Lompat ke isi

Penglihatan binokular

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sepasang mata Elang.

Penglihatan binokular adalah penglihatan di mana kedua mata digunakan bersama-sama. Kata binokular berasal dari dua kata bahasa Latin, bini untuk ganda, dan oculus untuk mata.[1] Memiliki dua mata setidaknya memberi empat keunggulan dibandingkan memiliki satu. Pertama, memberikan makhluk hidup mata cadang dalam kasus mata yang satu rusak. Kedua, memberikan ruang pandang yang lebih luas. Sebagai contoh, manusia memiliki ruang pandang horisontal maksimum sekitar 200 derajat dengan dua mata, sekitar 120 derajat yang membentuk ruang pandang binokular tersebut (dilihat oleh kedua mata) diapit oleh dua bidang uniocular (dilihat oleh hanya satu mata) pada kira-kira 40 derajat.[2] Ketiga, memberikan ringkasan binokular sehingga kemampuan untuk mendeteksi objek yang samar makin meningkat.[3] Keempat, dapat memberikan stereopsis di mana paralaks yang disediakan oleh berbagai posisi kedua buah mata memberikan persepsi kedalaman yang tepat.[4] Penglihatan binokular tersebut terjadi karena penyatuan penglihatan atau fusi binokular, di mana hanya satu gambar yang terlihat meskipun setiap mata yang memiliki citra objek sendiri.[4]

Ruang pandang dan pergerakan mata

[sunting | sunting sumber]
Bidang pandang seekor merpati (kiri) dan burung hantu (kanan).

Beberapa binatang, umumnya binatang predator, memiliki dua mata yang terletak di sisi berlawanan di kepala mereka untuk memberikan ruang pandang seluas mungkin. Contohnya termasuk kelinci, kerbau, dan antelop. Pada beberapa binatang, mata dapat bergerak secara independen untuk meningkatkan ruang pandang. Bahkan tanpa menggerakkan mata mereka, beberapa burung memiliki ruang pandang 360 derajat.

Binatang lain, biasanya juga binatang predator, memiliki dua mata di bagian depan kepala, sehingga memungkinkan mereka memiliki penglihatan binokular dan mengurangi ruang pandang mereka mendukung stereopsis. Contohnya termasuk manusia, elang, serigala, dan ular.

Beberapa binatang pemangsa, terutama yang besar seperti paus sperma dan paus pembunuh, memiliki dua mata yang terletak di sisi berlawanan di kepala mereka. Binatang lain yang belum tentu predator, seperti kelelawar buah dan beberapa primata juga memiliki mata yang menghadap ke depan.

Binatang yang memiliki mata menghadap ke depan, biasanya mata mereka bergerak bersama.

Ketika mata bergerak lateral, ke arah yang sama, ini disebut versi. Saat mata bergerak ke arah yang berlawanan, ke sebuah objek yang lebih dekat dari arah yang sedang dilihat mata, atau lebih jauh dari arah yang sedang dilihat mata, ini disebut vergensi. Ketika mata bergerak ke dalam, gerakan itu disebut pergerakan mata konvergensi, ketika mata bergerak ke luar, gerakan itu disebut pergerakan mata divergensi. Beberapa binatang (termasuk manusia) menggunakan pergerakan mata konvergensi dan divergensi tersebut.

Ringkasan binokular

[sunting | sunting sumber]

Ringkasan binokular berarti bahwa ambang batas deteksi untuk untuk sebuah stimulus lebih rendah dengan dua mata dibandingkan dengan satu mata. Ketika beberapa sel di korteks visual menerima masukan dari kedua mata secara bersamaan, akan mendapatkan gambar binokular yang lebih baik daripada yang didapatkan oleh kedua mata yang terpisah.


Lihat juga

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Harper, D. (2001). Online etymological dictionary. Retrieved April 2, 2008, from http://www.etymonline.com/index.php?term=binocular
  2. ^ Henson, D.B. (1993). Visual Fields. Oxford: Oxford University Press.
  3. ^ Blake, Randolph; Fox, Robert (1973). "The psychophysical inquiry into binocular summation". Perception & Psychophysics. 14 (1): 161–85. doi:10.3758/BF03198631. 
  4. ^ a b Wheatstone, Charles (1838). "Contributions to the physiology of vision.—Part the First. On some remarkable, and hitherto unobserved, phænomena of binocular vision". Philosophical Transactions of the Royal Society of London. 128 (0): 371–394. doi:10.1098/rstl.1838.0019. 

Baca juga

[sunting | sunting sumber]
  • (Inggris) Scott B. Steinman, Barbara A. Steinman and Ralph Philip Garzia. (2000). Foundations of Binocular Vision: A Clinical perspective. McGraw-Hill Medical. ISBN 0-8385-2670-5.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]