Pertahanan tanaman terhadap herbivora

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pertahanan tanaman terhadap herbivora utamanya dilakukan menggunakan senyawa-senyawa metabolit sekunder. Tanaman memanfaatkan racun yang tersimpan di organ-organnya untuk bertahan hidup dari herbivora.

Pertahanan dengan senyawa[sunting | sunting sumber]

Metabolit sekunder[sunting | sunting sumber]

Metabolit sekunder yang menjadi pertahanan tanaman terhadap herbivora adalah yang tersimpan dalam kompartemen khusus. Kompartemen ini terletak di organ atau jenis sel yang terspesialisasi di dalam tumbuhan. Metabolit sekunder yang menjadi pertahanan tanaman terhadap herbivora memiliki tingkat konsentrasi racun yang sangat tinggi.[1] Senyawa-senyawa metabolit sekunder di dalam tanaman melakukan interaksi antagonis dengan herbivora.[2]

Alkaloid[sunting | sunting sumber]

Alkaloid di dalam tanaman berfungsi sebagai racun. Keberadaannya sebagai pelindung tanaman dari herbivora dan serangga. Alkaloid terkandung di dalam akar, batang, daun dan biji.[3]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Anggraito, Y. U., dkk. (2018). Metabolit Sekunder dari Tanaman: Aplikasi dan Produksi (PDF). Semarang: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang. hlm. 1. ISBN 978-602-5728-05-1. 
  2. ^ Julianto, Tatang Shabur (2019). Fitokimia: Tinjauan Metabolit Sekunder dan Skrining Fitokimia (PDF). Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia. hlm. 10. ISBN 978-602-450-332-1. 
  3. ^ Novalinda, Chrismis (2020). Lister, N. E., dan Girsang, E., ed. Daun Karet: Manfaat bagi Kesehatan. Medan: Unpri Press. hlm. 37. ISBN 978-623-91085-7-1.