Persekutuan Habsburg-Persia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Upaya membentuk aliansi Habsburg-Persia melawan Kesultanan Utsmaniyah diprakarsai oleh Karl V dan Ismail I pada 1516-19.

Aliansi Habsburg-Persia diupayakan dan dalam batas tertentu tercapai pada abad ke-16 antara Monarki Habsburg dan Kesultanan Persia dalam konflik bersama mereka melawan Kesultanan Utsmaniyah.[1]

Kontak pertama[sunting | sunting sumber]

Selama pemerintahan Shah Ismail, pertukaran terjadi antara dirinya dan Karl V, dan Ludwig II dari Hungaria dalam pandangan menyatukan perlawan terhadap Turki.[2] Karl, yang kelak menjadi Raja Spanyol sebagai Charles I, mengirimkan utusan untuk membuat aliansi kepada Shah Iran antara 1516 dan 1519. Juga pada 1516, Ludwig II mengirim biarawan Maronite friar yang bernama Petrus de Monte Libano dengan misi yang sama.[2]

Jawaban dari surat itu belum ada, tapi pada 1523 Shah Ismail mengirimkan surat dalam Bahasa Latin menawarkan Karl V untuk mengoordinasikan operasi militer terhadap musuh bersama mereka Utsmaniyah,[2] kembali menggunakan Petrus dari Monte Libano sebagai duta.[3] Utusan mengunjungi Karl V di Burgos pada Maret 1524 "untuk meminta aliansi melawan Turki".[4] Tidak ada konkret yang dihasilkan namun itu menunjukkan untuk keluar dari pertukaran pertama mereka.[5] Pada dasarnya, Karl menerima aliansi tersebut, tetapi kematian Shah Ismail pada 1524 secara efektif membatalkan pembentukan aliansi.[3]

Perang Utsmaniyah-Safawiyah[sunting | sunting sumber]

Duta besar Persia Husain Ali Beg sewaktu zaman Kedutaan Persia kepada Eropa (1599–1602).

Kemudian, pada 18 Februari 1529, Karl V sangat prihatin terhadap perkembangan Utsmaniyah ke arah Wina, dan mengirim surat dari Toledo kepada Shah Ismail, yang meninggal pada 1524 dan digantikan oleh Shah Tahmasp, yang isinya memohon pengalihan militer.[2][5][6] Duta besarnya kepada Shah adalah seorang ksatria dari Saint John de Balbi, dan aliansi terbentuk dengan tujuan membuat serangan kepada Kesultanan Utsmaniyah di barat dan timur pada tahun depan.[3][6][7] Tahmasp merespon hal tersebut dengan mengekspresikan rasa "persahabatannya" kepada Kaisar.[5] Sebuah keputusan kemudian diambil untuk menyerang Kesultanan Utsmaniyah dari dua sisi,[8] namun Balbi tinggal lebih dari setahun untuk kembali ke Persia, pada saat itu situasi berubah, Persia dipaksa untuk membuat perdamaian dengan Kesultanan Utsmaniyah karena pemberontakan kaum Uzbek Syaybaniyah.[3]

Pada waktu yang hampir bersamaan, utusan juga dikirim ke Persia oleh Raja Ferdinand, melalui pribadi Pietro da Negro dan Simon de Lillis, tanpa keberhasilan.[3] Duta lainnya dikirim pada 1532 dan 1533.[3] Pertukaran ini secara efektif diikuti oleh periode Perang Utsmaniyah-Safawiyah (1532–1555) yang panjang.[9] Semenjak itulah, segera setelah Turki Utsmani hendak meluncurkan kampanye Eropa, mereka langsung saja diserang Persia di perbatasan timur sehingga memaksa Suleiman untuk kembali secepatnya ke ibu kota.[10]

Sementara itu, Raja François I dari Prancis, musuh Habsburgs, dan Suleiman yang Agung bergerak maju bersama dengan Persekutuan Prancis-Utsmaniyah, yang dibentuk pada 1536, mengimbangi serangan Habsburg. Pada 1547, ketika Suleiman yang Agung menyerang Persia, Prancis mengirimkan duta besarnya Gabriel de Luetz untuk menemani Suleiamn dalam kampanyenya.[2] Gabriel de Luetz mampu memberikan saran desesif militer kepada Suleiman, seperti ketika ia dinasihati tentang peletakan artileri pada saat Pengepungan Vān.[2]

Usaha lanjutan[sunting | sunting sumber]

Fresco dari Kedutaan Persia kepada Eropa (1609–1615) mengunjungi Paus Paulus V di Roma, dilukis pada 1615-1616. Sala dei Corazzieri, Palazzo del Quirinale, Roma.

Pihak Persia secara efektif memasuki konflik dengan Kesultanan Utsmaniyah pada lima kesempatan di Perang Utsmaniyah-Safawiyah, sangat melemahkan Kesultanan Utsmaniyah setiap waktu, dan efektif membuka sisi kedua ketika Kesultanan Utsmaniyah dalam konflik di Eropa, dengan sukacita Eropa Habsburg. Ini sangat melegakan Habsburgs, dan muncul sebagai realisasi muslihat aliansi lama Habsburg-Persia.[5]

Abbas I sebagai Caesar yang digelari oleh Trumpets of Fame, yang bersama-sama dengan Kedutaan Persia kepada Eropa (1609–1615), dalam Allégorie de l'Occasion, oleh Frans II Francken, 1628.

Setelah periode masalah di Persia, kontak antara Austria dan Persia kembali seperti semula pada 1593 ketika kaisar Rudolf II mengirim pesan dari Praha kepada Shah ʿAbbās melalui menteri Persia di Moskow.[3] Usaha lanjutan ke arah aliansi juga dilakukan oleh petualang Inggris Anthony Sherley yang bertindak sebagai perantara.[3] Usaha diplomatik yang sama yang terkenal untuk menggabungkan perlawan terhadap Turki Utsmani berlanjut pada abad ke-17 terutama pada Kedutaan Persia kepada Eropa (1599–1602) dan Kedutaan Persia kepada Eropa (1609–1615).

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

Catatan
  1. ^ "Aliansi Habsburg-Persia melawan Turki Utsmani akhirnya mengungkapkan ancaman Turki yang tangguh pada 1540-an. Keterlibatan ini membuat Suleiman terikat di perbatasan timurnya, ini mengurangi tekanan Karl V" dalam The Indian Ocean in world history Milo Kearney - 2004 - hal.112
  2. ^ a b c d e f The Cambridge history of Iran by William Bayne Fisher p.384ff
  3. ^ a b c d e f g h Encyclopedia Iranica
  4. ^ Annals of the Emperor Charles V Lopez De Gomara p.70
  5. ^ a b c d Defenders of the Faith by James Reston, Jr. p.359ff
  6. ^ a b Memoirs of the court, aristocracy, and diplomacy of Austria Carl Eduard Vehse p.71 [1][pranala nonaktif permanen]
  7. ^ The Indian Ocean in world history Milo Kearney - 2004 - p.112
  8. ^ Europe and Islam Franco Cardini p.153
  9. ^ The Cambridge history of Islam by Peter Malcolm Holt p.330
  10. ^ Garnier, p.16
Bibliografi