Pengguna:Muharram aprilianto/Buku/like buku

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Judul
Subjudul
Silakan pilih gambar sampul untuk buku ini. Lihat "Templat:Buku tersimpan" untuk instruksi lengkap."
Ini adalah buku pengguna yang merupakan koleksi artikel yang dapat dengan mudah dirender secara elektronik, dan dipesan sebagai buku cetak. Jika Anda pembuat buku ini, dan memerlukan bantuan, silakan lihat Bantuan:Buku.

Sunting buku ini: Pembuat buku · Teks wiki
Pilih format untuk diunduh:
Pesan buku tercetak dari penerbit berikut: PediaPress
Tentang ] [ Lanjutan ] [ FAQ ] [ Umpan balik ] [ Bantuan ] [ ProyekWiki ] [ Perubahan terbaru ]


putri bulan[sunting | sunting sumber]

indonesia[sunting | sunting sumber]

Pengguna:Muharram aprilianto
menceritakan tentang putri bulan

Suatu hari, salah satu teman Hou I menceritakan tentang “Pil Abadi” Hou I langsung mengirim utusannya untuk mendapatkan pil tersebut untuknya dari Ratu Barat.

Sang Ratu tinggal sendirian di atas sebuah gunung yang tinggi. Dia sangat jelek, giginya panjang dan tajam seperti harimau, dia juga memiliki sembilan buah ekor. Dia menghabiskan waktu membuat obat dari rumput, daun dan bunga. Pada awalnya, dia tidak ingin memberikan pil itu pada hamba Hou I. Ketika ia mengatakan siapa tuannya itu, ia menjadi takut. Dia cepat menyerahkan pil tersebut kepadanya.

“Katakan pada majikanmu bahwa pil ini sangat kuat?” Katanya. “Dia tidak boleh memakannya pada saat bulan purnama. Jika dia melakukannya, dia akan terbang langsung ke bulan.”

Hou I sangat senang mendapatkan pil tersebut. Istrinya menyimpannya di sebuah lemari di kamarnya. Suatu malam, saat dia menatap bulan purnama, ia tiba-tiba memutuskan untuk memakan pil tersebut. Tubuhnya terasa menjadi ringan dan injakannya meninggalkan tanah. Dia mulai mengambang di langit menuju bulan.

Ketika suaminya melihat kejadian tersebut, ia mencoba untuk menjatuhkannya dengan busur dan anak panah. Tapi dia sudah terlalu tinggi. Dalam waktu singkat, dia mendarat di bulan. Dia merasa sangat dingin dan kesepian. Dia pun memikirkan suaminya setiap hari dan ingin kembali padanya. Tapi tidak ada jalan bagi dia untuk melakukannya. Akhirnya, ia membangun sebuah rumah kecil di mana dia tinggal sendirian.