Lompat ke isi

Sindrom pernapasan Timur Tengah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sindrom pernapasan Timur Tengah
Partikel virus MERS-CoV
Informasi umum
SpesialisasiPenyakit menular Sunting ini di Wikidata
DurasiBeberapa hari hingga beberapa minggu

Sindrom pernapasan Timur Tengah (bahasa Inggris: Middle East respiratory syndrome atau MERS) merupakan sindrom pernapasan yang sumber infeksinya adalah koronavirus - MERS.

Tanda dan gejala

[sunting | sunting sumber]

Laporan awal[1] membandingkan virus ini dengan sindrom pernapasan akut berat (SARS), dan dijuluki dengan virus mirip SARS dari Arab Saudi.[2] Gejala infeksi MERS-CoV termasuk gagal ginjal dan pneunomia akut, yang sering kali berakibat fatal. Pasien pertama yang tercatat pada bulan Juni 2012 mengalami "demam, batuk berdahak, dan sesak napas selama 7 hari."[1] MERS memiliki masa inkubasi sekitar 12 hari. MERS kadang juga dapat menyebabkan pneumonia, baik pneunomia viral maupun pneunomia bakterial.

Tidak ada pengobatan yang diketahui bagi penderita MERS hingga saat ini. Beberapa terapi bisa dilakukan melalui inhibitor DPP4.[3] Perawatan terhadap penderita virus SARS bisa dijadikan dasar bagi perawatan wabah MERS-CoV;[4][5] interferon antara α2b dan Ribavirin akan memengaruhi replikasi MERS-coV.[6]

Pencegahan

[sunting | sunting sumber]

Untuk saat ini, pencegahan bisa dilakukan dengan cara memberikan vaksinasi influenza tahunan dan vaksinasi pneumokokus 5 tahunan kepada penderita untuk mengurangi atau melemahkan tingkat keparahan infeksi MERS.[7][8]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Ali Mohamed Zaki; Sander van Boheemen; Theo M. Bestebroer; Albert D.M.E. Osterhaus; Ron A.M. Fouchier (8 November 2012). "Isolation of a novel coronavirus from a man with pneumonia in Saudi Arabia" (PDF). New England Journal of Medicine. 367 (19): 1814. doi:10.1056/NEJMoa1211721. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2013-11-04. Diakses tanggal 2014-05-11. 
  2. ^ Doucleef, Michaeleen (26 September 2012). "Scientists Go Deep On Genes Of SARS-Like Virus". Associated Press. Diakses tanggal 27 September 2012. 
  3. ^ Tripp, Ralph (Aug 27, 2013). "Therapeutic Considerations for Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus" (PDF). Journal of Antivirals & Antiretrovirals. 5. doi:10.4172/jaa.1000e109. ISSN 1948-5964. 
  4. ^ "SARS Virus Treatments Could Hold the Key for Treatment of MERS-CoV Outbreak". Science Daily. Diakses tanggal 19 November 2013. 
  5. ^ Momattin, Hisham (October 2013). "Therapeutic Options for Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) – possible lessons from a systematic review of SARS-CoV therapy". International Journal of Infectious Diseases. 17 (10): e792–e798. doi:10.1016/j.ijid.2013.07.002. PMID 23993766. 
  6. ^ Coleman, Christopher M. (5 September 2013). "Emergence of the Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus". PLoS Pathogens. 9 (9): e1003595. doi:10.1371/journal.ppat.1003595. PMC 3764217alt=Dapat diakses gratis. PMID 24039577. 
  7. ^ Parrish, R. (7 June 2013). "Novavax creates MERS-CoV vaccine candidate". Vaccine News. Diakses tanggal 24 June 2013. 
  8. ^ Price, J. R. (26 June 2013). "Greffex Does It Again". Business Wire. Diakses tanggal 27 June 2013.