Seni adiboga
Seni adiboga[1] (bahasa Prancis: haute cuisine, diucapkan [ot kɥi.zin]) dikenal dalam masakan Prancis karena persiapan matang dan penyajian berbagai macam masakan yang dibuat oleh koki-koki yang memiliki tingkatan tertentu di beberapa restoran dan hotel besar Eropa.
Koki dan penulis abad ke-17, La Varenne mencetuskan perubahan masakan Abad Pertengahan menjadi masakan sekaligus penyajian yang lebih sederhana. Pada abad berikutnya, Antonin Carême, lahir tahun 1784, juga menerbitkan karya tulis tentang masakan, dan meski banyak di antara penyajian versinya terlihat berlebihan, ia menyederhanakan dan menyempurnakan masakan lama yang justru lebih rumit penyajiannya.
Georges Auguste Escoffier adalah figur utama dalam modernisasi seni adiboga pada tahun 1900 yang kelak dikenal sebagai cuisine classique. Tahun 1960-an ditandai oleh kemunculan nouvelle cuisine, ketika para koki mulai memrotes kekolotan dan kerumitan Escoffier. Dalam kurun 20 tahun, koki mulai kembali ke gaya awal seni adiboga (haute cuisine), meski banyak teknik baru yang terus bertahan.[2]
Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ Glosarium Badan Bahasa
- ^ Mennell, 163-164.
Bacaan lanjutan
[sunting | sunting sumber]- Cooking, Cuisine and Class, A Study in Comparative Sociology, Jack Goody, University of Cambridge, June 1982, ISBN 978-0-521-28696-1
- Food and love: a cultural history of East and West By Jack Goody, Verso (April 1999), ISBN 978-1-85984-829-6
- Tasting food, tasting freedom: excursions into eating, culture, and the past by Sidney Wilfred Mintz Beacon Press (1997) - ISBN 0-8070-4629-9
- Viandier attributed to Guillaume Tiret dit Taillevent, medieval manuscript
- Haute Cuisine: How the French Invented the Culinary Profession By Amy B. Trubek, University of Pennsylvania Press (December 2000), ISBN 978-0-8122-1776-6
- Food culture in France By Julia Abramson, Greenwood Press (November 2006), ISBN 978-0-313-32797-1