Lompat ke isi

Popiel

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pangeran Popiel.
Menara Tikus di dalam Kruszwica, dikonstruksi pada tahun 1350, keliru diasosiasikan dengan Popiel.

Pangeran Popiel (atau Adipati Popiel) merupakan seorang pemimpin legendaris pada abad ke-9 Slavia Barat suku ("proto-Polandia") Goplan dan Polan, anggota terakhir pra-Dinasti Piast, Popielid. Menurut penulis riwayat Gallus Anonymus, Jan Długosz dan Marcin Kromer, sebagai konsekuensi dari aturan yang buruk ia digulingkan, dikepung oleh rakyatnya, dan dimakan hidup-hidup oleh tikus di dalam menara di Kruszwica.

Seperti yang dikisahkan legenda, Pangeran Popiel adalah orang yang kejam dan pemimpin yang korup yang hanya peduli pada anggur, wanita dan musik. Ia sangat dipengaruhi oleh istrinya yang cantik, puteri Jerman yang haus akan kekuasaan.[1] Karena pemerintahan Popiel yang tidak baik dan kegagalannya untuk membela wilayah dari perampokan Viking, kedua belas pamannya berkomplot untuk menggulingkannya. Akan tetapi, atas dorongan istrinya, ia meracuni mereka semua di dalam sebuah pesta (ia mungkin akan melakukannya sendiri). Daripada mengkremasi jenazah mereka seperti tradisi, ia membuang mereka ke dalam Danau Gopło.

Ketika mereka melihat apa yang telah dilakukan Popiel dan istrinya, mereka memberontak melawan pemimpin mereka. Pasangan itu mengungsi ke dalam sebuah menara di dekat danau. Seperti yang dikisahkan di dalam legenda, sekerumunan tikus (yang telah diberi makan jenazah paman-paman Popiel yang tidak dikremasi) bergegas menuju menara itu, menggigiti dinding-dinding, dan melahap Popiel dan istrinya hidup-hidup. Pangeran Popiel digantikan oleh Piast Kolodziej dan Siemowit.

Di pinggir Danau Gopło berdiri sebuah menara abad pertengahan, yang bernama Menara Tikus. Akan tetapi, menara itu bukan seperti yang dikisahkan di dalam legenda karena dibangun sekitar 500 tahun kemudian setelah kejadian itu.

Lihat Pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Popiel's wife is sometimes called Ryksa (Hilderyka, or Brunhilda); however, her name was never specified by medieval chroniclers (see: Historya narodu polskiego, Volumes 3-4. By Adam Naruszewicz, 1836. Chapter "Podług rękopisma Puławskiego")