehlirian untuk mengorbankan dirinya demi bangsanya", serta membandingkannya dengan kurangnya keberanian yang dibutuhkan untuk memerintahkan genosida dari meja kerja.

Di kalangan nasionalis, yang cenderung anti-Armenia, banyak surat kabar yang berubah dari menyangkal genosida menjadi membenarkannya, mengikuti Deutsche Allgemeine Zeitung milik Humann yang mempublikasikan sejumlah artikel anti-Armenia. Surat kabar tersebut menyebut keputusan persidangan sebagai "skandal peradilan". Argumen yang membenarkan pemusnahan massal, yang umum diterima oleh media nasionalis, didasarkan pada karakteristik rasial orang Armenia dan sering kali dikaitkan dengan teori-teori antisemitisme rasial. Pada tahun 1926, ideolog Nazi Alfred Rosenberg mengklaim bahwa hanya "media Yahudi" yang menyambut baik pembebasan Tehlirian. Ia juga menyatakan bahwa "orang Armenia memimpin spionase terhadap Turki, serupa dengan orang Yahudi terhadap Jerman", dengan demikian membenarkan tindakan Talaat terhadap mereka.

Pembunuhan Talaat Pasha mendominasi berita utama di banyak surat kabar Jerman pada hari itu terjadi. Mayoritas liputan menunjukkan simpati terhadap Talaat. Keesokan harinya, sebagian besar surat kabar Jerman memberitakan pembunuhan tersebut, dengan banyak di antaranya memberikan detail tentang kematian Talaat. Misalnya, Vossische Zeitung mengakui peran Talaat dalam usaha 'pemusnahan semua anggota suku Armenia yang dapat dijangkau', tetapi mencoba memberikan pembenaran untuk genosida tersebut. Surat kabar lain menyatakan bahwa Talaat bukan target yang tepat untuk balas dendam Armenia. Deutsche Allgemeine Zeitung mengkampanyekan anti-Armenia, dengan klaim bahwa tindakan seperti yang dilakukan Talaat adalah 'cara khas orang Armenia'. Surat kabar Komunis, Freiheit, adalah salah satu media yang awalnya bersimpati pada pelaku pembunuhan.

Liputan tentang persidangan Tehlirian menyebar luas selama sebulan setelah kejadian, dan eksploitasi Tehlirian terus menjadi topik debat politik hingga kedatangan Nazi ke tampuk kekuasaan pada tahun 1933. Pasca-persidangan, surat kabar Jerman dari berbagai aliran politik mulai mengakui realitas genosida Armenia. Sebagian besar surat kabar mengutip kesaksian Lepsius dan Tehlirian secara rinci. Reaksi di Jerman terhadap pembebasan Tehlirian beragam, namun umumnya menguntungkan bagi mereka yang bersimpati dengan Armenia atau hak asasi manusia secara umum. Jurnalis Emil Ludwig, menulis di majalah pasifis Die Weltbühne, menyatakan, 'Hanya ketika komunitas internasional terorganisir sebagai pelindung tatanan global, tidak akan ada pembunuh Armenia yang dihukum, karena tidak ada Pasha Turki yang berhak mengirim sebuah bangsa ke padang pasir.' Beberapa bulan setelah persidangan, Wegner menerbitkan transkrip lengkap persidangan dengan kata pengantar yang memuji 'kesiapan heroik Tehlirian mengorbankan diri untuk bangsanya', serta membandingkannya dengan kurangnya keberanian yang dibutuhkan untuk memerintahkan genosida dari meja kerja.

Di kalangan nasionalis, yang cenderung anti-Armenia, banyak surat kabar yang berubah dari menyangkal menjadi membenarkan genosida, mengikuti Deutsche Allgemeine Zeitung milik Humann yang mempublikasikan artikel anti-Armenia. Surat kabar tersebut menyebut keputusan persidangan sebagai 'skandal peradilan'. Argumen pembenaran pemusnahan massal, yang umum diterima di media nasionalis, sering kali berdasarkan pada karakteristik rasial orang Armenia dan dikaitkan dengan teori antisemitisme rasial. Pada tahun 1926, ideolog Nazi Alfred Rosenberg mengklaim bahwa hanya 'media Yahudi' yang menyambut baik pembebasan Tehlirian. Ia juga menyatakan bahwa 'orang Armenia memimpin spionase terhadap Turki, sama seperti orang Yahudi terhadap Jerman', sehingga membenarkan tindakan Talaat terhadap mereka.