Lompat ke isi

Permasalahan penumpang gratis

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Penumpang gratis, dalam ekonomi, mengacu pada seseorang yang memperoleh keuntungan dari sumber, barang, atau layanan tanpa membayar biaya dari keuntungan. Istilah "penumpang gratis" pertama digunakan dalam teori ekonomi barang publik, tetapi konsep yang sama telah diterapkan dalam konteks lainnya, termasuk penawaran kolektif, undang-undang anti monopoli, psikologi dan ilmu politik.[butuh rujukan] Penumpang gratis bisa dianggap sebagai permasalahan penumpang gratis jika mengarah pada layanan atau barang yang tidak diawasi, atau bila mengarah pada berlebihnya atau menurunnya suatu sumber properti umum. [1]

Walaupun istilah tersebut berasal dari teori ekonomi, konsep yang sama telah dipakai dalam ilmu politik, psikologi sosial, dan disiplin ilmu lainnya. Beberapa individu dalam sebuah tim atau komunitas bisa berkurang kontribusi atau performansi mereka jika mereka percaya satu atau beberapa anggota mereka mungkin penumpang gratis. [2]

Contoh-contoh

[sunting | sunting sumber]

Dalam serikat pekerja, penumpang gratis terjadi bila seorang pekerja tidak membayar biaya iuran serikat atau biro agensi, tetapi memperoleh keuntungan dari keberadaan serikat bersangkutan.

Jasa pembersihan jalan bisa menimbulkan adanya penumpang gratis. Sebagai contohnya, bayangkan sebuah jalan perkotaan dengan beberapa pemiliki properti disepanjang jalannya. Jasa pembersih jalan akan membersihkan jalanan dari sampah dengan biaya tetap, tidak berbagi, tetapi beberapa pemilik mungkin menolak membayar, mengantisipasi bahwa pemilik lainnya akan tetap membayar biaya jasa tersebut. Jika cukup banyak pemiliki yang menolak membayar, jasa tersebut tidak bisa dipekerjakan. Salah satu solusi yang memungkinkan adalah semua pemilik properti membentuk sebuah organisasi kolektif dan bersetuju untuk beraksi menurut suara mayoritas dari keanggotaan. Bila mayoritas menyetujui pembersihan jalanan, semua anggota diharuskan membayar tanpa menghiraukan suara mereka sendiri. Namun, mekanisme pembagian biaya bisa tidak selalu dianggap adil. Utilitas dan nilai dari jasa tersebut bisa berbeda di antara pemilik. Pembagian pro-rata bisa saja sesuatu yang tidak memungkinkan.[butuh rujukan]

Lihat juga

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Baumol, Willaim (1952). Welfare Economics and the Theory of the State. Cambridge, MA: Harvard University Press. 
  2. ^ "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2013-06-02. Diakses tanggal 2013-06-03. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]