Lompat ke isi

Sehidup (Tak) Semati

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sehidup (Tak) Semati
SutradaraIqbal Rais
ProduserHasrat Djoeir
Gita Jiwatram
Ditulis olehHilman Mutasi
Lanri Jaya
PemeranWinky Wiryawan
Fanny Fabriana
Joanna Alexandra
Astri Nurdin
Bolot
Henky Solaiman
Faqih Ngademin
Marissa Jeffryna
Penata musikAndhika Triyadi
SinematograferTono Wisnu
PenyuntingRyan Purwoko
Perusahaan
produksi
Millenium Visitama Film
Starvision Plus
DistributorStarvision Plus
Tanggal rilis
3 Juni 2010
Durasi97 menit
NegaraIndonesia

Sehidup (Tak) Semati merupakan film drama Indonesia yang dirilis pada 3 Juni 2010 dengan disutradarai oleh Alm. Iqbal Rais yang dibintangi antara lain oleh Winky Wiryawan, Joanna Alexandra, Fanny Fabriana, Henky Solaiman, Rina Nose, Faqih Ngademin, Bolot, Mario Maulana, dan Marissa Jeffryna, . Saat ini film Sehidup Tak Semati didistribusikan oleh Starvision Plus

Dan adalah Titan (Winky Wiryawan) dan Helena (Fanny Fabriana) pasangan suami-istri muda yang saling mencintai. Keduanya adalah eksekutif muda yang sukses. Namun malang tak dapat ditolak, saat merayakan ultah pernikahan pertama mereka, terjadilah kecelakaan yang menimpa Helena dan Helena pun meninggal.

Belum hilang kesedihan ditinggal istrinya Titan sering mengalami penampakan Helena. Ternyata ini bukan halusinasi, karena arwah Helena memang masih gentayangan dan hanya menampakan diri pada Titan sang suami. Orang-orang menganggap Titan depresi ditinggal sang istri, kondisi ini merugikan Titan yang akan dipromosikan menjadi Vice-President di kantornya. Ia dianggap labil jiwanya karena sering berkomunikasi dengan arwah mendiang istrinya. Titan pun disarankan untuk pergi ke psikiater, oleh Psikiater Titan diberikan treatment dengan mengirim mahasiswi Psikologi, Olin (Joanna Alexandra) untuk observasi. Segala aktivitas Titan dari pagi sampai malam diikuti Olin.

Selain secara medis, upaya non-medis pun dilakukan. Antaranya minta bantuan paranormal, dukun, dan orang pintar. Termasuk Ki Jono Bolot (Bolot) yang punya kelebihan bisa melihat yang kasatmata, tetapi juga punya kekurangan yakni kurang pendengaran. Dari Ki Jono Bolot, barulah Titan mengetahui, bagaimana kiatnya agar arwah Helena bisa ‘pergi’ dengan tenang. Di saat itulah Titan bertemu Irene (Astri Nurdin), hubungan mereka kian dekat karena direstui Helena, tetapi kecelakaan lain terjadi yang menambah berat kondisi Titan. Beruntunglah Titan selalu ditemani sopirnya yang lucu (Faqih Ngademin). Maka perjalanan Titan untuk melepas arwah Helena dari dunia fana ke alam baka menjadi perjalanan yang romantis, heboh, lucu, dan menjadi suatu pengalaman baru dalam sinema Indonesia.[1]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]