Lompat ke isi

Sidigede, Welahan, Jepara

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sidigede
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenJepara
KecamatanWelahan
Kode pos
59464
Kode Kemendagri33.20.03.2013 Edit nilai pada Wikidata
Luas... km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²
Peta
PetaKoordinat: 6°45′6″S 110°41′50″E / 6.75167°S 110.69722°E / -6.75167; 110.69722


Sidigede adalah desa di kecamatan Welahan, Jepara, Jawa Tengah, Indonesia.

Pariwisata

[sunting | sunting sumber]
  • Sungai Jratunseluna
  • Pendopo Balai Desa Sidigede
  • Wisata Religi (Makam Mbah Datuk Subuh dan Makam Mbah Nerang)
  • Upacara Adat Pernikahan "Prasah/Pasrahan". Menurut cerita turun menurun dari para sesepuh Desa, upacara adat ini dulunya diselenggarakan di setiap ada pernikahan (terutama oleh pihak pengantin pria yang berasal dari Desa Sidigede). Pada acara ini diadakan prosesi penyerahan seekor kerbau sebagai seserahan (pasrahan/prasahan) dari pihak pengantin pria kepada pihak pengantin wanita. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, sekarang tradisi ini hanya dijalankan oleh beberapa pihak/keluarga saja karena beberapa faktor (biaya/kemampuan dan kemauan warga)

Desa ini sebagai desa penghasil Kerajinan Anyaman Bambu. Produk kerajinan anyaman bambunya adalah seperti: Besek, Kreneng, dll.

Di Desa Sidigede telah terbentuk beberapa organisasi cabang olahraga, yaitu:

  1. Sepak Bola (PS Datuk Putih), ketua: Shobirin.
  2. Sepak Takraw (Gagak Rimang), ketua: Junaidi Salim
  3. Bulu Tangkis (PB Putra Wungu Putih), ketua: Zainal Fikri Mustafid
  4. Tenis Meja, ketua: Hamdan
  5. Catur, ketua: Maryono
  6. Bola Voli, ketua: Martinsyah

Nama Sidigede berasal dari 3 tokoh yang berperan dalam kemajuan desa tersebut. Mereka adalah Mbah Datuk Subuh, Mbah Sidiq, dan Mbah Nerang. Mereka sering berpindah – pindah tempat tinggal mulai dari suatu tempat sampai ke tempat lain. Sampai pada suatu saat mereka tinggal di desa. Lalu, mereka mencoba untuk menjadi tokoh masyarakat dan mengembangkan desa tersebut. Namun selama mereka tinggal di desa tersebut, peran mereka sebagai tokoh masyarakat belum mampu untuk membawa desatersebut untu maju danberkembang. Tempat tersebut kemudian diberinama Desa Sidialit. Seiring berjalannya waktu mereka pun kemudian pindah dan menetap di suatu desa, sama seperti desa sebelumnya mereka berusaha untuk menjadi tokoh masyarakat dan mengembangkan desa tersebut.

Usaha yang mereka lakukan terhadap desa tersebut kemudian menuai hasil. Desa yang mereka tempati kemudian berkembang baik dari hal pendidikan, sosial, dan agama. Desa yang mereka tinggali pun kemudian diberi nama Desa Sidigede. Karena desa tersebut telah berkembang, suatu saat Mbah Sidiq meemutuskan untuk berpindah tempat dan kemudian pindah ke desa yang sekarang bernama Desa Kriyan meninggalkan Mbah Datuk Subuh dan Mbah Nerang. Mbah Datuk dan Mbah Nerang kemudian menghabiskan sisa hidupnya di Desa Sidigede sampai akhir hayatnya dan dimakamkan di desa tersebut.

Karena jasanya dalam membangun desa, Mbah Datuk Subuh dan Mbah Nerang kemudian dianggap sebagai tokoh yang paling berjasa dalam berdirinya Desa Sidigede. Makam kedua tokoh tersebut sering dikunjungi oleh masyarakat yang ingin berziarah.