Lompat ke isi

Plabuhan, Plandaan, Jombang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Plabuhan
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenJombang
KecamatanPlandaan
Kode pos
61456
Kode Kemendagri35.17.15.2002 Edit nilai pada Wikidata
Luas7,11 km²
Jumlah penduduk2.740 jiwa
Kepadatan385 jiwa/km²

Plabuhan adalah desa di kecamatan Plandaan, Jombang, Jawa Timur, Indonesia. Desa Plabuhan merupakan salah satu dari 13 desa di wilayah Kecamatan Plandaan, yang terletak 3 Km dari pusat Kecamatan Plandaan, Desa Plabuhan mempunyai luas wilayah seluas 316.448 hektar dan terbagi menjadi 4 dusun yakni Dusun Sempol, Dusun Plabuhan, Dusun Gembyang, dan Dusun Sumberpelas. [1]

Desa Plabuhan selintas mendengar pasti membawa pemikiran pada tempat bersandarnya sebuah perahu atau kapal. Namun setelah ditelisik lebih jauh, ternyata tak ada kaitannya sama sekali dengan aktivitas kemaritiman tersebut. Sebagian besar wilayah Desa Plabuhan merupakan pemukiman penduduk dan hutan dengan relief perbukitan. Sebagian besar pola penggunaan lahan di Desa Plabuhan yaitu sebagai pemukiman warga, lahan pertanian (padi, jagung, kedela) serta wilayah hutan (jati, dan mahoni). Mayoritas mata pencarian penduduk Desa Plabuhan bergerak dibidang pertanian. Desa Plabuhan mempunyai 2 waduk untuk mengairi pertanian. Mayoritas penduduknya adalah bertani. Mayoritas agama penduduk plabuhan adalah islam, kristen, katolik, Hindu,Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Kejawen

Administrasi

[sunting | sunting sumber]

Pembagian wilayah

[sunting | sunting sumber]

Desa Plabuhan terdiri dari 4 dusun, diantaranya:

  1. Dusun Plabuhan
  2. Dusun Gembyang
  3. Dusun Sempol
  4. Dusun Sumberpelas

Desa Plabuhan mengisahkan dahulu kala terdapat tokoh yang bernama Ki Demang Kertolaksono. Beliau dikenal sebagai orang yang kuat dalam berperang dan cerdas dalam mengatur strategi. Dia juga memiliki banyak anak buah (baca: prajurit) yang juga sangat terkenal hingga ke pelosok desa bahkan sampai ke luar kanjengan (kabupaten). Di bawah kepemimpinan Ki Demang Kertolaksono, masyarakat yang kegiatan sehari-harinya bertani hidup aman dan damai. “Hingga suatu saat datanglah seorang tamu Demang dari Madiun yang bertujuan untuk menduduki wilayah Ki Demang Kertolaksono. Kedua Demang itu akhirnya bertarung dengan hasil akhir kemenangan di pihak Ki Demang Kertolaksono. Bersama prajurit yang masih tersisa, Demang Madiun pun akhirnya pulang. Setelah itu tempat terjadinya peperangan diberi nama Labuhan yang diperkirakan artinya merupakan tempat pertemuan pelarian para prajurit, Bapak dua putra ini kemudian melanjutkan cerita, meski Demang Madiun sempat mengalami kekalahan namun tidak lama kemudian dia datang kembali ke Desa Labuhan untuk kembali merebutnya. Kali ini Demang Madiun berhasil mendesak Ki Demang Kertolaksono untuk mundur hingga ke suatu wilayah yang pada akhirnya diberi nama Sempol.

Lantaran terluka dan untuk mencari perlindungan Ki Demang Kertolaksono berlari dari satu tempat ke tempat yang lain. Setiap tempat yang disinggahi oleh Ki Demang Kertolaksono kala itu saat ini menjadi dusun yang masuk dalam wilayah administrasi Desa Plabuhan. Setiap tempatnya memiliki nama dan istilah yang disesuaikan dengan kondisi yang terjadi saat itu.

“Setelah berpindah-pindah tempat, Ki Demang Kertolaksono akhirnya memutuskan untuk kembali dan bermukim di wilayah Desa Labuhan. Ajaibnya pada beberapa tahun kemudian di wilayah Labuhan tepatnya di sebelah utara ada keajaiban berupa perahu gosong (hangus) yang di sekitarnya terdapat tataan batu yang terbuat dari daun jati. Dari situlah akhirnya nama Labuhan diganti menjadi Plabuhan

  1. ^ "Desa Plabuhan". BKKBN. Diakses tanggal 2024-06-03.