Lompat ke isi

Pondok Pesantren Bahrul Ulum (Tambakberas)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pondok Pesantren Bahrul Ulum
Tambakberas

بَحْرُ الْعُلُوْمْ
Alamat

,
61415
Telepon/Faks.0321 869955
085704026366
Surelyayasan@tambakberas.com
Situs webbahrululum.id
Informasi
JenisPondok pesantren
AfiliasiNahdlatul Ulama
Didirikan1838
PendiriK.H. Abdul Salam
PimpinanDr. K.H. M. Hasib Wahab Hasbullah
Bahasa pengantarJawa, Indonesia
Lain-lain
Moto


Pondok Pesantren Bahrul Ulum (bahasa Arab: بَحْرُ الْعُلُوْمْ, har. 'Lautan Ilmu') atau sering disebut Pondok Pesantren Tambakberas didirikan pada 1838 M oleh K.H. Abdul Salam yang sekarang dipimpin oleh Dr. K.H. M. Hasib Wahab Hasbullah sebagai pengasuh tertinggi. Pondok pesantren salaf ini terletak di Desa Tambakrejo, Kec. Jombang, Kab. Jombang dan menjadi salah satu pesantren tertua di Jombang. Selain itu pesantren ini berafiliasi kuat dengan Nahdlatul Ulama, salah satunya dibuktikan dengan keterlibatan K.H. A. Wahab Hasbullah (tokoh penting Pondok Pesantren Bahrul Ulum) sebagai salah satu pendiri organisasi Nahdlatul Ulama.[1]

Awal mula

[sunting | sunting sumber]

Pondok Pesantren Bahrul Ulum didirikan oleh K.H. Abdus Salam atau sering dikenal Mbah Soihah pada tahun 1838 M di desa Tambakberas (Tambakrejo), 5 km sebelah utara kota Jombang, Jawa Timur. K.H. Abdul Salam meninggalkan kampung halamannya menuju Tambakberas untuk bersembunyi menghindari kejaran tentara Belanda. Saat itu Tambakberas masih berupa hutan belantara penuh dengan binatang buas dan dikenal sebagai daerah angker. K.H. Abdul Salam bersama 25 orang pengikutnya membangun surau, langgar (mushalla), dan pondok. Karena itulah, pondok pesantren ini pada awalnya dikenal sebagai pondok selawe (dua puluh lima).

K.H. Abdus Salam sendiri merupakan keturunan dari Raja Brawijaya (Kerajaan Majapahit), putra dari Kiai Abdul Jabbar bin Kiai Abdul Halim (Pangeran Benowo) bin Kiai Abdurrahman (Joko Tingkir).[2]

Periode kedua

[sunting | sunting sumber]

Setelah K.H. Abdus Salam (Mbah Soihah) berusia lanjut, maka kepimpinan Pondok Selawe diserahkan kepada dua menantunya yang juga santrinya sendiri. Kedua menantunya tersebut adalah Kiai Utsman dan Kiai Sa’id. Dengan mendapat restu dari mertuanya, mereka mendirikan pondok cabang karena jumlah santri yang semakin bertambah banyak.

Kiai Utsman mengembangkan pondok di Dusun Gedang yang tidak jauh dari pesantren ayah mertuanya yaitu di sebelah timur sungai pondok pesantren, sedangkan Kiai Sa’id mengembangkan pesantren di sebelah barat sungai. Dalam penataan manajemen pendidikan pesantren yang diasuhnya, Kiai Ustman lebih berkonsentrasi mengajarkan ilmu-ilmu thariqah dan tasawuf, sedangkan Kiai Sa’id lebih berkonsentrasi mengajarkan ilmu-ilmu syari’at.

Perubahan nama

[sunting | sunting sumber]

Sebagaimana dikisahkan sebelumnya, pondok ini pada awal didirikannya dinamakan Pondok Selawe. Hingga pada masa kepemimpinan K H. Hasbulloh (putra Kiai Sa'id), pondok pesantren ini diubah namanya menjadi Pondok Pesantren Tambakberas.

Kemudian pada masa kepemimpinan K.H. Abdul Wahab Hasbullah (putra K.H. Hasbullah) pada tahun 1965, empat santri beliau dipanggil menghadap K.H. Abdul Wahab, keempat santri beliau tersebut adalah Ahmad Junaid, Masrur Dimyati, Abdulloh Yazid Sulaiman, dan Syamsul Huda. Keempat santri beliau ini diberi tugas untuk mengajukan alternatif nama pondok pesantren. Alhasil keempat santri ini mengajukan tiga nama alternatif yaitu: Bahrul Ulum, Darul Hikmah, dan Mambaul Ulum.

Kemudian dari ketiga nama yang diajukan itu, K.H. Abdul Wahab Hasbullah melaksanakan istikharah dan mendapatkan petunjuk dari Allah untuk memilih nama Bahrul Ulum yang berarti “Lautan Ilmu” dengan harapan kelak pesantren ini benar-benar menjadi lautan ilmu bagi mereka yang ingin melakukan thalabul 'ilmi.

Setelah memilih nama, beliau mengadakan sayembara pembuatan logo/lambang pesantren. Pemenang sayembara tersebut adalah Abdullah Yazid dan K.H. Abdul Wahab Hasbullah meminta pada logo/lambang pondok pesantren disisipkan ayat Al-Qur’an surat Al-Kahfi ayat 109. Bahkan untuk prosesi ritualnya Kiai Abdul Wahab memerintahkan salah seorang santri bernama Djamaluddin Ahmad untuk membacakan manaqib. Kemudian sejak tahun 1967 hingga saat ini nama dan lambang tersebut abadi menjadi identitas resmi Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.

Perkembangan

[sunting | sunting sumber]

Sejak tahun 1987 M, kepemimpinan Pondok Pesantren Bahrul Ulum dipegang secara kolektif oleh Dewan Pengasuh yang diketuai oleh K.H. M. Sholeh Abdul Hamid. Para petinggi pondok juga mendirikan Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum yang diketuai oleh K.H. Ahmad Fatih Abdul Rohim. Para kiai yang mengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum itu diantaranya, K.H. M. Sholeh Abdul Hamid, K.H. Amanullah, K.H. M. Hasib Abdul Wahab.

Dibawah kepemimpinan K.H. M. Sholeh, Pondok Pesantren Bahrul Ulum mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya santri yang belajar dan telah banyak menghasilkan tokoh, ulama, hingga politisi, seperti contoh K.H. Abdurrahman Wahid mantan presiden ke 4 RI juga alumni Pondok Pesantren Bahrul Ulum. Santri yang belajar di Pondok Pesantren Bahrul Ulum tidak hanya datang dari daerah Jombang dan Indonesia saja, melainkan juga banyak yang berasal dari Brunei Darussalam, Malaysia, dan lain-lain.

Arti lambang

[sunting | sunting sumber]
  1. Bola dunia yang didasari warna biru = menggambarkan bahwa Pondok Pesantren Bahrul Ulum memiliki wawasan global dan pusatnya lautan ilmu.
  2. Empat buah kitab (satu terbuka dan tiga berdiri) = melambangkan bahwa Pondok Pesantren Bahrul Ulum memiliki wawasan intelektual dan keilmuan yang berasaskan pada empat mazhab, yaitu Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’I dan Imam Hanbali.
  3. Enam buah kelopak bunga = melambangkan bahwa di dalam pengembangan dan perjuangannya, Pondok Pesantren Bahrul Ulum senantiasa mengikuti enam rukun iman.
  4. Ayat Al-Qur’an (Al Kahfi : 109) = melambangkan bahwa Pondok Pesantren Bahrul Ulum memiliki, tetap mempertahankan, serta mengembangkan ciri khas wawasan keilmuan dan arah perjuangannya untuk mengabdi pada agama, bangsa dan negara.
  5. Pita berwarna hijau = melambangkan bahwa Pondok Pesantren Bahrul Ulum berusaha mempererat hubungan antar berbagai elemen bangsa.

Daftar unit asrama

[sunting | sunting sumber]

Hingga saat ini, Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum memiliki 46 unit asrama (ribath), yaitu:

  1. Pondok Induk
  2. Al-Lathifiyyah 1
  3. Al-Fathimiyyah
  4. Al-Muhajirin 1
  5. Al-Muhajirin 2
  6. Al-Muhajirin 3
  7. As-Sa’idiyyah 1
  8. Al-Lathifiyyah 2 / Al-Wahabiyyah 1
  9. Al-Hamidiyyah
  10. Al-Ghozali Putri
  11. Al-Amanah Putri
  12. Al-Muhibbin
  13. Al-Hikmah
  14. An-Najiyyah 1
  15. Al-Roudloh
  16. Al-Mardliyah
  17. Al-Lathifiyyah 3 / Al-Wahabiyyah 2
  18. Al-Maliki 1
  19. Al-Ustmany
  20. Al-Hidayah
  21. Al-Wardiyyah / As-Sa’idiyyah 3
  22. Al-Ikhlash
  23. PP. Terpadu Chasbulloh
  24. As-Sa’idiyyah 2
  25. As-Salma
  26. Al-Mubtadiien
  27. Sabilul Huda
  28. Al-Maliki 2
  29. Darul Qur’an
  30. Al-Fatich
  31. An-Najiyah 2 / Ummu Zainab
  32. An-Nashriyyah
  33. Al-Haadi 1
  34. Al-Haadi 2
  35. Al-Amanah Putra
  36. An-Najiyah 3
  37. Al-Falah
  38. Ad-Diin
  39. An-Najah
  40. Bayt Al-Qur’an
  41. PP. Madrasatul Qur’an
  42. Ar-Rohmah
  43. Al-Wahidah
  44. Nur Annajiyah
  45. Al-Muhajirin Ilalloh
  46. Al-Ghozali Putra

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Ulum, Yayasan Pondok Pesantren Bahrul. "Lembaga Madrasah Pondok Pesantren Bahrul Ulum". Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang Jawa Timur (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-07-09. 
  2. ^ Ulum, Yayasan Pondok Pesantren Bahrul. "Sejarah Nama dan Lambang". Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang Jawa Timur (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-07-09.