Lompat ke isi

Pengguna:Hysocc/Buku/Tata nama senyawa kimia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tata nama senyawa kimia
'Chemical nomenclature'
Ini adalah buku pengguna yang merupakan koleksi artikel yang dapat dengan mudah dirender secara elektronik, dan dipesan sebagai buku cetak. Jika Anda pembuat buku ini, dan memerlukan bantuan, silakan lihat Bantuan:Buku.

Sunting buku ini: Pembuat buku · Teks wiki
Pilih format untuk diunduh:
Pesan buku tercetak dari penerbit berikut: PediaPress
Tentang ] [ Lanjutan ] [ FAQ ] [ Umpan balik ] [ Bantuan ] [ ProyekWiki ] [ Perubahan terbaru ]

Senyawa ionik

[sunting | sunting sumber]

Pola umumnya adalah "ion positif + ion negatif". Pada senyawa ionik biner, yaitu yang terdiri dari dua unsur saja (ion positif dan ion negatif), namanya adalah "unsur ion positif + unsur ion negatif + ida". Contoh Na (natrium) dan Cl (klor) menjadi NaCl (natrium klorida). Na dan Br (brom) menjadi NaBr (natrium bromida). Mg dan S menjadi MgS (magnesium sulfida).

ion negatif Nama akhiran
Karbon Karbida
Nitrogen Nitrida
Oksigen Oksida
Fosfor Fosfida
Sulfur Sulfida
Fluor Fluorida
Klor Klorida
Brom Bromida
Iodium Iodida

Senyawa ionik yang menggunakan hidrogen sebagai ion positifnya diberi nama awalan asam. Sedangkan jika senyawa tersebut menggunakan hidrogen sebagai ion negatifnya, maka diberi akhiran hidrida.

Senyawa ionik dengan logam transisi

[sunting | sunting sumber]

Untuk ionik yang menggunakan logam transisi (misal Fe, Ni, Cu, Co) di depannya, penamaan harus diikuti dengan tingkat oksidasinya yang ditulis dengan angka romawi dalam tanda kurung. Contoh besi(III) oksida adalah bentuk dari Fe2O3, sedangkan besi(II) oksida adalah FeO. Perbedaan keduanya ada pada tingkat oksidasi yang dialami besi dan disesuaikan dengan tingkat oksidasi dari oksigen, yaitu -2.

Pada besi(III) oksida, Fe mengalami tingkat oksidasi sebesar +3 (memberikan 3 elektron), sehingga ketika bertemu O2- (membutuhkan 2 elektron) akan menjadi Fe2O3. Hal ini harus demikian sehingga kedua atom Fe akan memberikan enam elektron dan ketiga atom O pun akan menerima enam elektron, menjadikannya senyawa netral.

Sedangkan pada besi(II) oksida, Fe mengalami tingkat oksidasi sebesar +2 dan O mengalami tingkat oksidasi -2, sehingga cukup satu Fe dan satu O menjadi FeO.

Ion poliatomik

[sunting | sunting sumber]

Ion poliatomik adalah ion yang terdiri dari dua unsur atau lebih. Pada senyawa yang mengandung ion poliatomik, akhiran yang digunakan disesuaikan dengan jenis ionnya:

Amonia
Nitrit
Besi (II) nitrat
Sulfat
Hidroksida
Asam sianida
Fosfat
Karbonat
Klorat

Contoh senyawa dengan ion poliatomik yaitu besi(III) sulfat yang memiliki rumus kimia Fe2(SO4)3, dan NH4Cl yang memiliki nama senyawa amonium klorida.

Senyawa kovalen

[sunting | sunting sumber]

Senyawa kovalen adalah senyawa yang berikatan tidak dengan secara ionik, melainkan dengan ikatan kovalen. Ikatan kovalen terjadi karena penggunaan elektron bersama di antara unsur-unsur yang terlibat. Senyawa ion akan membentuk ion ketika dilarutkan air, namun senyawa kovalen tidak.

Senyawa kovalen non-organik

[sunting | sunting sumber]

Pada senyawa kovalen non-organik, unsur-unsur yang terlibat yaitu H, C, N, O, P, S, dan halogen (F, Cl, Br, I). Sistem penamaannya melibatkan awalan yang menunjukkan jumlah atom unsur tersebut. Misal CO2 diberi nama karbon dioksida, karena jumlah atom oksigen berjumlah dua, maka oksida diberi awalan di-. Awalan mono tidak diterapkan pada nama pertama. Contoh CO ditulis karbon monoksida, bukan monokarbon monoksida.

Jumlah atom Awalan Contoh
Satu mono karbon monoksida (CO)
Dua di dihidrogen sulfida (H2S)
Tiga tri nitrogen triklorida (NCl3)
Empat tetra karbon tetraklorida (CCl4)
Lima penta difosfor pentasulfida (P2S5)
Enam heksa tetrafosfor heksaoksida (P4O6)
Tujuh hepta iodium heptafluorida (IF7)
Delapan okta tribromin oktoksida (Br3O8)

Pengayaan: Tinta

[sunting | sunting sumber]

Tinta adalah zat tang digunakan untuk mewarnai suatu permukaan (kertas, kain, dinding, dsb) untuk menghasilkan gambar, teks, atau desain tertentu. Tinta diaplikasikan dengan berbagai cara, mulai dari pena hingga mesin pencetak.

Tinta merupakan zat yang dapat terdiri dari berbagai campuran bahan. Pigmen merupakan zat pewarna dari tinta. Pelarut dibutuhkan untuk mengencerkan pigmen sehingga tinta mudah keluar menuju medium dan warna yang dihasilkan tidak terlalu tebal. Bahan lainnya yaitu pelumas untuk lebih memudahkan pergerakan tinta melalui selang; penstabil untuk mencegah terbentuknya suspensi yang dapat menyumbat saluran; hingga fluoresens dan fosforesens untuk menciptakan lapisan tinta yang dapat menyala dalam gelap.

Sejarah tinta

[sunting | sunting sumber]
Lukisan tangan di gua Pettakere
Warna kuning khas pakaian biarawan Buddha didapatkan dari saffron dan kunyit

Berbagai peradaban dan kebudayaan di masa lalu telah menggunakan zat pewarna untuk menulis dan menggambar pada berbagai medium. Penggunaan pigmen pertama ada pada lukisan pada dinding gua yang dibuat oleh manusia purba. Lukisan dinding tertua ditemukan di gua Pettakere di Taman Nasional Bantimurung-Bulusaurung, Sulawesi Selatan, berusia 34 ribu tahun berupa lukisan stensil tangan dengan tinta berwarna merah. Tinta tersebut didapatkan dengan melarutkan batu hematit (Fe2O3) ke dalam air.

Penggunaan pigmen berbasis tumbuhan, hewan, dan mineral telah dilakukan oleh Cina dan tercatat cukup detil sejak 2300 tahun yang lalu. Penganut agama Buddha diketahui telah menggunakan saffron sebagai pewarna kain yang mereka pakai sehari-hari. Namun dengan tingginya harga saffron, berbagai biara mulai menggunakan kunyit sebagai alternatif. Sedangkan resin dari pohon pinus telah digunakan untuk mewarnai sutra. Cina juga telah membuat cetakan tinta dari kolagen hewan, dengan merebus tulang dan kulit hewan dalam waktu lama hingga terbentuk pasta yang lengket dan dapat dicetak seperti lilin.

Mesin pencetak pertama ditemukan di Eropa oleh Johannes Gutenberg pada abad ke 15. Ia menggunakan pigmen yang tidak dapat dihapus, dan terbuat dari jelaga lampu minyak yang dilarutkan dalam lemak nabati. Tinta Gutenberg dibuat karena tinta yang sudah ada berbasis air sehingga menciptakan blur.

Di abad ke 21, konsumsi tinta telah begitu luas dan nilai omzetnya secara global mencapai 20 miliar USD.

Jenis-jenis pigmen

[sunting | sunting sumber]
Pigmen ungu kobalt
Pigmen hijau krom
Pigmen kuning krom
Pigmen putih titanium

Warna yang dihasilkan dari pigmen tinta didapatkan dengan menyerap spektrum warna lain dari cahaya dan hanya memantulkan warna tertentu yang kemudian dilihat oleh mata. Contoh pigmen biru, menyerap spektrum warna merah dan hijau dari cahaya namun memantulkan spektrum biru. Berikut adalah pigmen yang masih digunakan manusia beserta rumus kimianya:

  • Hijau
    • Campuran kadmium(II) sulfida dan krom(III) oksida
    • CoZnO2
    • Cu2CO3(OH)2
    • Cu(C2H3O2)2·3Cu(AsO2)2
    • CuHAsO3
    • Campuran Cu(CH3CO2)2 dan Cu2CO3(OH)2
  • Kuning
    • As2S3
    • Kadmium(II) sulfida
    • Timbal(II) kromat
    • Kalium kobaltinitrat (K3Co(NO2)6)
    • Fe2O3.H2O
    • PbSnO4
    • SnS2
  • Jingga
    • Campuran timbal(II) kromat dan timbal(II) oksida (PbCrO4 + PbO)
    • Kadmium sulfoselenida
  • Merah
    • As4S4
    • Kadmium(III) selenida
    • Fe2O3
    • Pb3O4
    • Raksa(II) sulfida
  • Hitam
    • Karbon (C)
    • Fe3O4
    • MnO2
    • Ti2O3
  • Putih
    • Sb2O3
    • BaSO4
    • (PbCO3)2·Pb(OH)2
    • TiO2
    • ZnO

Masalah lingkungan dan kesehatan

[sunting | sunting sumber]

Pigmen yang digunakan seringkali berbasis logam berat sehingga membahayakan jika tertelan. Bahan pelarut yang digunakan pun cenderung tidak lestari; saat ini sebagian besar pelarut pigmen tinta masih berbasis minyak bumi. Dengan konsumsi tinta dunia yang mencapai ratusan juta liter setahun, kondisi ini semakin mendapatkan perhatian publik.

Gerakan menuju industri percetakan yang lestari telah muncul, tidak hanya dari kertasnya, tapi juga tintanya. Selain mengalakkan kertas yang bersertifikat, percetakan besar pun mulai menggunakan tinta berbasis minyak kedelai menggantikan minyak bumi. Pigmen pun mulai dipilih menggunakan bahan organik, seperti mengganti pigmen merah berbasis besi dengan pewarna karmin.

Contoh soal

[sunting | sunting sumber]

1. Apa nama senyawa dari HNO3?

Jawab
Senyawa yang diawali dengan hidrogen maka memiliki nama yang berawalan "asam". Sedangkan NO3 merupakan ion poliatomik bernama nitrat. Sehingga HNO3 memiliki nama asam nitrat.

2. Apa nama senyawa dari FeNO3?

Jawab
Fe merupakan logam transisi, sehingga namanya harus memiliki indikasi berapa elektron yang dilepaskannya. Untuk itu, jawab dengan cara di bawah ini:
Total +1 -1
Individu +1 -1
Unsur Fe NO3
Nama Besi (I) nitrat

Terlihat bahwa satu atom besi melepaskan 1 elektron, sehingga namanya adalah besi (I) nitrat.

3. Apa nama senyawa dari Cu2SO4?

Jawab
Cu merupakan logam transisi.
Total +2 -2
Individu +1 -2
Unsur Cu2 SO4
Nama Tembaga (I) sulfat

Terlihat bahwa dua atom tembaga melepaskan 2 elektron, maka satu atom tembaga melepaskan 1 elektron, sehingga namanya adalah tembaga (I) sulfat

4. Apa nama senyawa dari V2(CO3)5?

Jawab
Total +10 -10
Individu +5 -2
Unsur V2 (CO3)5
Nama Vanadium (V) karbonat