Lompat ke isi

Sintesis indola Fischer

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sintesis indola Fischer adalah sebuah reaksi kimia antara fenilhidrazina (bersubstituen) dengan aldehida atau keton di bawah kondisi asam yang menghasilkan heterolingkar aromatik indola.[1][2] Reaksi ini ditemukan pada tahun 1883 oleh Hermann Emil Fischer. Zaman sekarang, obat-obatan antimigrain sering disintesis menggunakan metode ini.

Sintesis indola Fischer
Sintesis indola Fischer

Pilihan penggunaan katalis asam sangatlah penting. Asam Bronsted seperti HCl, asam sulfat, asam fosfat, dan asam p-toluenasulfonat dapat digunakan. Asam Lewis seperti boron trifluorida, seng klorida, perak klorida, dan aluminium klorida juga merupakan katalis yang cukup baik.

Beberapa tinjauan terhadap reaksi ini telah dipublikasikan.[3][4][5]

Mekanisme reaksi

[sunting | sunting sumber]

Reaksi antara fenilhidrazina bersubstituen dengan aldehida atau keton pada awalnya menghasilkan fenilhidrazon, yang kemudian akan berisomerisasi menjadi enamina. Setelah protonasi, reaksi penataan ulang 3,3-sigmatropik tejadi, dan menghasilkan imina. Imina yang dihasilkan akan membentuk aminosetal siklik (amina), yang di bawah kondisi asam akan mengeliminasi amonia, menghasilkan indola aromatik.

The mechanism of the Fischer indole synthesis
The mechanism of the Fischer indole synthesis

Kajian pelabelan isotopik menunjukkan bahwa nitrogen aril (N1) dari fenilhidrazina semula terkandung dalam indola yang dihasilkan.[6][7]

Modifikasi Buchwald

[sunting | sunting sumber]

Dengan menggunakan kimia paladium yang dikembangkan MIT oleh Stephen Buchwald, sintesis indola Fischer dapat dilakukan dengan menggunakan aril bromida sebagai bahan awal.[8]

The Buchwald modification of the Fischer indole synthesis
The Buchwald modification of the Fischer indole synthesis

Asam metanasulfonat juga dapat digunakan sebagai katalis asam pada reaksi ini

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Fischer, E.; Jourdan, F. Ber. 1883, 16, 2241.
  2. ^ Fischer, E.; Hess, O. Ber. 1884, 17, 559.
  3. ^ Van Orden, R. B.; Lindwell, H. G. Chem. Rev. 1942, 30, 69-96. (Review[pranala nonaktif permanen])
  4. ^ Robinson, B. Chem. Rev. 1963, 63, 373-401. (Review[pranala nonaktif permanen])
  5. ^ Robinson, B. Chem. Rev. 1969, 69, 227-250. (Review[pranala nonaktif permanen])
  6. ^ Allen, C. F. H.; Wilson, C. V. J. Am. Chem. Soc. 1943, 65, 611.
  7. ^ Clusius, K.; Weisser, H. R. Helv. Chim. Acta 1952, 35, 400.
  8. ^ Buchwald, S. L. et al. J. Am. Chem. Soc. 1998, 120, 6621-6622. (doi:10.1021/ja981045r)

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]