Psikobedah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Psikobedah
Intervensi
MeSHD011612

Psikobedah, juga disebut bedah saraf untuk gangguan mental, adalah bedah saraf untuk perawatan gangguan mental.[1] Psikobedah selalu menjadi bidang medis yang kontroversial. Sejarah modern psikobedah dimulai pada tahun 1880-an dibawah psikiater Swiss Gottlieb Burckhardt.[2] Terobosan signifikan dalam ilmu psikobedah muncul pada abad kedua puluh dan dilakukan oleh ahli saraf Portugal Egas Moniz yang pada pertengahan 1930-an mengembangkan operasi yang dikenal sebagai leukotomi. Praktik ini dilakukan dengan antusias di Amerika Serikat oleh neuropsikiater Walter Freeman dan ahli bedah saraf James W. Watts yang merancang apa yang menjadi prosedur prefrontal standar dan menamai teknik operasi tersebut sebagai lobotomi, meskipun operasi itu disebut leukotomi di Inggris. Terlepas dari pemberian penghargaan Nobel kepada Moniz pada tahun 1949, penggunaan psikobedah menurun selama tahun 1950-an. Pada tahun 1970-an jenis operasi yang diusung Freeman-Watt sangat jarang dipraktekan, tetapi bentuk-bentuk lain dari bedah saraf tersebut digunakan dalam skala yang lebih kecil. Beberapa negara telah meninggalkan psikobedah sama sekali; misalnya Amerika Serikat dan Inggris, praktek ini hanya digunakan pada sebagian kecil orang dengan depresi atau gangguan obsesif-kompulsif (OCD).[3] Beberapa negara bahkan menggunakan praktek psikobedah hanya untuk pengobatan skizofrenia dan gangguan lainnya.[4][5]

Psikobedah merupakan kolaborasi antara psikiater dan ahli bedah saraf. Operasi dilakukan dibawah anestesi umum dan menggunakan metode stereotaktik, sepotong kecil otak dihilangkan. Jenis psikobedah yang paling umum digunakan saat ini adalah kapsulotomi, singulotomi, trotomy subcaudate, dan leukotomi limbik. Luka atau jejas dibuat oleh radiasi, thermo-koagulasi, pembekuan atau pemotongan.[6] Sepertiga dari pasien menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam gejala mereka setelah operasi. Kemajuan dalam teknik bedah telah mengurangi insiden kematian dan kerusakan serius dari psikobedah; risiko yang tersisa termasuk kejang, inkontinensia, penurunan dorongan dan inisiatif, penambahan berat badan, dan masalah kognitif dan afektif .

Saat ini minat dalam perawatan bedah saraf dari penyakit mental bergeser dari psikobedah ablasif (bertujuan untuk menghancurkan jaringan otak) ke stimulasi otak dalam yang bertujuan untuk merangsang bagian otak tertentu dengan menggunakan implantasi elektrode.[7]

Penggunaan medis[sunting | sunting sumber]

Semua bentuk psikomedis yang digunakan saat ini langsung merujuk ke penanganan sistem limbik, yang melibatkan struktur seperti amigdala, hipokampus, nukleus talamus dan nukleus hipotalamus, prefontal korteks dan orbitofrontal korteks, dan cingulate gyrus — semuanya terhubung melalui jalur fiber dan memiliki peran dalam pengaturan emosi.[8] Namun tidak ada kesepakatan internasional tentang bagian mana yang menjadi target terbaik dalam penanganan medis.

Singulotomi Anterior pertama kali digunakan oleh Hugh Cairns di Inggris dan dikembangkan oleh H.T. Ballantine jnr di Amerika Serikat.[9] Prosedur psikobedah ini merupakan prosedur yang paling sering digunakan di Amerika Serikat. Target dalam prosedur ini adalah singulat anterior korteks; memutuskan sambungan dari nukleus talamus dan bagian posterior frontal korteks dan merusak bagian singluat anterior korteks.

Kapsulotomi anterior dikembangkan di Swedia dan menjadi prosedur operasi psikomedis yang paling sering digunakan disana. Prosedur ini juga digunakan di Skotlandia dan Kanada. Target dalam prosedur operasi ini adalah memutuskan sambungan dari orbitofrontal korteks dan nukleus talamus dengan menginduksi jejas pada organ anterior di kapsula interna.[10]

Traktotomi Subkudata merupakan psikobedah yang sering digunakan di Inggris pada rentang waktu 1960-an sampai akhir 1990-an. Target dalam prosedur operasi ini adalah bagian kuadran tengah bawah dari frontal lobe, merusak sambungan antara sistem limbik dan bagian supra-orbital pada frontal lobe.[8]

Leukotomi limbik adalah kombinasi dari trotomi subkudata dan singulotomi anterior. Pernah digunakan di Rumah Sakit Atkinson Morley London pada 1990-an[8] dan juga di Rumah Sakit Umum Massachusetts.[11]

Amigdalatomi, yang menargetkan bagian amigdala, dikembangkan oleh Hideki Narabayashi pada tahun 1961 dan terkadang masih digunakan contohnya di Medical College of Georgia.[12]

Efektivitas[sunting | sunting sumber]

Tingkat keberhasilan untuk kapsulotomi anterior, singulotomi anterior, trotomi subkudasi, dan leukotomi limbik dalam mengobati depresi dan OCD adalah 25 dan 70 persen.[6] Walau begitu kualitas data yang ditampilkan begitu buruk sehingga Royal College of Psychiatrists dalam laporan mereka tahun 2000 menyimpulkan bahwa tidak ada jawaban sederhana untuk pertanyaan efektivitas klinis dari psikobedah modern; studi menunjukkan adanya perbaikan dalam kondisi pasien setelah operasi namun tidak bisa dipastikan sejauh mana faktor lain berkontribusi pada kondisi tersebut.[3] Penelitian menunjukkan efek psikobedah belum mampu mengatasi sejumlah masalah metodologis, termasuk masalah yang terkait dengan diagnosa dan pengukuran hasil yang tidak terstandardisasi, jumlah pasien yang sedikit serta dirawat di satu pusat, dan bias publikasi positif . Studi terkontrol jumlahnya masih sedikit, dan tidak adanya ulasan sistematis atau meta-analisis.[6][13]

Teknik modern telah mengurangi risiko psikobedah secara signifikan, meskipun risiko efek samping masih tetap ada. Sementara risiko kematian atau cedera pembuluh darah menjadi kecil, masih ada risiko terjadi kejang, kelelahan, dan perubahan kepribadian setelah operasi.[3]

Studi tindak lanjut baru-baru ini terhadap delapan pasien depresi yang menjalani kapsulotomi anterior di Vancouver, Kanada, mengklasifikasikan lima dari mereka sebagai responden pada dua hingga tiga tahun setelah operasi. Hasil pengujian neuropsikologis mereka tidak berubah atau membaik, meskipun ada defisit terisolasi dan satu pasien mengidap perubahan psikobakteri frontal jangka panjang. Satu pasien yang berusia 75 tahun menjadi bisu dan akinetik selama sebulan setelah operasi dan kemudian berubah menjadi demensia.[14]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Mashour, G.A.; Walker, E.E.; Martuza, R.L. (2005). "Psychosurgery: past, present and future". Brain Research Reviews. 48 (3): 409–18. doi:10.1016/j.brainresrev.2004.09.002. PMID 15914249. 
  2. ^ Berrios, G.E. (1997). "The origins of psychosurgery". History of Psychiatry. 8 (29): 61–82. doi:10.1177/0957154X9700802905. PMID 11619209. 
  3. ^ a b c Neurosurgery working group 2000 Neurosurgery for mental disorder. London: Royal College of Psychiatrists
  4. ^ N. Zamiska 2007 In China, brain surgery is pushed on the mentally ill. Wall Street Journal, 2 November
  5. ^ Barcia, J.A.; et al. (2007). "Present status of psychosurgery in Spain". Neurocirugía. 18: 301–11. 
  6. ^ a b c Mashour, G.A.; Walker, E.E.; Martuza, R.L. (2005). "Psychosurgery: past, present and future". Brain Research Reviews. 48 (3): 409–18. doi:10.1016/j.brainresrev.2004.09.002. PMID 15914249. 
  7. ^ Sachdev, P.; Chen, X. (2009). "Neurosurgical treatment of mood disorders: traditional psychosurgery and the advent of deep brain stimulation". Current Opinion in Psychiatry. 22 (1): 25–31. doi:10.1097/YCO.0b013e32831c8475. PMID 19122531. 
  8. ^ a b c Clinical resource and audit group 1996 Neurosurgery for mental disorder. Edinburgh: Scottish Office
  9. ^ Heller, A.C.; Amar, Arun P.; Liu, Charles Y.; Apuzzo, Michael L.J. (2006). "Surgery of the mind and mood: a mosaic of issues in time and evolution". Neurosurgery. 59 (4): 720–40. doi:10.1227/01.NEU.0000240227.72514.27. PMID 17038938. 
  10. ^ Doshi PK (2011). "Anterior capsulotomy for refractory OCD: First case as per the core group guidelines". Indian J Psychiatry. 53 (3): 270–3. doi:10.4103/0019-5545.86823. PMC 3221188alt=Dapat diakses gratis. PMID 22135450. 
  11. ^ Price, B.H.; Baral, I; Cosgrove, GR; Rauch, SL; Nierenberg, AA; Jenike, MA; Cassem, EH (2001). "Improvement in severe self-mutilation following limbic leucotomy: a series of five consecutive cases". Journal of Clinical Psychiatry. 62 (12): 925–32. doi:10.4088/JCP.v62n1202. PMID 11780871. 
  12. ^ Fountas, K.N.; Smith, J.R.; Lee, G.P. (2007). "Bilateral stereotactic amygdalotomy for self-mutilation disorder: a case report and review of the literature". Stereotactic and Functional Neurosurgery. 85 (2–3): 121–8. doi:10.1159/000098527. PMID 17228178. 
  13. ^ Christmas D; et al. (2004). "Neurosurgery for mental disorder". Advances in Psychiatric Treatment. 10 (3): 189–199. doi:10.1192/apt.10.3.189. 
  14. ^ Hurwitz TA; et al. (2012). "Bilateral anterior capsulotomy for depression" (PDF). Journal of Neuropsychiatry and Clinical Neurosciences. 24 (2): 176–182. doi:10.1176/appi.neuropsych.11080189. PMID 22772665. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2013-06-05.