Pengguna:Nonoh Nurhasanah
41. telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
42. Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)."
Berdasarkan atas berita dari Surat kabar ANTARA Tasikmalaya bahwa Produktifitas pohon Kelapa Dalam yang ditanam di Pangandaran, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, menghasilkan nira sebagai bahan baku untuk gula kelapa mempunyai kualitas cukup tinggi di bandingkan dengan produktifitas pohon kelapa Hibrida.
Berdasarkan informasi dari (harapanrakyat.com), bahwa saat ini Kelapa Tua asal Ciamis ternyata masih menjadi komoditas yang dinantikan pasar lokal seperti di Jabotabek, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Saat ini, harga kelapa tua di Ciamis dengan grade A, diterima di pasaran seharga Rp. 3000,-. Bahkan kelapa Ciamis untuk pasar Jawa Timur, seperti Malang dan Tulung Agung bisa mengalahkan kelapa dari Banyumas.
Menurut sumber data penelitian Yayasan Mitra Insan Sejahtera menjelaskan pohon kelapa Dalam yang dijadikan gula kelapa hasilnya lebih banyak dibandingkan pohon kelapa hibrida, dengan rata-rata produksi kelapa hibrida sebanyak 0,9 ton per hektar (Ha) setiap tahun, sedangkan produksi kelapa Dalam mencapai 1,33 ton per Ha setiap tahunnya.
2.3 Kawasan Produksi Gula Merah Di Pangandaran Beserta Harga Pasarnya
PANGANDARAN,(PRLM).- Pengembangan usaha gula kelapa di wilayah Daerah Otonom Baru (DOB) Kabupaten Pangandaran masih terbuka luas. Salah satu wilayah yang terus menggali potensi gula kelapa atau gula merah di antaranya Kecamtan Padaherang, Kalipucang, Cimerak dan termasuk kecamatan Sidamulih.
Berkembangnya industri rumah tangga pembuat gula kelapa tersebut, telah memberikan nilai positif bagi warga yang tinggal di wilayah tersebut. Tidak hanya sekadar mampu menyerap banyak tenaga kerja, akan tetapi juga meningkatkan kesejahteran perajin kelapa atau gula merah.
Hanya saja potensi besar gula kelapa masih belum digali secara maksimal. Setidaknya saat ini baru sekitar dua puluh persen dari seluruh pohon kelapa yang diambil niranya untuk gula kepala.
Ini pula terjadi tentunya dengan beragam alasan yang masyarakat miliki. Diantara alasan mereka tak mengambil nira adalah dikarenkan ketidak mampuan mereka untuk memanjat pohon kelapa. Maka mereka memilih untuk tidak mengambil niranya.
Pada 07/03/2014, Para pengrajin gula merah (gula kelapa) di wilayah Kabupaten Pangadaran, Jawa Barat menjerit. Pasalnya, harga gula merah saat itu sedang merosot. Awalnya, harga gula merah berkisar antara Rp. 8000 sampai Rp.9000 perkilogram. Sedangkan saat itu harganya hanya Rp. 5000 perkilogram.
2.4 Taksiran Tingkat Kesejahteraan Ekonomi Yang Bisa Diraih Kabupaten Pangandaran Dengan Adanya Pengolahan Gula Merah Menjadi Wajit Kelapa
Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar pada dasarnya mementingkan keuntungan pelaku ekonomi dari pasar tersebut. Sehingga sangat sulit menemukan ekonomi yang menyejahterakan jika dilihat dari mekanisme pasar yang ada.
Ekonomi kesejahteraan syariah bertujuan mencapai kesejahteraan manusia secara menyeluruh, yaitu kesejahteraan material, kesejahteraan spiritual dan moral. Konsep ekonomi kesejahteraan syariah bukan saja berdasarkan manifestasi nilai ekonomi, tetapi juga nilai moral dan spiritual, nilai sosial dan nilai politik Islami. Dengan demikian ekonomi kesejahteraan syariah mempunyai konsep lebih komprehensif (Mannan, 1970:358).
Berkaitan dengan kegiatan ekonomi di atas, kita mengetahui bahwa Gula merah merupakan dominasi produk dari Kabupaten Pangandaran. Kita juga telah mengetahui bahwa bahan dasar gula merah itu berasal dari nira yang diambil dari pohon kelapa.
Permasalahan ekonomi yang saya ambil adalah dari pengolahan akan pemanfa’atan beberapa sumber ekonomi di atas, yaitu Gula Merah, Pohon Kelapa serta Buah Kelapanya.
Jika saat ini kita tahu bahwa Pangandaran mayoritas hanya bisa memproduksi gula merah dan hanya menjual kelapa sebagai bahan mentah suatu peluang usaha. Maka saya pikir, alangkah baiknya Gula Merah itu tidak hanya mayoritas orang luar Pangandaran saja yang bisa memanfa’atkannya. Yang bisa di ambil contoh adalah : Pabrik Kecap Bango yang mengambil bahan dasar gula merah untuk kecapnya dari Pangandaran.
Maka dengan kesempatan tersebut di atas, kita bisa lebih memanfa’atkan apa yang kita miliki di daerah kita senidiri, yakni dengan membuat Wajit Kelapa. Mengapa ?
Jika kita lihat, betapa banyak Buah Kelapa dan Gula Merah yang bisa kita produk. Sementara jika kita membuat Wajit Kelapa, akan banyak perubahan yang menguntungkan bagi Perekonomian kita. Pertama, Kita bisa membuka lapangan pekerjaan baru dan mengurangi sedikitnya pengangguran. Kedua, Kita memperkenalkan kekayaan budaya yang kita miliki dari segi khas oleh-oleh. Karena saat ini wajit sudah dipandang biasa (lumrah) di kalangan masyarakat sunda sendiri, apalagi yang bukan orang sunda.
Jika saja produksi Kelapa dan Gula Merah sepenuhnya dikelola dan diolah oleh kita sendiri, dimungkinkan Pangandaran akan lebih bisa mendapatkan keuntungan yang tinggi dari pada seperti biasanya.
Segi penyajiannya pun kita bisa adakan dengan suatu yang baru yang benar-benar inovatif dan kreatif. Bukankah Firman Allah SWT juga telah menerangkan hal demikian kepada kita ? Terdapat dalam QS Ar Ra’d : 11.
•
11. bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah . Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Juga dalam hadits disebutkan bahwa kemashlahatan suatu kelompok masyarakat itu diperlukan. Menurut Jalal al-Din Abd al-Rahman, al-mashlahah secara etimologi adalah :
"المصلحة بمعنى الأعم : كل ما فيه تفع له, سواء كان بالجلب والتحصيل, كتحصيل القواعد واللذائذ, أوبالدفع والارتفاء, كا ستبعاد المضاروالألام"
“Al Mashlahah adalah segala sesuatu yang bermanfaat bagi manusia yang dapat diraih oleh manusia dengan cara memperolehnya maupun dengan cara menghindarinya. Seperti halnya menghindari perbudakkan yang tentu mebahayakan manusia”
Dalam pengolahannya, rasa yang disajikan bisa beragam, mulai dari Durian, Sirsak, Nangka dan lainnya. Karena selama ini kita hanya mengenal bahwa Wajit Kelapa itu hanya rasa original saja hanya kelapa dan gula merahnya saja yang terasa. Kemudian, kemasan yang bervariasi rupanya pun dibuat dengan lebih menarik lagi. Karena biasanya hanya bentuk panjang bulat dan bungkusan daun pisang atau kertas (kertas wajit) saja yang lazim kita lihat di mana-mana. Namun, jika Wajit Kelapa sudah mulai beredar di masyarakat luas dan diminatinya, akan begitu banyak Pendapatan Ekonomi Daerah Pangandaran yang bisa ditaksir.
Dimisalkan, hanya dengan gula merah harga Rp. 8000 per Kg nya. Kelapa perbutirnya adalah Rp. 3000 dan jika dengan inisiatif pembuatan Wajit Kelapa ini digalakkan, maka kita bisa mengolahnya dan menjualnya. Taksiran Laba yang akan didapatkan bila hanya dengan modal Gula Merah, Kelapa, Gas beserta plastic pembungkus Wajitnya adalah :
Nama Jenis Harga (per Kg dlm Rp)
Gula Merah 8000
Kelapa 3000
Gas 21000
Tepung Beras Ketan 15000
Penyedap Rasa (per Kg)
Durian
Sirsak
Nangka
30000
8000
16000
Plastik Panjang (per gulung 15 M) 7500
Plastik Kemasan (per Pack isi 20) 8000
Sticker (per satuan) 500
Bensin (per liter) 7000
Jika dengan Gula Merah 3 Kg, Kelapa 2 butir, gas LPG 1, Tepung beras ketan 2 Kg, Buah Penyedap Rasa, dan plastic 1 gulung. Maka Perhitungannya adalah :
Nama Jenis Jumlah Jenis x Harga Jumlah
Gula Merah
Kelapa
Gas
Tepung Beras Ketan
Buah Penyedap Rasa Durian
Plastik Pembungkus
Plastik Packing
(satuannya adalah 400 Rp)
Sticker (per satuan)
Bensin 3 x 8000
2 x 3000
1 x 21000
2 x 15000
1 x 30000
1 x 7500
1 bungkus x 8000
(ditambah 5 buah x Rp. 400)
25 x 500
1 x 7000 24000
6000
21000
30000
30000
7500
8000
2000
12500
7000
Total Modal 108400
Maka, taksiran yang didapatkan adalah : Dengan 30 Cm didapatkan 5 butir wajit. Jika 15 meter adalah 1500 Cm. Maka didapat pula hitungan 1500 Cm dibagi 30 Cm sama dengan 50 bagian. Kemudian 50 dikalikan 5 butir wajit tersebut, maka didapatlah 250 butir Wajit Kelapa Durian Sunda yang ada. Kemudian jika dibungkus dengan kantong plastic sebagai kemasannya yang 20 biji. Maka dapatlah perhitungan 250 : 20 = 12,5 buah isi kemasan wajit kelapa per kantong. Tapi karena kita ingin untung, maka per kantong isi kemasannya adalah 10 biji. Maka total kemasan seharusnya adalah 250 biji : 10 = 25 kantong. Kemudian dihitung dengan modal awal yaitu Rp. 108400 : 25 = Rp. 4056. Namun, untuk bersihnya adalah jika keuntungannya ditambah lagi Rp. 20000,-. Karena ini hitungan untuk jasa pembuatan. Maka harga yang diambil untuk dijual dipasaran adalah Rp. 6000 per kantong. Ini dikarenakan untuk keuntungan bersihnya yakni dengan ditambah lagi Rp. 20000,-. Ini hitungan untuk jasa pembuatan (upah). Maka keuntungan yang akan di dapatkan adalah : Rp. 20000 : 25 = Rp. 800 25 x Rp.6000 = Rp. 150000 Jadi, Rp. 150000 – 108400 (modal awal) = Rp. 41600 – Rp. 20000 (upah) = Rp. 21600. Keuntungan bersihnya adalah Rp. 21600,- Keuntungan lainnya adalah kita bisa melakukan pekerjaan ini secara kontinyu meski fisik kita sudah tidak fit lagi seperti semula. Karena meski hanya bermodal skill kewirausahaan kita juga sudah dirasa cukup.