Lompat ke isi

Pengguna:Murne Rifai

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Desa Ende merupakan salah satu desa wisata tradisional yang terletak di sebuah dusun di desa rambitan, kecamatan Pujut, kabupaten Lombok tengah. Lokasi desa Ende tidak jauh dari bandara internasional lombok praya. Desa ini dihuni oleh 30 kepala keluarga dengan total 135 penduduk yang merupakan suku sasak.[1] Sebagian besar warga di sana bermata pencaharian sebagai petani, peternak dan penenun. Salah satu seni budaya yang ditampilkan di desa Ende adalah pertunjukan alat musik genggong dan perisaian. Kehidupan di desa ende masih sangat tradisional contohnya sejak kecil anak-anak yang tinggal di desa ende sudah di ajarkan perisaian yang merupakan salah satu budaya dari suku sasak.


Adapun keunikan dari susuk sasak di Desa Ende ini adalah rumah adat yang bernama bale tani. Bale berarti rumah tani berarti petani dalam bahasa suku sasak. Atap rumah adat tersebut dibuat lebih rendah dari tinggi pintu agar tamu yang hendak masuk ke rumah menundukkan kepalanya. Hal ini merupakan simbol untuk menghormati tuan rumahnya. Lalu hal unik lain yang terdapat di rumah adat ini adalah tidak mempunyai jendela. Tujuannya adalah untuk menjaga privasi tuan rumah agar mereka tidak di intip oleh orang iseng. Lantai rumah adat ini dilapisi dengan kotoran sapi tujuannya adalah untuk memperkuat lantai dan menangkal debu serta kegiatan ini juga dianggap suci oleh suku sasak. Dan juga terdapat keunikan lainnya yaitu anggota keluarga lelaki tidur di teras rumah sedangkan para perempuan tidur di dalam ruangan.


Rumah yang dibangun dengan bahan tanah liat dicampur kotoran kerbau menjadi pemandangan di sebuah dusun di Desa Rambitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Dusun Ende namanya, sebuah dusun yang merupakan tempat tinggal Suku Sasak, suku asli masyarakat Pulau Lombok. Ende merupakan dusun yang masih bersifat tradisional. Penduduk dusun ini menjalani aktivitas sehari-hari dengan memegang teguh tradisi yang masih mengakar dari para leluhurnya.


Memulai perjalanan dari Kota Mataram, menempuh jarak 40 km atau 60 menit waktu tempuh, Anda akan disambut hangat oleh masyarakat Dusun Ende. Tidak sulit menemukan dusun yang letaknya di sebelah kanan jalan ini. Jika Anda kebetulan sedang menuju Pantai Kuta dari Mataram, ada sebuah papan informasi yang bertuliskan “Welcome to Sasak Village”. Papan ini menjadi panduan sekaligus undangan bagi Anda untuk sejenak singgah melihat dusun yang masih tradisional ini.


Memiliki luas sekitar 1 hektare, mengitari Dusun Ende tidak memakan waktu yang lama. Melihat rumah yang beratapkan alang-alang yang menjadi ciri Suku Sasak tentu menjadi pemandangan yang menarik. Atap rumah yang dibuat miring memang disengaja agar para tamu yang mengunjungi rumah harus menundukkan kepala sebagai penghormatan kepada sang pemilik rumah.


Ada tradisi unik yang dimiliki Suku Sasak, yaitu kawin lari. Dalam tradisi ini, pihak pria membawa lari wanita yang disukainya. Ini dilakukan tanpa diketahui oleh orangtua si wanita. Pelarian yang dilakukan biasanya berlangsung selama 3 hari. Setelah itu, orangtua wanita akan menebus untuk membicarakan kelanjutan hubungan ke jenjang yang lebih serius.


Pernikahan di Dusun Ende biasanya dilakukan di seputar lingkungan dusun. Perkawinan antarsepupu atau saudara masih sering terjadi. Jika ada seseorang yang ingin menikah dengan pihak luar dusun, orang tersebut diharuskan membayar denda yang nilainya cukup besar untuk kalangan masyarakat dusun[2].


Agama Islam yang menjadi agama mayoritas Dusun Ende juga tak membuat tradisi yang telah berumur ratusan tahun ini menjadi longgar. Percampuran tradisi dan agama Islam yang membaur menjadikan Dusun Ende salah satu dusun yang wajib Anda kunjungi ketika berada di Pulau Lombok. Temukan Artikel tentang Wisata Lombok lainnya di Lombokterkini.id

  1. ^ "BINUS Tourism – When Business and Travel Passion Collide". Diakses tanggal 2021-05-31. 
  2. ^ "Homepage". Indonesia Kaya. Diakses tanggal 2021-05-31.