Lompat ke isi

Penyakit Belanda

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tempat penyimpanan gas alam. Sumber daya alam ini menjadi asal mula munculnya istilah dutch disease.

Penyakit Belanda (bahasa Inggris: Dutch disease) adalah fenomena di bidang perekonomian yang merujuk pada dampak yang biasanya ditimbulkan oleh berlimpahnya sumber daya alam di suatu negara.[1] Istilah ini dikemukakan pertama kali pada tahun 1977, yang merujuk pada menurunnya pertumbuhan di sektor perindustrian secara drastis akibat ditemukannya sumber gas alam yang berlimpah di Belanda.[1] Model ekonomi yang menjelaskan mengenai fenomena ini kemudian dikembangkan oleh W. Max Corden and J. Peter Neary pada tahun 1982.[2]

Sumber daya alam dan tingkat perekonomian suatu negara memiliki kaitan yang erat: kekayaan sumber daya alam secara teoretis akan menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat.[3] Akan tetapi, pada kenyataannya hal tersebut justru sangat bertentangan karena negara-negara di dunia yang kaya akan sumber daya alamnya sering kali merupakan negara dengan tingkat ekonomi yang rendah.[3] Hal ini disebabkan negara yang cenderung memiliki sumber pendapatan besar dari hasil bumi memiliki kestabilan ekonomi sosial yang lebih rendah daripada negara-negara yang bergerak di sektor industri dan jasa.[3] Di samping itu, negara yang kaya akan sumber daya alam juga cenderung belum memiliki teknologi yang memadai dalam mengolahnya.[4] Korupsi, perang saudara, lemahnya pemerintahan dan demokrasi juga menjadi faktor penghambat dari perkembangan perekonomian negara-negara terebut.[3]

Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan pembenahan sistem pemerintahan, pengalihan investasi, dan penyokongan ekonomi ke bidang industri lain, serta peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam pemberdayaan sumber daya alam.[5] Contoh negara yang telah berhasil mengatasi hal tersebut dan menjadikan kekayaan alam sebagai pemicu pertumbuhan negara adalah Norwegia dan Botswana.[5]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b “The Dutch Disease” (November 26, 1977). The Economist, pp. 82-83.
  2. ^ Marteh D. 2011. Great Prospect For Economic Boom. Diakses pada 10 Agustus 2011.
  3. ^ a b c d Alayli MA. 2005. Resource Rich Countries and Weak Institutions: The Resource Curse Effect Diarsipkan 2011-06-12 di Wayback Machine..
  4. ^ Van Wijnbergen, Sweder (1984). “The ‘Dutch Disease’: A Disease After All?” The Economic Journal 94 373:41.DOI:10.2307/2232214
  5. ^ a b Pitersz G. 2011.Dutch Disease.Diakses pada 8 Agustus 2011.

Bacaan lebih lanjut

[sunting | sunting sumber]
  • Buiter, Willem H.; Purvis, Douglas D. (1983). "Oil, Disinflation, and Export Competitiveness: A Model of the 'Dutch Disease'". Dalam Bhandari, Jagdeep S.; Putnam, Bluford H. Economic Interdependence and Flexible Exchange Rates. Cambridge: MIT Press. hlm. 221–47. ISBN 0-262-02177-3. 
  • Elkhan Richard Zada. 2016. Oil Abundance and Economic Growth. Berlin: Logos Verlag.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]