Lompat ke isi

Pongasi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pongasi adalah salah satu minuman tradisional yang populer di masyarakat Tolaki dari Sulawesi Tenggara. Minuman ini berasal dari fermentasi beras putih dan disajikan dalam berbagai kegiatan budaya. Pada zaman dahulu, Pongasi dianggap sebagai minuman adat namun pada masa sekarang dianggap sebagai minuman keras yang membuat mabuk.[1]

Pongasi dibuat dengan cara merendam beras kemudian ditambahkan ragi. Air hasil rendaman beras kemudian disimpan dalam wadah lain dan didiamkan selama 3-7 hari untuk konsumsi harian. Namun ada juga yang menyimpannya hingga berbulan-bulan ataupun bertahun-tahun untuk mendapatkan kandungan alkohol yang diinginkan.

Di beberapa kampung, Pongasi biasanya dibuat saat seorang anak lahir. Pongasi kemudian akan ditanam di dalam tanah bersama tempat membuatnya dan akan dibuka saat anak tersebut sudah dewasa dan akan melangsungkan pernikahan. Pongasi kemudian dijadikan suguhan spesial dan dikonsumsi bersama seluruh anggota keluarga untuk merayakan pernikahan tersebut.[2] Namun hal ini bukanlah sebuah adat istiadat melainkan hanya kebiasaan turun temurun.

Lihat juga

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Udu, Sumiman (2018). MAKANAN TRADISI SUKU TOLAKI: POTENSI PENGEMBANGAN WISATA KULINER DALAM KONTEKS POLITIK GLOBAL. Kendari: Prosiding Seminar Nasional dan Pra Lokakarya Asosiasi Departemen/Jurusan Antropologi Seluruh Indonesia.  [pranala nonaktif permanen]
  2. ^ Redaksi (2 Maret 2021). "Mengenal Minuman Keras Lokal Khas Sulawesi Tenggara". SuaraKendari.com. Diakses tanggal 24 Maret 2022.