Lompat ke isi

Pengguna:Swarabakti/Kesultanan Palembang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Asal-usul

[sunting | sunting sumber]

Etimologi... mundurnya pelabuhan-pelabuhan Sumatra... kedatangan diaspora Tionghoa... hubungan dengan Jawa... amalgamasi elit Melayu-Jawa-Tionghoa...

pembahasan mengenai puyang... putusnya referensi ke Sriwijaya... Arya Damar sebagai "penghubung" semi-legendaris... penaklukan Demak...

Sejarah awal (sekitar 1550–1675)

[sunting | sunting sumber]

Konflik internal Demak dan Pajang... kedatangan Ki Gede ing Suro (bahas mengenai kesejarahannya)... keraton Kuto Gawang... serangan Banten...

Masa Pangeran Sido ing Kenayan dan Ratu Sinuhun... peralihan identitas budaya... hubungan dengan Jawa dan Melayu...

Kedatangan VOC... monopoli lada (jauh lebih kecil daripada Jambi)... konflik internal dan relasi dengan negara-negara tetangga (bahas terutama Mataram, Banten dan Jambi)...

Serangan VOC 1659... pendirian keraton baru... lepasnya ikatan dengan Jawa... proklamasi kesultanan oleh Ki Mas Hindi pada tahun 1670-an...

Masa kejayaan (1675–1804)

[sunting | sunting sumber]

Penemuan timah di Bangka... naiknya produksi lada mengalahkan Jambi...

Pemerintahan Mahmud Badaruddin I... pembangunan monumen-monumen penting... Palembang sebagai pusat kajian sastra dan agama....

Kemunduran VOC... ketidakmampuan menjalankan monopoli... "perdagangan gelap" Palembang...

Masa kemelut hingga keruntuhan (1804–1825)

[sunting | sunting sumber]

Latar belakang konflik Belanda Inggris.... konflik internal istana...

Pengusiran dan pembantaian wakil Belanda di Loji Sungai Aur... serangan Inggris mengatasnamakan Belanda... pelarian SMB II ke Muara Rawas dan pembuatan kubu pertahanan...

Dinaikkanya AN II... pelepasan Bangka pada Inggris... dualitas kepemimpinan Palembang (SMB II di ulu dan AN II di ilir).... serangan Inggris ke kubu Rawas (gagal, komandan tewas)...

Kesulitan AN II menggalang dukungan masyarakat ulu... kompromi Meares... SMB II kembali naik takhta... pemecatan Raffles... AN II naik takhta lagi...

"Pengembalian" Palembang kepada Belanda pada 1816... SMB II kembali naik takhta... AN II dibuang ke Cianjur...

Perang Menteng... ekspedisi pembalasan pertama pimpinan Wolterbeek... kemenangan Palembang dan pemberontakan Bangka atas Belanda (residen Bangka tewas)...

Persiapan serangan balasan kedua... SMB II menjadi Susuhunan, gelar Sultan diberikan pada AN III (putra SMB II)... penguatan benteng...

Upaya Belanda memengaruhi AN II... beberapa bangsawan dijadikan mata-mata... serangan 1821... jatuhnya pertahanan Palembang... SMB II dibuang ke Ternate... AN IV (putra AN II) naik takhta...

Penghapusan kesultanan pada 1823... pemberontakan AN IV hingga tertangkap pada 1825... kekuasaan Belanda masih terbatas di ilir, dan belum seluruh wilayah ulu berhasil dikuasai hingga pertengahan abad ke-19...

Masyarakat dan kebudayaan

[sunting | sunting sumber]

Dikotomi iliran dan uluan... perbedaan demografis, ekonomis, dan kultural...

Strata sosial... priyayi, rakyat dan hamba sahaya... sistem miji dan alingan (patron-klien)... masyarakat ulu yang lebih egaliter...

Perkawinan dan keluarga... garis keturunan bilateral...

Bahasa dan sastra... peran tulisan sebagai wakil kekuasaan yang sakral...

Pemerintahan

[sunting | sunting sumber]

Pembagian pejabat pemerintahan pusat...

Pemerintahan marga di ulu... jenang dan raban sebagai penghubung...

Pembagian administratif wilayah... sindang, kepungutan, dan sikap... kewajiban masing-masing wilayah tersebut....

Sumber daya alam... lada dan timah...

Pentingnya uluan sebagai sumber hasil alam... sistem pajak tiban-tukon di wilayah kepungutan...

Peran perdagangan...

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]
  • Andaya, Barbara Watson (1989). "The Cloth Trade in Jambi and Palembang Society during the Seventeenth and Eighteenth Centuries". Indonesia. 48: 27–46. JSTOR 3351265. 
  • ——— (1993). To Live as Brothers: Southeast Sumatra in the Seventeenth and Eighteenth Centuries. Honolulu: University of Hawaii Press. ISBN 9780824814892. 
  • ——— (1997). "Adapting to Political and Economic Change: Palembang in the Late Eighteenth and Early Nineteenth Centuries". Dalam Anthony Reid. The Last Stand of Asian Autonomies: Responses to Modernity in the Diverse States of Southeast Asia and Korea, 1750–1900. London: Palgrave Macmillan. hlm. 187–215. ISBN 9780333688267. 
  • Chenoweth, Gene M. (1996). "Melaka, "Piracy" and the Modern World System". Journal of Law and Religion. 13 (1): 107–125. JSTOR 1051370. 
  • Colombijn, Freek (2003). "The Volatile State in Southeast Asia: Evidence from Sumatra, 1600–1800". The Journal of Asian Studies. 62 (2): 497–529. JSTOR 3096247. 
  • ——— (2004). "Islamic Influences on Urban Form in Sumatra in the Seventeenth to Nineteenth Centuries CE". Indonesia and the Malay World. 32 (93): 249–270. doi:10.1080/1363981042000320152. 
  • ——— (2005). "A Moving History of Middle Sumatra, 1600–1870". Modern Asian Studies. 38 (1): 1–38. JSTOR 3876505. 
  • Gaynor, Jennifer L. (2012). "Piracy in the Offing: The Law of Lands and the Limit of Sovereignty at Sea". Anthropological Quarterly. 85 (3): 817–857. JSTOR 41857272. 
  • Hall, Kenneth R. (2006). "Multi-Dimensional Networking: Fifteenth-Century Indian Ocean Maritime Diaspora in Southeast Asian Perspective". Journal of the Economic and Social History of the Orient. 49 (4): 454–481. JSTOR 25165169. 
  • Hanafiah, Djohan (1995). Melayu-Jawa: Citra Budaya dan Sejarah Palembang. Jakarta: RajaGrafindo Persada. ISBN 9789794214510. 
  • Heng, Derek Thiam Soon (2006). "Export Commodity and Regional Currency: The Role of Chinese Copper Coins in the Melaka Straits, Tenth to Fourteenth Centuries". Journal of Southeast Asian Studies. 37 (2): 179–203. JSTOR 20072706. 
  • Kathirithamby-Wells, Jeyamalar (1987). "Regional and State Integration in the Western Archipelago, c. 1500–1700". Journal of Southeast Asian Studies. 18 (1): 24–44. JSTOR 20070940. 
  • ——— (1993). "Hulu-Hilir Unity and Conflict: Malay Statecraft in East Sumatra before the Mid-Nineteenth Century". Archipel. 45: 77–96. doi:10.3406/arch.1993.2894. 
  • Miksic, John N. (1980). "Classical Archaeology in Sumatra". Indonesia. 30: 42–66. JSTOR 3350825. 
  • Ōta, Atsushi (2003). "Banten Rebellion, 1750–1752". Modern Asian Studies. 37 (3): 613–651. JSTOR 3876612. 
  • ——— (2006). Changes of Regime and Social Dynamics in West Java: Society, State, and the Outer World of Banten, 1750–1830. Leiden: Brill. ISBN 9789004150911. 
  • Heidhues, Mary F. Somers (1992). Bangka Tin and Mentok Pepper: Chinese Settlement on an Indonesian Island. Singapura: Institute of Southeast Asia Studies. ISBN 9789813035997. 
  • Wargadalem, Farida Ratu (2017). Kesultanan Palembang dalam Pusaran Konflik (1804–1825). Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. ISBN 9786024246723. 
  • Wolters, Oliver William (1979). "A Note on Sungsang Village at the Estuary of the Musi River in Southeastern Sumatra: A Reconsideration of the Historical Geography of the Palembang Region". Indonesia. 27: 33–50. JSTOR 3350814.