Provinsi Cabinda
Cabinda adalah sebuah provinsi dan eksklave milik Angola yang terpisah dari wilayah Angola lainnya oleh Republik Demokratik Kongo, yang membatasi provinsi itu di sebelah selatan dan timur. Di sebelah barat Cabinda ialah Republik Kongo, dan di sebelah barat terdapat Samudra Atlantik. Menurut sensus penduduk 1991, populasinya berjumlah 163.000 jiwa dengan luas wilayah 7.270 km².
Penjelajah asal Portugis, misionaris dan pedagang tiba di mulut Sungai Kongo pada pertengahan abad ke-15 dan berhubungan dengan Raja Kongo yang bernama Manikongo. Manikongo menguasai sebagian besar wilayah yang kini bernama Cabinda melalui afiliasi dengan kerajaan kecil seperti Kerajaan Ngoyo, Loango, dan Cacongo.
Selang beberapa tahun, bangsa Portugal, Belanda dan Britania mendirikan pos dagang, kamp penebangan kayu dan pabrik pemroses minyak sawit di Cabinda. Perdagangan berlanjut dan kehadiran kaum Eropa semakin terasa hingga menimbulkan konflik antara ketiga kolonialis tersebut.
Angola tadinya merupakan wilayah yang utuh, tetapi pada 1885, hasil Konferensi Berlin menyatakan perluasan wilayah Congo Free State (sekarang Republik Demokratik Kongo) sepanjang Sungai Kongo hingga mulut sungai, sehingga Cabinda terisolasi dari Angola daratan.
Cabinda menghasilkan komoditas kayu keras, kopi, koka, karet dan minyak sawit. Produksi minyak bumi dimulai pada 1968 dan kini merupakan mayoritas komoditas Angola.
Gerakan Pembebasan Enklave Cabinda (Frente para a Libertacao do Enclave de Cabinda/FLEC) telah melancarkan aksi militer untuk memerdekakan Cabinda sejak kemerdekaan Angola pada 1975.
FLEC menguasai sebagian besar wilayah Cabinda pada 1975 dan mendirikan pemerintahan sementara yang dipimpin Henriques Tiago. Kemerdekaan diproklamasikan pada 1 Agustus 1975, dan Luiz Branque Franque terpilih menjadi presiden. Setelah kemerdekaan Angola pada November 1975, Cabinda diserbu oleh pasukan Gerakan Populer untuk Pembebasan Angola (Movimento Popular de Libertacao de Angola/MPLA) dengan bantuan dari tentara Kuba. Pasukan MPLA menguasai keseluruhan wilayah Cabinda pada 4 Januari 1976, sedangkan FLEC menarik diri ke hutan.