Lompat ke isi

Persekutuan Prancis-Rusia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jembatan pelengkung Pont Alexandre III di kota Paris dan Jembatan Trinity di kota St Petersburg tetap menjadi dua lambang atas bersekutunya Prancis dan Rusia.

Aliansi Prancis-Rusia terbentuk karena sebuah perjanjian pada tahun 1891 sampai 1893 yang terus berlangsung hingga tahun 1917. Penyebab adanya kebijakan luar negeri umum dan kepentingan militer strategis bersama dari Prancis dan Rusia ini berawal dari menguatnya zaman kekaisaran Jerman, diciptakannya Aliansi Tiga pada tahun 1882 dan memburuknya hubungan Jerman dengan kedua negara tersebut yang selalu mengutarakan kekesalan mereka terhadap Jerman di akhir tahun 1880-an. Berkembangnya hubungan keuangan di antara kedua negara pun menjadikan terbentuknya persyaratan perekonomian antara Prancis dan Jerman.

Awal mula terjadinya aliansi ini telah ada sejak awal tahun 1870-an terhadap pertentangan yang dibuahkan dari peperangan antara Prancis dan Prusia serta kesepakatan di kota Frankfurt pada tahun 1871. Pemerintah Rusia telah mendukung Prancis selama terjadinya perang yang menakutkan pada tahun 1875 yaitu ketika Rusia yang terlibat campur tangan pernah memaksa Jerman supaya mengurungkan niat untuk menyerang Prancis. Pada tahun 1876, seorang konselir Jerman bernama Otto von Bismarck gagal berupaya memeroleh jaminan dari Rusia agar dapat melanggengkan wilayah Elsass-Lothringen dalam bagian kesatuan Jerman sebagai imbalan atas dukungan tanpa pamrih yang diberikan Jerman kepada kebijakan Rusia di kawasan bagian timur. Hubungan penuh persahabatan dari Prancis dan Rusia telah mulai terjaga selama perang menakutkan antara Prancis dan Jerman pada tahun 1877, tetapi diplomasi Prancis yang saat itu bertujuan mewujudkan pemulihan hubungan dengan Inggris Raya dan Jerman setelah dilaksanakannya Kongres Berlin pada tahun 1878 itu, sempat berpura-pura berada dalam posisi berseteru dan selaku lawan untuk Rusia. Pengasingan diri Prancis dari pihak Rusia dan kebijakan Prancis untuk merampas wilayah-wilayah terjajah telah berlangsung hingga tahun 1885 ketika pertentangan antara Prancis dan Jerman telah memuncak karena kekalahan Prancis di Annam, Vietnam. Pada awal tahun 1887, sebuah rintangan lain timbul di antara hubungan Prancis dan Jerman yaitu pada saat Prancis menyampaikan seruan kepada pemerintah Rusia untuk membantu Prancis. Dalam menarik kesimpulan atas peristiwa yang dinamakan Rückversicherungsvertrag (Reinsurance Treaty) (bahasa Indonesia: Perjanjian Untuk Pemugaran Jaminan) bersama Jerman pada tahun 1887, negara Rusia bersikeras agar Prancis tetap mengutuhkan keadaan serupa yang telah ditentukan Jerman untuk salah satu sekutunya yaitu Austria.

Lalu sejak akhir tahun 1880-an, semakin kuat munculnya kesenjangan antara Rusia dan Jerman mengenai persoalan ekonomi. Pendekatan kembali hubungan politik Rusia dan Prancis telah memiliki andil atas aliran masuk barang modal Prancis ke dalam wilayah Rusia. Di akhir tahun 1880-an dan di awal tahun 1890-an, negara Rusia menerima sejumlah pinjaman besar dari Prancis. Merosotnya hubungan Rusia dan Jerman, kebangkitan kembali Aliansi Tiga pada tahun 1891 dan beredarnya kabar angin bahwa Inggris Raya bersedia bergabung bersama pihak Prancis dan Rusia setelah meletakkan dasar atas kesimpulan kesepakatan politik antara Prancis dan Rusia. Selama dalam kunjungan yang dilakukan pasukan Prancis ke daerah Kronstadt di bulan Juli 1891, sebuah kesepakatan tahun 1891 diakhiri dalam bentuk kegiatan surat menyurat antar sesama Menteri Luar Negeri dari kedua negara. Prancis jauh lebih berkepentingan dalam urusan persekutuan militer daripada Rusia dan mengusahakan untuk menambah kelengkapan permintaan di dalam kesepakatan tahun 1891 dengan kewajiban ketentaraan. Dari kesudahan atas perundingan tersebut, perwakilan-perwakilan staf jenderal Prancis dan Rusia pun telah menandatangani sebuah pertemuan yang dilaksanakan mulai 5 Agustus 1892 hingga 17 Agustus 1892 yang telah membuat ketersediaan untuk pertolongan antar tiap tentara dengan terjadinya serangan oleh Jerman. Dari kegiatan surat menyurat yang berlangsung akhir Desember 1893 hingga tanggal 4 Januari 1894 itu, kedua pemerintah tersebut telah mengumumkan mengenai disahkannya pelaksanaan pertemuan ketentaraan dan hal ini pun telah menjadikan terbentuknya rumusan atas bersekutunya Prancis dan Rusia di bidang ketentaraan dan politik, dilakukannya hal ini untuk menjadi tanggapan terhadap pembentukan dari blok tentara yang penuh inisiatif yaitu Aliansi Tiga yang dikepalai Jerman dan terbentuklah dua blok penjajah yang saling berseteru dan menantang satu sama lain di benua Eropa.

Prancis semakin memeruncing kebijakan kolonialnya dengan menyandarkan kepada dukungan Rusia. Sesudah terjadinya pertikaian Fasyoda pada tahun 1898 yang melibatkan Inggris Raya, pihak Inggris Raya pun berupaya keras untuk semakin memerkuat hubungan dengan Rusia sebagai sekutu. Hubungan antara Inggris dan Prancis sebagai sekutu juga memberi jalan mudah untuk pemerintahan Tsar di Rusia dalam memperluas daerah kekuasannya ke wilayah Manchuria pada tahun 1890-an. Selama awal mula masa persiapan dan keberadaan aliansi Prancis dan Rusia yang memasuki tahun pertamanya, negara Rusia menjalankan peran penentu, tapi lambat laun keadaan pun mulai berubah. Akibat setiap kali menerima banyak hutang dari Prancis, perlahan pemerintah Tsar Rusia mulai merosot karena senantiasa memiliki ketergantungan secara keuangan terhadap imperialisme Prancis.

Menjelang terjadinya Perang Dunia I, awalnya ikatan kerjasama staf jenderal dari kedua negara ini hanya berpura-pura akrab. Pada tahun 1912, dilakukan penandatanganan konvensi angkatan laut antara Prancis dan Rusia. Prancis dan Rusia mulai terlibat Perang Dunia dengan keadaan dipersatukan oleh kesepakatan aliansi mereka. Hal ini menjadikan adanya pengaruh yang berarti di area pertempuran dan hasil dari pertempuran tersebut karena Aliansi Prancis-Rusia telah memaksa Jerman untuk berperang menghadapi mereka sejak hari pertama berlangsungnya perang tersebut dan hal ini menyebabkan kerugian bagi Jerman dengan mengalami kekalahan pada pertempuran Marne, ketidakberhasilan strategi perang Jerman yang dinamai Rencana Schlieffen lalu berakhir dengan kekalahan total Jerman. Akhirnya, kemudian aliansi ini pun telah dibubarkan oleh pemerintah Uni Soviet (atau Rusia) pada tahun 1917 yang bersamaan dengan adanya kesepakatan oleh kaum imperialis lainnya seperti dari pihak pemerintah interim Tsar dan Borjuis.

Lihat juga

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  • The Great Soviet Encyclopedia, 3rd Edition (1970-1979). © 2010 The Gale Group, Inc. All rights reserved
  • Mansergh, Nicholas (1949). The Coming of the First World War. London: Longmans Green and Co.