Lompat ke isi

Pengguna:Guan Chris Hansen

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

ASAL-USUL KUE NAGASARI / NOGOSARI:

Tahun 1528 Masehi, Mahawiku Astapaka menempuh perjalanan ke Gelgelang untuk merayakan Trisuci Waisak di Candi Borobudur.

Dari Keling ke Sedayu lalu berlayar melewati Bengawan Semanggi ke Pelabuhan Nusupan. Adipati Hadiwijaya alias Jaka Tingkir menyambutnya, kemudian memohon agar Mahawiku Astapaka berkenan tinggal sejenak di ibu kota Kadipaten Pajang sebelum melanjutkan perjalanan ke Gelgelang.

Adipati Hadiwijaya bersama Ratu Mas Cempaka, permaisurinya, kemudian mempersembahkan hidangan tanpa daging dan ikan. Di antara persembahan itu terdapat panganan dari tepung beras yang di dalamnya ada irisan pisangnya dan dibungkus daun pisang.

Sang Mahawiku sangat terkesan dengan ketulusan persembahan tuan rumah, beliau kemudian menyelenggarakan upacara Homa Yadnya & menanamkan pohon Dewandaru / Nagasari untuk kesejahteraan bumi ibu kota Kadipaten Pajang agar segala penyakit dan apes menyingkir dan sirna.

Untuk mengenang hal itu, Adipati Hadiwijaya memberi nama panganan persembahan yg telah mengesankan hati Mahawiku Astapaka dengan nama KUE NAGASARI, karena warnanya mirip warna bunga pohon Dewandaru / Nagasari, yaitu putih berpadu kuning di tengah; Lalu kemudian menjadikannya sebagai lambang ketulusan hati dan lambang penghalau segala penyakit dan apes atas perkenan Tuhan. Dan semenjak itulah panganan tersebut disebut KUE NAGASARI.