R. Mohammad Zuhdan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Drs. Raden
Mohammad Zuhdan
LahirMohammad Zuhdan
(1931-09-03)3 September 1931
Kauman, Yogyakarta, Hindia Belanda
Meninggal24 Juni 1986(1986-06-24) (umur 54)
Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia
KebangsaanIndonesia
AlmamaterIKIP Yogyakarta
Suami/istriAnidar Kusaini
AnakDrs. Syamsul Hidayat
Drs. Ahmad Diponegoro, M.M.
Prof. Dr. M. Zaim, M.Hum
Afifah Asriati, B.A., S.ST., M.A.
Rahimah Dwiyanti
Dr.Hamdi Aniza Pertama,S.E.Akt.,M.Si.
Tri Handayani, S.Pd., M.Pd
Yuni Setiawan, S.Ag.

Drs. R. Moh. Zuhdan (3 September 1931 – 24 Juni 1986) adalah seorang pejuang, pendidik, guru, ulama, dan politisi Sumatera Barat yang ditempa dan dibesarkan di lingkungan Muhammadiyah Kauman Yogyakarta dan Kauman Padang Panjang, Sumatera Barat. Nama lengkapnya adalah Raden Mohammad Zuhdan yang disingkat menjadi R. Moh. Zuhdan. R. Moh. Zuhdan mempersunting gadis minang bernama Anidar Kusaini dari Nagari Pandai Sikek, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, menjadi urang sumando Pandai Sikek dan diberi gelar adat St. Mudo. R. Moh. Zuhdan St. Mudo berdakwah dan berjuang memajukan pendidikan di Sumatera Barat melalui profesinya sebagai guru, seniman, ulama, dan pegiat organisasi sosial Muhammadiyah. Di Nagari Pandai Sikek dia merintis membesarkan Muhammadiyah melalui pendirian lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD), yaitu mendirikan Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal (TKABA), menjadi ulama, seniman, dan guru. Drs. R. Moh. Zuhdan menjabat sebagai ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pandai Sikek (1968-1975), Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kecamatan X Koto (1975-1979), Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Padang Panjang, Batipuh, X Koto (1979-1982), dan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Padang Panjang, Batipuh, dan X Koto (1982-1986). Di dunia Pendidikan, Drs. R. Moh. Zuhdan terakhir menjabat sebagai Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Gunung Padang Panjang, Sumatera Barat.

Biografi[sunting | sunting sumber]

R. Moh. Zuhdan adalah anak keenam dari tujuh bersaudara, anak dari Atmopertomo (ayah) dan Rr. Sukinah (Raden Nganten Atmopertomo) (ibu) yang memiliki garis keturunan ke 6 dari Sri Sultan Hamengku Buwono II. Masa remaja dialaminya di Kauman, Yogyakarta, tempat lahirnya Muhammadiyah. Pada usia remaja, masa agresi tahun 1949, Zuhdan ikut bertempur melawan tentara kolonial Belanda, dan mendapat “Surat Tanda Djasa” dari ComdiPertempuran R.K. Kauman yang dikeluarkan pada 17 Agustus 1950. R. Moh. Zuhdan diangkat menjadi guru PGAN Pekalongan pada tahun 1954 dan kemudian pindah tugas menjadi guru PGAN Yogyakarta tahun 1962. Setelah menyelesaikan Pendidikan Sarjana (Drs) di IKIP Yogyakarta pada tahun 1968, Drs. R. Moh. Zuhdan mengabdikan dirinya di kampung halaman istrinya, Anidar Kusaini, di Pandai Sikek, Kabupaten Tanah Datar, Propinsi Sumatera Barat. Dari kampung kecil di lereng gunung Singgalang inilah Drs. Moh. Zuhdan berjuang menjadi pendidik, guru, ulama, dan politisi melalui profesi guru dan seni. Beliau mendirikan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (Taman Kanak-Kanak Bustanul Athfal Pandai Sikek), lembaga pendidikan setingkat taman kanak-kanak pertama yang ada di desa, dan beliau juga adalah salah seorang pendiri perguruan tinggi Muhammadiyah di Kota Padang Panjang, yaitu Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah di Kauman, Padang Panjang (1983), yang kemudian berubah menjadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB), dan memimpin Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Gunung Padang Panjang disamping tugasnya sebagai pendidik, ulama, dan aktifis organisasi Muhammadiyah. Delapan anak Drs. R. Moh. Zuhdan telah berhasil manapaki kariernya di berbagai bidang, yaitu Drs. Syamsul Hidayat (Wartawan), Drs. Ahmad Diponegoro, M.M. (Swasta/Konsultan Pendidikan), Prof. Dr, M. Zaim, M.Hum (Dosen UNP, Dekan FBS UNP 2011-2015 dan 2015-2019, Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Barat 2007-2011, dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang Panjang 2004-2007), Afifah Asriati, B.A., S.ST., M.A. (Dosen UNP), Rahimah Dwiyanti (PNS Kementerian Agama), Dr. Hamdi Aniza Pertama, S.E. Akt., M.Si. (Kemeterian Keuangan), Tri Handayani, S.Pd., M.Pd (PNS/Guru SMA), dan Yuni Setiawan, S.Ag. (Pengusaha). Pada tahun 2019, sebuah buku biografi tentang Drs. R. Moh. Zuhdan yang ditulis oleh wartawan senior Sumatera Barat, Anwar Thahar, telah diterbitkan oleh Universitas Hamka (UHAMKA Press) Jakarta dengan judul Drs. R. Moh Zuhdan: Berjuang di Tanah Seberang yang prolognya ditulis oleh Prof. Dr. H. Ahmad Syafi’i Maarif, tokoh nasional dan tokoh Muhammadiyah yang bermukim di Yogyakarta yang berasal dari ranah minang.[1]

Riwayat Pendidikan[sunting | sunting sumber]

  • Sekolah Rakyat Muhammadiyah Suronatan, Yogyakarta
  • SMP Muhammadiyah Putra I Yogyakarta
  • SGHA Negeri Yogyakarta (1954)
  • ASRI Yogyakarta (B1) dan (B II) (1963)
  • Sarjana Muda (BA) Institut Pendidikan Guru (IPG) Surabaya, Cabang Madiun (1964)
  • Sarjana (Drs) IKIP Yogyakarta (1968)

Riwayat Pekerjaan dan Jabatan[sunting | sunting sumber]

  • Guru PGAN Pekalongan (1954-1962)
  • Guru PGAN Yogyakarta (1962-1968)
  • Guru PGAN Putri Bukittinggi (1968-1984)
  • Guru SGB NU Pekalongan
  • Guru PGA Muhammadiyah Pekalongan
  • Guru SMP Muhammadiyah Pekalongan
  • Guru PGAN 6 Tahun Padang Panjang di Koto Baru
  • Guru Diniyah Putri Padang Panjang
  • Guru Kuliyatul Mubalighin (KM) Muhammadiyah Padang Panjang
  • Kepala MAN Gunung Padang Panjang (1984-1986)

Organisasi Sosial Kemasyarakatan[sunting | sunting sumber]

  • Hizbul Wathan (HW) Muhammadiyah Yogyakarta
  • Pelajar Islam Indonesia (PII) Yogyakarta
  • Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ASRI dan IKIP Yogyakarta
  • Badan Majlis Ulama (BMU) Pandai Sikek, Tanah Datar
  • Ketua Pengurus Ranting Muhammadiyah Pandai Sikek, Tanah Datar
  • Ketua Pengurus Cabang Muhammadiyah Kecamatan X Koto, Tanah Datar
  • Wakil Ketua Pengurus Muhammadiyah Daerah Padang Panjang, Batipuh, X Koto (1979-1980)
  • Ketua Pengurus Muhammadiyah Daerah Padang Panjang, Batipuh, X Koto (1980-1986)

Buku[sunting | sunting sumber]

  1. Teori dan Praktek Menggambar untuk SLP, SLA (1978)
  2. Pendidikan Kesenian Seni Rupa untuk SMTA (1984)

Karya Seni[sunting | sunting sumber]

  1. Seni Grafis (1968)
  2. Relief di PGAN Putri Bukittinggi (MAN 2 Bukittinggi)
  3. Relief di PGAN 6 Tahun Padang Panjang di Koto Baru (MAN/MAPK Padang Panjang di Koto Baru)
  4. Cerpen “Insyaf” (1951), “Karena Siasat Sendiri” (1952) dan “Cerita tentang orang Utas” (1952)
  5. Puisi “Melepas Kawan”, “Antara Pagi dan Senja”, “Candi”, “Awan Bararak”, “Pernyataan”, “Permintaan”, “Tanda Tanya”, “Cermin”, “Hidup Abadi”, dan “Resolusi”.
  6. Lagu “Mars Tsanawiyah” dan “Ukhuwah Islamiyah”.
  7. Ilustrator buku dan majalah
  8. Cerita bergambar “Djendral Sudirman Pahlawan Kemerdekaan” (Suara Muhammadiyah).

Catatan Kaki[sunting | sunting sumber]

Daftar pustaka
  • Anwar Thahar (2019). Drs. R. Moh Zuhdan: Berjuang di Tanah Seberang. Jakarta: Uhamka Press. 
Rujukan
  1. ^ "Bedah Buku Tentang Moh Zuhdan Dihadiri Rektor dan Dosen Tiga Universitas". Suara Muhammadiyah (dalam bahasa Inggris). 2019-06-13. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-03-25. Diakses tanggal 2020-03-25.