Pengguna:Dr Iwan Zahar/Aliran fotografi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Aliran Fotografi atau Gaya dalam Fotografi berkembang beragam. Meskipun tidak sebanyak lukisan, tetapi aliran atau gaya ini terus meluas sampai saat ini. Penamaan gaya atau aliran dalam duania fotografi agak berbeda satu sama lain, tetapi untuk mempemudah pengertian penulisan ini akan disesuaikan dengan aliran dalam lukisan.

Aliran Piktorial(pictorial)[1] aliran ini diperkenalkan oleh Alfred Stiegltiz mementingkan ekspresi emosi dan fotonya kebanyakan di tusir berat jadi mirip lukisan dan sengaja diburamkan. Edward Weston keluar dari aliran ini dan bergabung dengan Ansel Adams membuat kelompok puritan yang memotret setajam-tajamnya dengan diafragma f/64. Edward Weston berujar kalau Piktorial itu pseudo painting atau lukisan palsu [2]

Aliran Naturalisme aliran ini termasuk aliran yang paling tua dan secara tidak sadar sudah dilakukan oleh para fotografer. Aliran ini sebenarnya berusaha meniru sejelas-jelasnya dan seakurat mungkin subyek yang difoto. Aliran ini termasuk banyak dibuat fotografer Indonesia yang terjun di dunia komersial, pengantin, foto produk, foto arsitektur, foto landscape dan foto potret. Pemotretan dengan gaya ini termasuk gaya abadi karena sepanjang masa orang suka dengan gaya ini yang mudah dimengerti dan dirasakan keindahannya. Sebagai contoh kita memotret pemandangan yang indah di Gunung Bromo atau pantai Sanur, Bali bahkan Raja Ampat, tentu saja pada waktu dan komposisi yang tepat maka gambar ini akan indah seperti lukisan-lukisan Naturalisme Basuki Abdullah. Aliran Naturalisme ini biasa dibuat dengan gambar setajam-tajamnya, tidak distorsi dan boleh dimanipulasi digital. Misal kita memotret wanita cantik atau pria ganteng maka bisa dibuat lebih cantik atau ganteng lagi. Bahkan boleh memindahkan awan-awan dari satu foto ke foto lain untuk memperindah pemandangan. Fotografer Amerika Ansel Adams, Edward Weston, Imogen Cunningham, Brett Weston. yang bergabung dengan nama kelompok f/4 ini termasuk aliran ini karena gambar dibuat setajam mungkin, tetapi mereka tidak pernah memindahkan awan-awan pada foto pemandangan mereka. Sedangkan fotografer Indonesia adalah Kassian Chepas dan hampir semua fotografer komersial di Indonesia. Pemotretan setajam-tajamnya dengan diafagma sekecil-kecilnya dan langsung sering disebut penulis sejarah foto sebagai foto straight. Foto yang langsung dan merupakan pemberontakan dari foto yang dibuat buram atau meniru-niru lukisan atau pseodo painting (Edward Weston).

Aliran Realisme Aliran realisme ini hampir sama dengan aliran naturalisme yang merekam langsung subyek didepannya dan biasanya juga tidak boleh distorsi dan merekam seakurat mungkin. Seperti juga lazimnya foto potret aliran naturalisme yang dibuat tidak dengan diafragma setajam-tahamnya melainkan agak kabur di latar belakang. Walaupun begitu aliran realis tidak membuat orang lebih cantik atau ganteng tetapi merekam sejujurnya. Manipulasi digital seperti menghilangkan bagian-bagian yang ada dalam foto tidak dibenarkan. Maka foto aliran realisme ini lebih dekat dengan foto jurnalistik. Pada aliran ini juga kebnayakan pembuatan foto candid dan jarang diatur kecuali pada foto esei. Itupun pengaturan foto esei tetapi tidak mengubah fakta. Kecurangan pada lomba foto World PRess foto yang meingkat pada era digital. Pemotretan foto esei yang mengarang cerita seperti pada Lomba foto World Press Photo yang mencoret kemenangan Giovanni Troilo dari kategori isu kontemporer mengenai degenerasi urban di Charleroi, Belgium yang sebenarnya Giovanni mengambil foto di Molenbeek, Brussels. Judul La Ville Noire, The Dark Heart of Europe. Walaupun begitu foto Giovani tetap dipasang pada lomba foto yang lain. Fotografer Magnum Steve McCurry juga terlibat skandal http://www.dw.com/en/ethical-lapse-photoshop-scandal-catches-up-with-iconic-photojournalist-steve-mccurry/a-19296237. Foto Jurnalistik pada umumnya memang realisme dan merupakan bagian dari Straight photo. Jadi straight photo itu ada di naturalisme dan realisme. Perkembangan dokumenter foto dan jurnalistik itu pada awalnya berhubungan dengan penjajahan yang mengambil foto-foto di daerah jajahan. Pada awalnya fotografi dokumenter ini sekaligus mendokumentasikan orang-orang yang dijajah dan juga keperluan topografi.

Aliran impressionisme. Aliran foto impresionisme mulai dibuat oleh Ernst Haas yang merupakan anggota Magnum dan banyak memotret dengan teknik ruang ketajaman rendah, gabungan ganda dua foto, dan teknik panning. Tentunya dengan teknik ini foto tidak setajam aliran naturalisme dan sekilas mirip aliran piktorial. Walaupun sebenarnya kebanyakan fotografer era Ernst Haas dipengaruhi oleh pelukis-pelukis Impresionisme seperti Edgar Degas, Cloude Monet, Piere Auguste Renoir. Terutama Edgar Degas yang banyak melukis penari balet dan kehidupan di jalan-jalan Prancis dan juga Edgar Degas juga banyak memotret sekaligus melukis. Sehingga sekilas gerakan penari Balet tersebut seperti gerakan yang sudah difoto sebelumnya. Gaya impresionisme ini mengkaburkan realitas dan kesannya buram karena dilukis dengan cara ditotol atau goresan kuasnya sengaja terlihat dan putus-putus. Maka teknik fotografi menggunakan ruang ketajaman sempit dan yang paling terlihat pada teknik panning. Foto Ernst Haas malah hampir semua buram pada saat panning dan subjek utama tidak tajam. Subyek yang diambil seriupa dengan aliran naturalisme, yaitu pemandangan indah, bunga, bangunan, potret.[1]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Zahar, I. (2015). Photo Exemplar Classification: The Integration of Photographic Technique. In O. H. Hassan, S. Z. Abidin, R. Legino, R. Anwar, & M. F. Kamaruzaman (Eds.), International Colloqium of Art and Design Education Research (i-CADER 2014) (1 ed., pp. 161-172). Singapore: Springer-Verlag. doi:10.1007/978-981-287-332-3_18h

Pranala luar[sunting | sunting sumber]