Lompat ke isi

Rami

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Rami
Klasifikasi ilmiah
Domain:
Kerajaan:
Klad: Tracheophyta
Klad: Angiospermae
Klad: Eudikotil
Klad: Rosid
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
Boehmeria nivea

Rami (diucapkan: /ˈrmi/, RAY-mee; dari bahasa Melayu yakni rami) atau dengan nama latin Boehmeria nivea adalah spesies tumbuhan berbunga dalam keluarga jelatang (Urticaceae) yang berasal dari Asia Timur. Rami nerupakan tanaman herba menahun yang tumbuh hingga setinggi 1,0–2,5 meter,[1] daunnya berbentuk hati, panjangnya 7–15 cm dan lebarnya 6–12 cm, dan bagian bawahnya berwarna putih dengan bulu-bulu kecil yang lebat sehingga membuatnya tampak keperakan. Bulu rami tidak menyengat.

Rami adalah salah satu serat alami terkuat. Rami menunjukkan kekuatan yang lebih besar saat basah. Serat rami dikenal terutama karena kemampuannya mempertahankan bentuk, mengurangi kerutan, dan memberikan kilau halus pada tampilan kain. Serat ini tidak tahan lama dibandingkan serat lainnya, sehingga biasanya digunakan sebagai campuran dengan serat lain seperti katun atau wol. Rami mirip dengan linen dalam hal daya serap, kepadatan, dan tampilan mikroskopis. Karena kristalinitas molekulnya yang tinggi, rami menjadi kaku dan rapuh serta akan pecah jika dilipat berulang kali di tempat yang sama. Rami kurang memiliki ketahanan dan rendah dalam elastisitas dan potensi pemanjangan.[2]

Sejarah Penggunaan

[sunting | sunting sumber]

Rami telah ditanam di Cina selama berabad-abad, dan para petani di zaman Cina kuno diketahui telah menggunakan serat rami untuk menenun pakaian. Di Cina tanaman ini disebut zhù má (苎麻). Tanaman ini mungkin digunakan dalam kain pembungkus mumi di Mesir. Meskipun rami dan linen sulit dibedakan satu sama lain pada kain kuno, ketahanan rami terhadap bakteri dan jamur membuatnya cocok untuk pembungkus mumi.[3]

Penduduk asli Taiwan telah menggunakan rami selama ribuan tahun dalam produksi kain, dan rami masih digunakan untuk membuat pakaian tradisional yang dikenakan dalam festival yang tidak dilarang (kebanyakan terkait dengan pemenggalan kepala dan penikaman tawanan musuh).

Rami digunakan untuk memproduksi kain tenun terbuka yang disebut mechera, yang digunakan untuk kemeja dan gaun rias yang cocok untuk iklim hangat. Seorang pelukis asal Prancis yakni Raoul Dufy, pada awal abad ke-20 merancang pola cetakan pada mechera yang digunakan oleh produsen kaos asal Prancis, Charvet.[4]

Brasil mulai berproduksi rami pada akhir tahun 1930-an dan mencapai puncaknya pada tahun 1971. Sejak itu, produksinya terus menurun akibat persaingan dari tanaman alternatif seperti kedelai, dan serat sintetis.[1]

Kue beras ketan khas Vietnam, Bánh gai. Ekstrak daun rami memberi lapisan luar berwarna hijau tua.
Sebuah pakaian yang kainnya terbuat dari serat rami

Meskipun kuat, penggunaan rami untuk industri tekstil masih terbatas. Ekstraksi dan pembersihan serat memerlukan biaya yang tidak sedikit, terutama karena adanya beberapa langkah yang melibatkan pengikisan, penumbukan, pemanasan, pencucian, atau paparan terhadap bahan kimia. Beberapa atau seluruhnya diperlukan untuk memisahkan serat mentah dari getah atau resin perekat. Memutar serat sulit dilakukan karena kualitasnya yang rapuh dan elastisitasnya rendah, dan penenunan menjadi rumit karena permukaan benang yang berbulu akibat kurangnya kohesi antar serat. Pemanfaatan rami yang lebih besar mungkin bergantung pada pengembangan metode pemrosesan yang lebih baik dan kebutuhan untuk mencari alternatif plastik.[5]

Rami digunakan untuk membuat produk seperti benang jahit industri, bahan pengemas, jaring ikan, dan kain saring. Serat ini juga dibuat menjadi kain untuk perabotan rumah tangga (pelapis, kanvas) dan pakaian, sering kali dicampur dengan serat tekstil lainnya (misalnya bila digunakan dalam campuran dengan wol, penyusutan dilaporkan jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan wol murni). Serat dan limbah yang lebih pendek digunakan dalam pembuatan kertas. Pita rami digunakan dalam penjilidan buku halus sebagai pengganti pita linen tradisional.

Pada mobil Prius keluaran tahun 2010, Toyota mulai menggunakan plastik yang berasal dari tumbuhan yang terbuat dari selulosa dalam kayu atau rumput, bukan minyak bumi. Salah satu dari dua tanaman utama yang digunakan adalah rami.

Rami juga digunakan sebagai tanaman hias di Asia Timur.

Di Vietnam, daun rami disebut cây lá gai, yang merupakan bahan utama pembuatan bánh gai atau bánh ít lá gai, yakni kue beras ketan khas Vietnam. Daunnya memberi warna, rasa, dan aroma yang berbeda pada kue tersebut.

Dalam komunitas Hakka Tionghoa, daun rami disebut chu yap (苧葉), yang merupakan bahan utama pembuatan pangsit mirip pancake dengan bubuk beras ketan, gula, dan air. Pangsit bubuk ketan ini dikenal sebagai ban (粄) dalam Bahasa Hakka atau Cha Kwo (茶棵) dalam Bahasa Kanton, mirip dengan makanan Asia Tenggara lainnya yang dikenal sebagai Kuih (Kue). Daun rami dipetik, dibersihkan dan digiling dalam lesung, dicampur ke dalam adonan tepung ketan, ditambah air dan gula, diuleni hingga rata dan diletakkan di atas daun pisang yang dipotong persegi atau lingkaran seukuran telapak tangan dan dikukus. Daun rami memberi warna hijau tua pada pangsit dan aroma yang khas.

Rami juga kadang-kadang digunakan dalam konstruksi poros dayung berperforma tinggi. Mahe Drysdale menggunakan dayung sculling yang terbuat dari rami selama Olimpiade Rio 2016 di mana ia memenangkan Emas di Scull 1X Putra.

Penanaman

[sunting | sunting sumber]
Daerah produksi rami di dunia (warna hijau)

Rami adalah salah satu tanaman serat tertua yang telah digunakan selama 6.000 tahun, terutama digunakan untuk produksi kain. Seratnnya berasal dari kulit pohon, yang berasal dari kulit bagian dalam (floem) batang vegetatif dan bukan dari batang kayu itu sendiri atau kulit bagian luar. Rami biasanya dipanen dua hingga tiga kali setahun, namun dalam kondisi pertumbuhan yang baik, rami dapat dipanen hingga enam kali setahun.[6] Tidak seperti tanaman kulit pohon lainnya, rami memerlukan proses kimia untuk menghilangkan getah seratnya.

Saat tanaman mulai berbunga, atau sesaat sebelumnya, menandakan penurunan pertumbuhan dan tanaman berada pada kandungan serat maksimum, lalu dipanen. Batang dipanen dengan cara memotong tepat di atas akar lateral atau dengan menekuk batang. Hal ini memungkinkan inti dipecah dan korteks dapat terkelupas dari tanaman di tempatnya.[6]

Setelah panen, batang didekortasi selagi tanaman masih segar. Jika hal ini tidak dilakukan saat tanaman masih segar, maka tanaman akan mengering dan kulit kayu akan sulit dihilangkan. Pita kulit kayu kemudian dikeringkan secepat mungkin untuk mencegah serangan bakteri dan jamur.[6]

Berat kering batang yang dipanen dari tanaman berkisar antara 3,4 hingga 4,5 t/ha/tahun. Tanaman seberat 4,5 ton menghasilkan 1.600 kg/ha/tahun serat kering tanpa getah. Penurunan berat tanaman selama proses degumming bisa mencapai 25%, sehingga menghasilkan hasil serat degumming sekitar 1.200 kg/ha/tahun.[6]

Ekstraksi serat terjadi dalam tiga tahap. Pertama korteks (kulit kayu) dihilangkan, yang dapat dilakukan secara manual atau dengan mesin (dekortikasi). Kedua korteks dikikis untuk menghilangkan sebagian besar kulit luar, parenkim pada lapisan kulit pohon, sebagian getah dan pektin. Ketiga sisa bahan korteks dicuci, dikeringkan, dan dihilangkan getahnya untuk mengekstrak serat yang dapat dipintal.[6]

Cina memimpin dalam produksi rami dan menjadi pengekspor terutama ke Jepang dan Eropa. Produsen lainnya yakni Jepang, Taiwan, Filipina, dan Brasil.[7] Hanya sebagian kecil dari rami yang diproduksi tersedia di pasar internasional. Jepang, Jerman, Prancis dan Britania Raya merupakan importir utama, sisa pasokan digunakan di dalam negeri.[6]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Ramie: Old Fiber - New Image Archived copy at the Library of Congress (September 17, 2002).
  2. ^ Kadolph SJ, Langford AL. Textiles (9th ed.). Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall; 2001. ISBN 0-13-025443-6
  3. ^ "Ramie". Wild Fibres. Diakses tanggal 2016-07-31. 
  4. ^ Raoul Dufy créateur d'étoffes (PDF) (dalam bahasa Prancis). Mulhouse: Musée de l'impression sur étoffes de Mulhouse. hlm. 22. Diakses tanggal 2016-07-31. 
  5. ^ Netravali, Anil N. (2004). "Ramie Fiber Reinforced Natural Plastics". Natural Fibers, Plastics and Composites. Boston, MA: Springer. hlm. 321–343. doi:10.1007/978-1-4419-9050-1_18. ISBN 9781461347743. OCLC 912384285. 
  6. ^ a b c d e f Beda Ricklin Swicofil AG Textile Services. "Swicofil". Swicofil. Diakses tanggal 2013-11-09. 
  7. ^ "Britannica Online". Britannica.com. Diakses tanggal 2013-11-09.