Lompat ke isi

Repetisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ilustrasi.

Repetisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata, atau bagian lain dari kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai. Repetisi merupakan bagian dari majas penegasan dan kerap digunakan sebagai sarana retorika. Jenis repetisi antara lain antanaklasis, epizeuksis, anafora, dan epifora.

Pengertian

[sunting | sunting sumber]

Repetisi berasal dari bahasa latin, repetitio yang berarti, re: kembali lagi dan petere: mengarahkan, sehingga arti keseluruhan dari kata repetisi adalah pengulangan kembali. Majas repetisi merupakan kelompok majas perulangan jika ditinjau dari bentuknya.

Namun, jika dilihat dari maknanya, majas repetisi digolongkan menjadi majas penegasan. Majas repetisi merupakan gaya bahasa yang mengungkapkan pengulangan kata, frasa, atau klausa yang sama untuk mempertegas makna dari kalimat atau wacana.

Dalam repetisi, pengulangan seluruh kata atau bentuk lain yang diulang memiliki arti kata yang sama. Dengan demikian, makna dan acuan yang terkandung dalam kata pengulangan tersebut pun sama, yang juga menandakan bahwa keseluruhan makna yang terbentuk di kalimat pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya sama.

Namun, bentuk pengulangan kata yang disajikan dapat digunakan untuk menunjukkan kuantitas dan penegasan gagasan atau mungkin pula sekadar menambah nilai estetika. Inilah yang membuat keseluruhan makna dari kata-kata yang diulang sama, tetapi akan memiliki kesan di akhir pengulangan.

Menurut buku Ultralengkap Peribahasa Indonesia, Majas, Plus Pantun, Puisi, dan Kata Baku Bahasa Indonesia yang ditulis oleh Nur Indah Sholikhati, majas repetisi adalah salah satu majas penegasan yang menyatakan maksud dan tujuannya dengan pengulangan kata, frasa, atau klausa dalam kalimat. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi Kemendikbud mendefiniskan repetisi sebagai gaya bahasa yang menggunakan kata kunci yang terdapat di awal kalimat untuk mencapai efek tertentu dalam penyampaian makna ulangan (sandiwara dan sebagainya).

Sementara itu, Rika Lestari dalam buku Ringkasan dan Pembahasan Soal Bahasa Indonesia SMP menuliskan jika repetisi adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan mengulang kata atau beberapa kata berkali-kali. Ainia Prihantini turut memperjelas dalam Majas, Idiom, dan Peribahasa Indonesia Superlengkap bahwa repetisi adalah majas berupa pengulangan kata atau kelompok kata yang sama, dengan maksud menarik perhatian atau bersifat sebagai penegasan. Majas repetisi juga bisa diartikan sebagai suatu cara memperkuat makna atau maksud dengan mengulang kata atau bagian kalimat yang hendak diperkuat maksudnya tersebut.

Selanjutnya, ada pula yang mengartikan majas repetisi sebagai majas yang memuat pengulangan berkali-kali terhadap kata atau kelompok yang sama untuk menegaskan maksud atau tujuan dalam suatu kalimat. Namun, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, majas repetisi menjadi bagian dari majas penegasan.

Majas penegasan sendiri merupakan gaya bahasa yang menggunakan kata-kata berkias dan menyatakan penegasan untuk meningkatkan pengaruh dan kesan kepada pendengar atau pembaca. Gaya bahasa yang disebut dengan majas pengulangan itu juga bertujuan untuk meningkatkan pengaruh kepada pembaca untuk menyetujui ujaran atau kejadian.

Fungsi utama repetisi adalah pemanis di dalam karya sastra, terutama puisi. Oleh karena itu, tidak heran kalau majas pengulangan atau repetisi dikenal sebagai alat puitis murni. Keberadaan majas repetisi di dalam puisi akan memberi tekanan lebih ke dalam serangkaian kata serta menciptakan ritme tertentu.

Dengan adanya pengulangan kata atau akhir kata di setiap baris dalam puisi, maka puisi tersebut dapat meninggalkan jejak yang lebih membekas di hati pembaca. Alhasil, ide yang disampaikan oleh para penyair puisi akan lebih menarik perhatian dan mudah diingat para pembaca.

Tujuan penggunaan majas repetisi bisa dibedakan berdasarkan situasi atau kondisi orang yang mengucapkan majas tersebut. Berikut tujuan menggunakan majas repetisi:

  • Tujuan penggunaan majas repetisi adalah untuk mengubah pemikiran seseorang dan membuatnya mengikuti anjuran atau saran yang kita berikan. Hal ini dibuktikan secara ilmiah bahwa pemberian informasi yang dilakukan berulang kali dengan cara persuasif akan mampu melekat kuat di benak orang lain.
  • Tujuan penggunaan majas repetisi adalah sebagai alat retoris yang digunakan dalam rangka memberikan penekanan ataupun tekanan ketika berbicara dan menulis. Majas repetisi mudah ditemukan pada karya sastra meliputi prosa, puisi ataupun genre karya sastra lainnya.
  • Contoh majas repetisi banyak dibawakan oleh tokoh yang sedang berpidato dengan mengulangi beberapa frasa pendek maupun kata tunggal di dalam pidatonya. Pengulangan ini dilakukan untuk memperkuat maksud atau menyoroti pemikiran penting yang sedang dibawakan dalam pidato.
  • Penggunaan majas repetisi tidak hanya bermanfaat dalam memberikan tekanan ataupun menyoroti pemikiran penting dalam sebuah tulisan maupun pembicaraan, tetapi juga bisa menjadi alat utama penulis dalam mengembangkan ritme, nada, dan gaya.
  • Majas repetisi bertujuan untuk mempercantik suatu kalimat atau menambah nilai estetika dari kalimat tersebut karena memberikan kesan di akhir setiap pengulangan.

Contoh dalam Kalimat

[sunting | sunting sumber]

Bentuk majas repetisi akan lebih mudah dipahami apabila melihat contoh kalimatnya. Berikut contoh majas repetisi seperti dikutip dari buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dan Pembentukan Istilah tulisan Tim BIP dan buku Ultralengkap Peribahasa Indonesia, Majas, Plus Pantun, Puisi, dan Kata Baku Bahasa Indonesia karya Nur Indah Sholikhati:

  • Sekarang, saat ini, detik ini juga aku harus mulai berubah menjadi dewasa.
  • Heru berjanji akan terus berjuang, berjuang, dan terus berjuang demi kebahagiaan istri dan anak-anaknya.
  • Cinta adalah misteri. Cinta adalah kesetiaan. Cinta adalah kerinduan. Cinta adalah pengorbanan.
  • Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dan dialah yang kuharapkan.
  • Bung Karno adalah contoh, Bung Karno adalah panutan, Bung Karno adalah suri teladan bagi kita semua.
  • Saat senang atau pun susah, sebaiknya kita sebagai seorang hamba harus senantiasa bersyukur, bersyukur, dan senantiasa bersyukur kepada Tuhan, karena semua ini hanya bersifat sementara.
  • Kegiatan menanam, sekali lagi menanam, adalah salah satu cara untuk menggalakkan swasembada pangan.
  • Agama mana pun akan mengajarkan kebaikan dalam kehidupan manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan, dan manusia dengan Tuhan.
  • Untuk mencapai cita-citamu itu, satu hal yang harus kau ingat adalah belajar, belajar, dan sekali lagi belajar.
  • Dia akan terus bekerja, bekerja, dan bekerja untuk melunasi hutang keluarganya kepada rentenir.
  • Aku akan selalu bersamamu, selalu bersamamu, selalu bersamamu, dan akan terus selalu bersamamu di setiap kehidupan yang Tuhan ciptakan.
  • Ketika tengah malam adik berteriak,”ibu, ibu, ibu” lantas aku pun memanggil ibu untuk menolongnya.
  • Salah lagi, salah lagi, dan salah lagi. Begitu sulit sekali menemukan penyelesaian dari soal kalkulus ini. Sungguh membuatku gelisah.
  • Aku sudah mengingatkanmu untuk mejauh dari alkohol, tetapi kau tak pernah mau mendengarkanku, kau meminumnya, meminumnya, meminumnya, dan meminumnya lagi sepanjang waktu, itu akan membuat kesehatanmu menurun.
  • Padahal Andi telah dilarang ibunya untuk menemui wanita itu, tetapi Andi memang keras kepala. Dia tetap menemuinya, menemuinya, dan menemuinya seolah-olah Andi telah terhipnotis oleh wanita itu sampai mengabaikan nasihat ibunya.
  • Meski sudah tahu konsekuensinya, ibunya terus berdoa dan berusaha, berdoa dan berusaha, dan berdoa dan berusaha, apa saja yang dapat dilakukan untuk kesembuhan Andi dari penyakit keturunan yang menimpanya.
  • Meski telah diberi peringatan berulang kali, Siska tetap menggunakan rok mini ke sekolah, Siska tetap menggunakan rok mini ke sekolah, Siska tetap menggunakan rok mini ke sekolah, sampai akhirnya guru memotong roknya itu.
  • Selamat menikmati sajian makan malam di rumah kami, selamat menikmati menu makanan tradisional khas budaya kami. Selamat menikmati, semoga kalian menikmati.
  • Sampai jumpa teman saya, sampai jumpa teman terbaik saya.
  • Aku cinta kamu, aku cinta kamu, aku rindu kamu.
  • Yang saya muliakan adalah politisi, yang saya muliakan adalah orang tua, yang saya muliakan dari tamu undangan yang hadir.
  • Hilang itu kerinduan, hilang itu berat, hilang itu kesabaran.
  • Kesedihan adalah cobaan, kesedihan adalah ketabahan, kesedihan adalah kebijaksanaan.
  • Rajin, rajin, dan rajin untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
  • Pemanasan global harus dicegah, dicegah, dan dicegah.
  • Jadilah optimis, optimis, dan tetap optimis dalam memulai perubahan perilaku yang baik.
  • Hidup kita hanya salah, hidup kita hanya opini dan dipercayakan, hidup kita adalah hambatan yang datang untuk menghadapi kita.
  • Bagi orang gemuk sebaiknya direkomendasikan untuk mengurangi ukuran makanan, tetapi Anda malah makan, makan, dan makan sendiri.
  • Wajahmu cantik dan sangat, sangat, sangat manis.
  • Anda tidak dapat mengolok-olok orang tua saya karena mereka membesarkan saya. Mereka mengirim saya ke sekolah, mereka mencarikan saya pekerjaan, dan mereka merawat saya, mereka merawat saya.
  • Dalam diri yang bersih ada jiwa yang beriman, dalam diri orang yang beriman ada jiwa yang tulus.
  • Semua orang tidak akan menyukai sifat arogan, sifat arogan, dan sifat yang selalu berbohong.
  • Dalam keluhannya, dia selalu memanggil nama ibunya, ibu dan ibu.
  • Pemerintah membuat peraturan ini semata-mata untuk menanggapi saran warga.
  • Baik muslim dan wanita muslim harus mengatakan nama Allah, Allah, dan Allah.
  • Sekilas matamu membuat hatiku meleleh, melelehkan matamu.
  • Hilangnya budaya, hilangnya kebiasaan, hilangnya kebiasaan di masyarakat adalah efek dari globalisasi.
  • Rajin, rajin dan rajin belajar, itulah yang seharusnya menjadi aktivitas kalian menjelang ujian nanti.
  • Makanan yang Anda buat lezat, mantap, dan lezat.
  • Kompetisi bola basket harus menang pertama, pertama, dan pertama.
  • Saya katakan kepada Anda untuk melakukannya dengan hati-hati, tetapi Anda sangat, sangat, sangat sembrono.
  • Untuk mendapatkan kesuksesan harus ada bisnis, bisnis, dan bisnis yang sangat besar.
  • Saya akan terus bangkit, bangkit, dan bangkit untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian dan keterampilan saya.
  • Menurut temannya, dia selalu sedekah, sedekah, dan sedekah karena kekayaannya.
  • Setelah istrinya meninggal, dia merasa tidak memiliki tujuan hidup lagi dan setiap malam dia selalu meneriaki istri saya, istri saya, istri saya.
  • Setelah suaminya meninggal, dia merasa dia tidak lagi berguna dan setiap malam dia selalu berteriak kepada suamiku, suamiku, suamiku.
  • Saya mengatakan kepadanya bahwa demokrasi harus ditegakkan, harus ditegakkan, harus dijaga.
  • Aku tidak makan makanan manis, tetapi dia selalu menolak, menolak, dan menolak.
  • Saya harus berlatih dengan rajin, berlatih, dan terus berlatih untuk memenangkan kompetisi menyanyi.
  • Rafi dan Diah adalah sepasang kekasih yang saling mencintai, tetapi karena perbedaan agama, sulit bagi mereka untuk bersatu, bersatu, dan bersatu.
  • Radit dan Nina adalah sepasang kekasih yang saling mencintai tetapi karena perbedaan kepercayaan membuat mereka sulit untuk bertemu, bertemu, dan bertemu.
  • Upacara hari pahlawan berlangsung dengan khidmat, khidmat, dan khidmat oleh semua peserta upacara.
  • Doa yang diberikan oleh seorang ibu adalah berkat, berkat, dan berkat yang diberikan kepada anaknya. Oleh karena itu, kita sebagai anak-anak harus lebih mencintai ibu kita.
  • Apa pun yang Allah SWT berikan kepada kita adalah rezeki, rezeki, dan rezeki untuk disyukuri karena semua itu adalah hadiah.
  • Desa saya tersayang, di situlah saya dilahirkan, di situlah saya tumbuh dan tumbuh, di situlah saya bercanda dengan orang tua, teman, dan semua orang di sekitar saya.
  • Desa saya tercinta, di mana saya dilahirkan, di situlah saya tumbuh dan berkembang, di situlah saya bergaul dengan orang tua, teman, dan orang-orang di sekitar saya.
  • Ketika kami mengunjungi rumah nenek di daerah Jogja, kami disambut dengan sopan, sopan, dan sangat sopan.
  • Ketika kami mengunjungi kerabat di Sragen, kami disambut dengan ramah, ramah, dan sangat ramah.
  • Aroma makanan membuat saya ingin memakannya, memakannya sedikit saja, memakannya dengan enak.
  • Aku sangat mencintaimu, sangat mencintaimu, sangat mencintaimu sampai akhir hayatmu.
  • Aku sangat mencintaimu, sangat mencintaimu, sangat mencintaimu hingga kau mati.
  • Hak asasi manusia (HAM) harus ditegakkan, dan ditegakkan, dan harus ditegakkan.
  • Semua pengusaha sukses selalu berjuang keras, terus berjuang keras, dan selalu berjuang keras sebelum mencapai kesuksesan.
  • Udara pantai sangat panas, panas, dan sangat panas sampai kaki terbakar.
  • Menurut tetangganya, dia selalu pamer, pamer, dan pamer karena kekayaannya yang melimpah.
  • Saya mencoba menasihatinya untuk tidak makan makanan pedas, tetapi dia selalu berdebat, menyangkal dan menyangkal.
  • Dia harus terus berlatih, berlatih dan terus berlatih untuk memenangkan kompetisi dansa.
  • Pidato hari kemerdekaan dilanjutkan dengan kebijaksanaan, kebijaksanaan, dan kebijaksanaan oleh semua peserta upacara.
  • Doa seorang ibu adalah ketulusan, ketulusan dan ketulusan yang diberikan kepada anaknya. Oleh karena itu, kalian sebagai seorang anak harus lebih bersyukur lagi.
  • Apa pun yang Tuhan berikan adalah bantuan, bantuan, dan berkat untuk disyukuri karena itu adalah hadiah.
  • Aroma makanan membuat saya ingin mencicipinya, mencicipinya sedikit, mencicipinya dengan nikmat.
  • Pengusaha yang sukses selalu bekerja keras, terus bekerja keras, dan selalu bekerja keras sebelum keinginannya tercapai.
  • Angin sepoi-sepoi gunung ini begitu dingin, sangat dingin, dan begitu dingin, sehingga pergelangan kakiku tidak terasa.

Referensi

[sunting | sunting sumber]