Lompat ke isi

Raja Zarith Sofiah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Raja Zarith Sofiah
راجا زاريث صوفية
Lukisan Raja Zarith Sofiah karya Rajasekharan Parameswaran, 2019
Raja Permaisuri Agong XVII
Periode31 Januari 2024 – sekarang
Penobatan20 Juli 2024
PendahuluTunku Azizah Aminah Maimunah Iskandariah
Permaisuri Johor
Periode23 Januari 2010 – sekarang
PendahuluSultanah Zanariah (sebagai Sultanah)
Pendamping Putra Mahkota Johor
Periode22 September 1982 – 23 Januari 2010
PendahuluTengku Zanariah
PenerusChe’ Puan Mahkota Khaleeda
KelahiranRaja Zarith Sofiah binti Raja Idris Shah
14 Agustus 1959 (umur 65)
Rumah Sakit Batu Gajah, Batu Gajah, Perak, Malaya
Pasangan
(m. 1982)
Keturunan
Nama lengkap
Raja Zarith Sofiah binti Almarhum Sultan Idris Al-Mutawakil Alallahi Shah
Nama takhta
Raja Zarith Sofiah binti Almarhum Sultan Idris Shah
Wangsa
  • Siak-Perak (melalui keturunan)
  • Temenggong (melalui pernikahan)
AyahSultan Idris Shah II
IbuRaja Perempuan Muzwin
AgamaIslam Sunni

Raja Zarith Sofiah binti Almarhum Sultan Idris Shah (Jawi: راج زاريث صوفية بنت المرحوم سلطان إدريس شاه; lahir 14 Agustus 1959) merupakan Raja Permaisuri Agong Malaysia dan Permaisuri Johor sebagai istri Sultan Ibrahim ibni Almarhum Sultan Iskandar Al-Haj. Terlahir dalam keluarga kerajaan Perak, ia menikah dengan Sultan Ibrahim, yang saat itu masih menjadi penerus takhta Johor, ketika sedang berkuliah di Somerville College, Oxford. Kini, ibu dari enam anak ini aktif terlibat dalam berbagai kegiatan organisasi non-pemerintah serta universitas, dan juga rutin menulis kolom untuk surat kabar.

Kehidupan awal dan pendidikan

[sunting | sunting sumber]

Raja Zarith Sofiah binti Raja Idris Shah lahir di Rumah Sakit Batu Gajah, di Perak, pada tanggal 14 Agustus 1959 dari pasangan Sultan Idris Shah II dari Perak dan Raja Perempuan Muzwin binti Raja Ariff Shah sebagai anak ketiga dan putri kedua dari lima bersaudara.[1][2] Saudara-saudara seibunya bernama Raja Nazhatul, Raja Iskandar, Raja Jamil, dan Raja Radziatul. Orang tuanya masih bersepupu dekat; kakeknya dari pihak ibu adalah sepupu Sultan Idris Shah II. Selain itu, Raja Zarith Sofiah juga merupakan sepupu kedua Sultan Azlan Shah dari Perak. Kakek Sultan Azlan, Raja Zarith Sofiah, serta Raja Perempuan Muzwin adalah anak Sultan Idris Shah I, namun semuanya berlainan ibu.[3]

Raja Zarith Sofiah menempuh pendidikan dasar dan menengahnya di Kuala Kangsar, mulai dari bersekolah di SK Datin Khadijah, lalu di SMK Raja Perempuan Kelsom. Setelah itu, ia pindah ke Cheltenham Ladies' College di Cheltenham, Gloucestershire, Inggris, untuk menamatkan pendidikan menengahnya. Raja Zarith Sofiah berkuliah di Somerville College, Oxford dan memperoleh gelar Bachelor of Arts jurusan Studi Tiongkok pada tahun 1983, lalu gelar Master of Arts pada tahun 1986.[1][2][4]

Pernikahan dan anak

[sunting | sunting sumber]

Pada tanggal 22 September 1982, Raja Zarith Sofiah menikah dengan Tunku Ibrahim Ismail, yang kala itu masih menjadi Tunku (Pangeran) Mahkota Johor.[5] Gelarnya setelah menikah adalah Yang Amat Mulia Raja Zarith Sofiah, Isteri Tunku Mahkota Johor.

Tunku Ibrahim Ismail diangkat menjadi Sultan Johor ke-25 setelah ayahnya mangkat pada tanggal 23 Januari 2010. Bertepatan dengan perayaan ulang tahun Sultan Ibrahim yang ke-52 pada tanggal 22 November 2010, Raja Zarith Sofiah mendapatkan gelar Duli Yang Maha Mulia.[6] Gelar ini disandangnya hingga penobatannya pada tanggal 23 Maret 2015. Pada hari penobatannya, Raja Zarith Sofiah resmi dianugerahi gelar Permaisuri Johor[7][8] dengan sebutan Duli Yang Maha Mulia.[9]

Raja Zarith Sofiah dan Sultan Ibrahim memiliki enam orang anak:[10]

Kegiatan saat ini

[sunting | sunting sumber]

Raja Zarith Sofiah saat ini memegang sejumlah jabatan, di antaranya rektor Universiti Teknologi Malaysia,[11] Penasihat Kerajaan untuk Bulan Sabit Merah Malaysia, Ketua Yayasan Raja Zarith Sofiah Negeri Johor (YRZSNJ), serta Ketua Yayasan Kanker Tunku Laksamana Johor (TLJCF). Selain itu, ia juga merupakan Anggota Sekolah Studi Bahasa dan Linguistik Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM).[12] Ia juga pernah menyampaikan pidato kunci di Konferensi Bahasa Internasional UKM 2011.[13] Sejak Michaelmas 2011, ia menjadi Pelindung Kerajaan untuk Oxford University Malaysia Club (OUMC).[14] Raja Zarith Sofiah juga merupakan penggagas utama dalam upaya meningkatkan penggunaan bahasa Inggris di Malaysia.[15][16] Selain fasih berbahasa Melayu dan Inggris, ia juga menguasai bahasa Mandarin, Italia, dan Prancis.[4]

Raja Zarith Sofiah juga menulis (dan turut menggambar ilustrasi) sejumlah buku anak-anak, di antaranya Puteri Gunung Ledang. Di samping itu, ia juga menyumbangkan tulisan untuk kolom "Mind Matters" di koran The Star (sebelumnya juga menulis di koran New Straits Times).[4]

Raja Zarith Sofiah aktif mendukung berbagai organisasi amal dan non-pemerintah dengan menjadi pelindung beberapa organisasi, seperti Asosiasi Anak Spastik Johor, Yayasan Jantung Klub Rotary Tebrau, dan Asosiasi Pengajaran Bahasa Inggris Malaysia.[1][16] Selain itu, ia juga merupakan Ketua Komite Layanan Masyarakat di Bulan Sabit Merah Malaysia.[12]

Raja Zarith Sofiah juga berperan aktif dalam kegiatan keagamaan. Terdapat sebuah yayasan yang mengambil namanya, yaitu Yayasan Raja Zarith Sofiah Negeri Johor (YRZSNJ), yang resmi diluncurkan pada tanggal 28 November 2012 di kampus Universiti Teknologi Malaysia, Kuala Lumpur.[17] Yayasan ini bertujuan untuk menggalang dana untuk berbagai program pendidikan.[18] Yayasan ini didirikan setelah sang Sultan dan Permaisuri Johor menyetujui proposal dari Universiti Teknologi Malaysia, sejalan dengan tujuan Royal Johor Institution untuk mengembangkan ajaran Islam.[18]

Gelar dan tanda kehormatan

[sunting | sunting sumber]
Gelar bangsawan untuk
Raja Zarith Sofiah
Gaya referensiKebawah Duli Yang Maha Mulia
Gaya penyebutanKebawah Duli Tuanku
Gaya alternatifTuanku
  • 14 Agustus 1959 – 4 Januari 1963: Yang Mulia Raja Zarith Sofiah binti Raja Idris Shah
  • 5 Januari 1963 – 22 September 1982: Yang Amat Mulia Raja Zarith Sofiah binti Sultan Idris Al-Mutawakil Alallahi Shah
  • 22 September 1982 – 31 Januari 1984: Yang Amat Mulia Raja Zarith Sofiah binti Sultan Idris Shah, Isteri Tunku Mahkota Johor
  • 31 Januari 1984 – 23 Januari 2010: Yang Amat Mulia Raja Zarith Sofiah binti Almarhum Sultan Idris Shah, Isteri Tunku Mahkota Johor
  • 23 Januari 2010 – 22 November 2010: Yang Amat Mulia Raja Zarith Sofiah binti Almarhum Sultan Idris Shah, Paduka Suri Sultan Johor
  • 22 November 2010 – 23 Maret 2015: Duli Yang Maha Mulia Raja Zarith Sofiah binti Almarhum Sultan Idris Shah[19]
  • 23 Maret 2015 – 30 Januari 2024: Duli Yang Maha Mulia Raja Zarith Sofiah binti Almarhum Sultan Idris Shah, Permaisuri Johor
  • 31 Januari 2024 – sekarang: Kebawah Duli Yang Maha Mulia Seri Paduka Baginda Raja Permaisuri Agong XVII Raja Zarith Sofiah[20]

Gelar lengkap Raja Zarith Sofiah dalam bahasa Melayu adalah Kebawah Duli Yang Maha Mulia Seri Paduka Baginda Raja Permaisuri Agong Raja Zarith Sofiah, D.K. (I), D.K. (II), D.M.N., S.P.M.J., S.M.I.J., P.S.I., D.K. (Perak), S.P.C.M.[21][20]

Tanda kehormatan

[sunting | sunting sumber]

Tanda kehormatan Johor

[sunting | sunting sumber]

Tanda kehormatan nasional dan negara

[sunting | sunting sumber]

Doktor kehormatan

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c "Biography for Raja Zarith Sofiah Ibni Sultan Idris Al Mutawakkil Alallahi Shah". SiloBreaker. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 March 2011. Diakses tanggal 5 June 2011. 
  2. ^ a b "D.Y.M.M Sultan Johor". Government of Johor. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 June 2011. Diakses tanggal 5 June 2011. 
  3. ^ "Perak". Genealogical Gleanings. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 February 2005. Diakses tanggal 4 June 2011. 
  4. ^ a b c Lim, Teck Ghee (18 November 2010). "Royalty Extraordinaire". Centre of Policy Initiatives. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 July 2011. Diakses tanggal 5 June 2011. 
  5. ^ "Sultan Ibrahim Ismail of Johor". JBDirectory.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2011. Diakses tanggal 5 June 2011. 
  6. ^ "Sultan Ibrahim Sultan berkenan kurnia gelaran DYMM kepada Raja Zarith Sofiah sempena hari keputeraan baginda" (dalam bahasa Melayu). mStar. 22 November 2010. 
  7. ^ "No 'sultanah' title or special perks for 2 Johor consorts". New Straits Times. 17 Februari 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 Februari 2011. Diakses tanggal 5 Juni 2011. 
  8. ^ Benjamin, Nelson (17 March 2010). "Johor Sultan graces RJCC lunar new year dinner". The Star (Malaysia). Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 June 2011. Diakses tanggal 5 June 2011. 
  9. ^ Rizalman Hammim (5 September 2017). His Majesty has graciously consented Her Royal Highness the Permaisuri of Johor Raja Zarith Sofiah Sultan Idris Shah be addressed as ‘Her Majesty New Straits Times.
  10. ^ "Johor". Genealogical Gleanings. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 May 2011. Diakses tanggal 5 June 2011. 
  11. ^ "The Chancellor". Universiti Teknologi Malaysia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 April 2011. Diakses tanggal 5 June 2011. 
  12. ^ a b Raja Zarith Idris (8 November 2009). "A world of disunited nations". The Star (Malaysia). Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 December 2011. Diakses tanggal 5 June 2011. 
  13. ^ Raja Zarith Idris (15 March 2011). "A dire need to listen". The Star (Malaysia). Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 December 2011. Diakses tanggal 5 June 2011. 
  14. ^ "OUMC Patron". 
  15. ^ "Using English Doesn't Make One Less Patriotic, Says Raja Zarith". Bernama. 8 Januari 2008. 
  16. ^ a b "Royal Patron: H.R.H. Raja Zarith Sofiah binti Almarhum Sultan Idris Shah". Malaysian English Language Teaching Association. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 Agustus 2009. Diakses tanggal 5 Juni 2011. 
  17. ^ "Majlis Pelancaran Yayasan Raja Zarith Sofiah Negeri Johor (photo album)". Professor Datuk Ir. Dr. Zaini bin Ujang, Office of Vice Chancellor. Universiti Teknologi Malaysia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 March 2013. Diakses tanggal 7 December 2012. 
  18. ^ a b "Yayasan Raja Zarith Sofiah Negeri Johor in need of RM60 million endowment". Bernama via New Straits Times. 28 November 2012. Diakses tanggal 7 December 2012. 
  19. ^ "Sultan Ibrahim berkenaan mengurniakan gelaran "Duli Yang Maha Mulia" ke atas isteri baginda, Yang Amat Mulia Raja Zarith Sofiah bersempena istiadat sambutan ulang tahun hari keputeraan baginda ke-52" (dalam bahasa Melayu). mStar. 22 November 2010. 
  20. ^ a b "Setiausaha Sulit Kanan kepada Yang di-Pertuan Agong memaklumkan penggunaan nama rasmi bagi Raja Permaisuri Agong ialah Kebawah Duli Yang Maha Mulia Seri Paduka Baginda Raja Permaisuri Agong Raja Zarith Sofiah" (dalam bahasa Melayu). Harian Metro. 31 Januari 2024. 
  21. ^ Mohd Fahmi Mohd Yusof "Gelaran dalam bahasa Malaysia 'Duli Yang Maha Mulia' bagi Sultan dan Permaisuri Johor, dikekalkan" (dalam bahasa Melayu). Berita Harian. 5 September 2017. 
  22. ^ "Tunku Ismail heads 83 award recipients". New Straits Times. 30 Maret 2015. Diakses tanggal 26 Januari 2020. 
  23. ^ "TMJ ketuai senarai 83 penerima anugerah Sultan Johor" (dalam bahasa Melayu). Berita Harian. 30 Maret 2015. Diakses tanggal 26 Januari 2020. 
  24. ^ "TMJ dahului 83 penerima pingat darjah kebesaran Johor" (dalam bahasa Melayu). Harian Metro. 31 Maret 2015. Diakses tanggal 26 Januari 2020. 
  25. ^ "King,Queen Conferred Highest Federal Awards" (dalam bahasa Inggris). Bernama. 6 Mei 2024. Diakses tanggal 16 Juli 2024. 
  26. ^ "YANG DI-PERTUAN AGONG DAN RAJA PERMAISURI AGONG DIPERSEMBAHKAN DARJAH KEBESARAN PERSEKUTUAN". @officialsultanibrahim via Instagram (dalam bahasa Melayu). 5 Juni 2024. Diakses tanggal 5 Juni 2024. 
  27. ^ "Queen receives Perak award". The Star (dalam bahasa Inggris). 15 Juli 2024. Diakses tanggal 16 Juli 2024. 
  28. ^ Nottingham

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
Raja Zarith Sofiah
Wangsa Kerjaan Perak (Melaka) melalui keturunan
Wangsa Temenggong melalui pernikahan
Lahir: 14 Agustus 1959
Malaysia
Didahului oleh:
Tunku Puan Zanariah
(sebagai Sultanah Johor)
Permaisuri Johor
2010–sekarang
Petahana
Didahului oleh:
Tunku Azizah Aminah Maimunah Iskandariah
(Tengku Ampuan Pahang)
Raja Permaisuri Agong
2024–sekarang