Raden Hamzah
Artikel ini tidak memiliki referensi atau pranala luar ke sumber-sumber tepercaya yang dapat menyatakan kelayakan dari subyek yang dibahas. (ajukan diskusi keberatan penghapusan) Artikel ini akan dihapus pada 7 April 2024 jika tidak diperbaiki.Untuk pemulai artikel ini, jika Anda mempertentangkan nominasi penghapusan ini, jangan menghapus peringatan ini. Silakan hubungi sang pengusul, hubungi seorang pengurus, atau pasang tag {{tunggu dulu}} |
As-Sayyid Maulana Hamzah ( Pangeran Tumapel ) | |
---|---|
Informasi pribadi | |
Lahir | Maulana Hamzah ±1423 |
Meninggal | diperkirakan di Trowulan, Mojokerto |
Agama | Islam |
Anak | Sunan Bayat Sayyid Kalkum |
Orang tua |
|
Denominasi | Sunni |
Dikenal sebagai | anak Sunan Ampel |
Pemimpin Muslim | |
Penerus | Sunan Bayat |
Raden Hamzah / Sayyid Maulana Hamzah / Syekh Kambyah / Pangeran Tumapel / Pangeran Lamongan, merupakan anak dari Sunan Ampel dengan pernikahannya dengan istri kedua Dewi Karimah dan diperkirakan hidup sekitar tahun 1423-1478.[1]
Riwayat Hidup[sunting | sunting sumber]
Catatan yang menjelaskan hal ini ada dalam Serat Candrakanta[2] karya Raden Ngabehi Candra Pradata tahun 1923 yang diterbitkan di Surakarta. Nama beliau disebut dalam Serat Walisana[3] karya Sunan Dalem dan Serat Sejarah Demak bernama Syekh Kambyah.[4] Hal ini senada dengan catatan yang ada dalam naskah Babad Ponorogo.
Dalam Babad Ponorogo[5] dikisahkan Syekh Kambyah menjadi menantu Bre Wengker/ Prabu Girishawardhana/ Dyah Suryawikrama Raja Majapahit 1456-1466 , Prabu Girishawardhana adalah putra Kertawijaya ( Bre Tumapel), putera bungsu Prabu Wikramawardhana yang wafat sebelum menjadi Raja ( Putra Mahkota).
Keluarga[sunting | sunting sumber]
Sayyid Maulana Hamzah / Pangeran Tumapel menurunkan 2 putra yang berlanjut keturunannya:
- Sunan Bayat, Klaten
- Sayyid Kalkum Wotgaleh / Panembahan Agung Adipati Ponorogo II
Beliau wafat sekitar tahun 1478 dan diperkirakan dimakamkan di Trowulan, Mojokerto.
Pranala Luar[sunting | sunting sumber]
Referensi[sunting | sunting sumber]
- ^ M.Hum, Masykur Alif (2016). Wali Sanga: Menguak Tabir Kisah hingga Fakta Sejarah. Yogyakarta: LAKSANA. hlm. 78. ISBN 9786023912254.
- ^ Candra Pradata, Raden Ngabehi (1923). Serat Candrakanta, Jilid 1. Surakarta: Vogel van der Eide.
- ^ Dalem, Sunan. "Serat Wali Sana". Perpusnas RI. Diakses tanggal 4 April 2024.
- ^ Nurwansyah, Ilham (13 Juli 2023). Serat Sejarah Demak (PDF). Demak: British Library.
- ^ Babad Ponorogo / Purwowijoyo. Ponorogo. 1987.