Lompat ke isi

Persuasi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Persuasi atau bujukan halus adalah komunikasi yang digunakan untuk memengaruhi dan meyakinkan orang lain.[1] Melalui persuasi, setiap individu mencoba berusaha memengaruhi kepercayaan dan harapan orang lain.[1] Persuasi pada prinsipnya merupakan upaya menyampaikan informasi dan interaksi antar manusia dalam kondisi di mana kedua belah pihak sama-sama memahami dan sepakat untuk melakukan sesuatu yang penting bagi kedua belah pihak.[1] Bila berkomunikasi dengan sesama, setiap individu berharap pesan yang disampaikan tersebut dapat dimengerti dan dipercayai.[2] Persuasif merupakan salah satu strategi yang dapat digunakan agar pesan yang ingin disampaikan dimengerti dan dipercayai oleh orang lain.[2] Komunikasi persuasif membiarkan orang lain secara bebas melakukan apapun yang mereka inginkan setelah persuader berusaha meyakinkan mereka.[3] Komunikasi persuasif menekankan pada keterbukaan, kepercayaan, dan praktik-praktik manajemen yang demokratis.[3]

Pentingnya Persuasi

[sunting | sunting sumber]

Persuasi merupakan salah satu strategi komunikasi yang penting dalam berinteraksi dengan orang lain.[1] Dalam hal ini komunikasi dapat membantu setiap individu dalam berhubungan dengan orang lain, serta dapat memengaruhi dan meyakinkan orang lain.[1] Sebagai contoh calon pemimpin negara dapat meyakinkan dan memengaruhi rakyatnya melalui komunikasi persuasif.[1] Juga dengan kepemimpinan yang persuasif, pemimpin dapat mempertahankan loyalitas kerja para karyawan.[1] Kepemimpinan persuasif ditandai dengan adanya ruang bagi partisipasi para karyawan.[1] Alasan lain pentingnya persuasi dalam dunia bisnis sekarang ini adalah adanya tuntutan kerja dalam tim.[4] Untuk bekerja dalam tim, diperlukan komunikasi persuasif agar dapat meyakinkan orang lain dengan pendapat-pendapat yang dikemukakan.[4]

Seorang persuader yang baik harus mejadi pendengar yang baik, harus mampu mengumpulkan dan memberikan umpan balik, memiliki kemampuan membaca dan peka dalam memahami situasi orang lain, mampu berpikir kreatif dan menghasilkan keputusan yang baik, serta memiliki rasa empati dan selalu mempersiapkan segala sesuatu dengan baik.[4] Kemampuan mendengarkan merupakan keterampilan khusus yang sangat penting bagi setiap orang yang sedang mengalami masalah.[5] Komponen utama bagi kemampuan mendengarkan yang efektif adalah menjadi pendengar yang baik, dan untuk menjadi pendengar yang baik harus memiliki kualitas empati.[5] Empat stragtegi umum untuk mencapai persuasi yang efektif, yaitu:

Kredibilitas

[sunting | sunting sumber]

Kredibilitas adalah suatu penilaian sejauh mana orang lain percaya dan yakin terhadap apa yang dilakukan dan diucapkan.[4] Kredibilitas atau kepercayaan diperoleh dengan cara menunjukan kompetensi, yakni kemampuan dan pengetahuan.[4] Cara lain untuk memperoleh kredibilitas adalah dengan menunjukan niat-niat yang dapat dipercaya.[4] Selain itu, kredibilitas juga dapat dicapai melalui karisma pribadi seperti sikap peduli, antusias, dan sikap positif. Kredbilitas mengalir dari karakter personal seperti keahlian, sifat yang dapat dipercayai, ketenangan, dan kesan atau penampilan yang positif.[1]

Alasan yang Logis

[sunting | sunting sumber]

Persuader dapat memengaruhi orang lain bila dapat menunjukan alasan-alasan logis.[3] Persuader harus mengumpulkan informasi dan fakta sebelum melakukan persuasi dengan orang lain.[4] Informasi dan fakta-fakta tersebut berkaitan dengan tujuan, kebutuhan, dan kepentingan dari orang yang dipengaruhi.[4] Suatu persuasi bisa saja gagal jika tidak didukung oleh fakta yang kuat atau tidak memenuhi harapan pihak yang dipengaruhi.[4]

Daya Tarik Emosional

[sunting | sunting sumber]

Pembujuk atau persuader harus memiliki alasan yang logis dan masuk akal untuk memengaruhi orang lain.[3] Alasan-alasan yang rasional akan lebih efektif jika persuader juga menyentuh emosional atau perasaan persuadee.[3] Untuk melengkapi alasan-alasan rasional tersebut persuader harus berusaha menyalami kecemasan, harapan, cinta, kegembiraan, ataupun frustasi orang yang dipengaruhi.[3]

Mengidentifikasi Kesamaan

[sunting | sunting sumber]

Para persuader yang efektif mengembangkan suatu kerangka atau perencanaan dengan menggambarkan posisi pada orang lain dengan cara mengidentifikasikan kesamaan-kesamaan di antar persuader dengan persuadee.[1] Beberapa aspek yang dikembangkan persuader:

  • Memberi alasan yang sesuai, yang akan dipertimbangkan oleh pihak yang dipengaruhi.[1] Dalam hal ini, persuader harus mampu menjelaskan suatu aspek dengan spesifik.[1]
  • Menyediakan suatu pemikiran yang terbuka bagi alternatif-alternatif atau gagasan-gagasan untuk dibandingkan dan dikontraskan.[1]
  • Menciptakan komunikasi dengan bahasa dan struktur yang logis untuk mengambil keputusan.[1]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n Interpersonal Skill in Organization. The Mc Graw Hill, New York, 2009
  2. ^ a b "Persuasive communication: The case of marketing" (PDF). Phon. Diakses tanggal 12 April 2014.13.00. 
  3. ^ a b c d e f Training In Interpersonal Skills, Tips for Manging People at Work. New Jersey: Pearson Prentice Hall. 2009
  4. ^ a b c d e f g h i CB: Interpersonal Development. Character Building Development Center (CBDC), Universitas Bina Nusantara, 2013
  5. ^ a b Human Relations, Interpersonal Job-Oriented Skills. New Jersey. Pearson Prentice Hall. 2007