Situbondo, Situbondo

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Situbondo
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenSitubondo
Pemerintahan
 • CamatIr. Quratul Aini
Luas
 • Total29,32 km2 (11,32 sq mi)
Populasi
 • Total48.119 jiwa
 • Kepadatan1.641/km2 (4,250/sq mi)
Kode pos
68311 - 68318
Kode Kemendagri35.12.07
Desa/kelurahan4 desa
2 kelurahan
Situs websitubondo.situbondokab.go.id
Alun-alun kota Situbondo (tahun 1927-1929)

Situbondo adalah ibu kota Kabupaten Situbondo, yang sekaligus menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian dari Kabupaten Situbondo. sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Situbondo, provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kecamatan Situbondo Kota sendiri juga dikenal dengan julukan Kota Santri.

Demografi[sunting | sunting sumber]

Suku[sunting | sunting sumber]

Penduduk asli atau suku yang mendiami provinsi Jawa Timur, termasuk di Kabupaten Situbondo adalah suku Jawa dan Madura demikian juga di kecamatan Situbondo. Meski demikian, penduduk dari suku lain juga ada yang tinggal di kecamatan ini, termasuk suku Bawean, Tengger, Osing, Samin, dan beberapa suku lainnya dari berbagai daerah di Indonesia juga beberapa tinggal di sini.[2]

Bahasa[sunting | sunting sumber]

Selain bahasa resmi nasional yakni bahasa Indonesia, bahasa yang umumnya atau banyak digunakan di tempat ini adalah bahasa Madura dengan dialek Situbondo , dan juga beberapa penutur bahasa lainnya seperti Jawa, dan lainnya.[3] Bahasa Madura terbagi menjadi dialek Situbondo, Kangean, Sumenep, Pamekasan, Bangkalan, Probolinggo, dan Bondowoso. Dalam pemakaiannya, bahasa Madura juga mengenal tiga tingkatan yaitu Enja’iya (bahasa halus), Enghi-enten (bahasa tengahan), dan Enghi-bhunten (bahasa kasar).[3]

Sementara bahasa Jawa yang digunakan di Jawa Timur, bukan bahasa Jawa baku karena dalam pergaulan sehari-hari umumnya menggunakan bahasa Jawa kasar (Ngoko). Bahasa Jawa resmi dibedakan atas tiga tingkatan pemakaian bahasa, yaitu ngoko, madya, dan Krami (Krama). Bahasa ngoko dipakai untuk orang yang sudah saling kenal dan akrab, juga kepada orang lain yang lebih muda usianya maupun lebih rendah derajat sosialnya (Ngoko Lugu dan Ngoko Ngandap). Bahasa Krami digunakan untuk berbicara dengan orang yang belum akrab, atau lebih tua, dan memiliki status sosial lebih tinggi. Kemudian bahasa Madya muncul sebagai variasi pemakaian antara bahasa Ngoko dan Krami.[3]

Agama[sunting | sunting sumber]

Tahun 2021, jumlah penduduk kecamatan Situbondo sebanyak 48.119 jiwa, dengan kepadatan 1.641 jiwa/km². Kemudian, persentasi penduduk kecamatan Situbondo berdasarkan agama yang dianut yakni Islam 97,10%, kemudian Kekristenan 2,66% di mana Protestan 1,65% dan Katolik 1,01%. Sebagian lagi menganut agama Buddha 0,17%, Hindu 0,06% dan Konghucu 0,01%.[1]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 28 Agustus 2021. 
  2. ^ Taufiq, Muhammad. "Mengenal 6 Suku yang Mendiami Provinsi Jawa Timur". Suara.com. Diakses tanggal 28 Agustus 2021. 
  3. ^ a b c "Bahasa Daerah Jawa Timur". www.senibudayaku.com. Diakses tanggal 28 Agustus 2021.