Soegija, Catatan Harian Seorang Pejuang Kemanusiaan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Soegija, Catatan Harian Seorang Pejuang Kemanusiaan
PengarangGregorius Budi Subanar
BahasaIndonesia Indonesia
GenreMemoar
PenerbitKepustakaan Populer Gramedia
Tanggal terbit
Cetakan: I, Juni - 2012
Halaman553
ISBNISBN 978-602-8174-81-7

Soegija, Catatan Harian Seorang Pejuang Kemanusiaan adalah judul buku memoar tentang pahlawan nasional Albertus Soegijapranata yang ditulis oleh Gregorius Budi Subanar pada tahun 2012. Buku setebal 553 halaman dengan nomor ISBN 978-602-8174-81-7 ini diterbitkan oleh Galang Press. Garin Nugroho menggunakan memoar ini sebagai acuan penyusunan skenario untuk film Soegija yang dibintangi oleh Nirwan Dewanto tahun 2012.[1][2]

Ringkasan[sunting | sunting sumber]

Ketika itu, situasi politik Republik Indonesia laksana merangkak di bawah moncong senapan dan bernapas di antara kepungan asap mesiu. Rakyat mengungsi mencari tempat yang aman, karena pasukan Belanda tak henti-hentinya mematikan pergerakan laskar dan tentara Merah Putih. Wajah miris pergolakan pasca kemerdekaan hingga agresi militer Belanda ke-2 itu terekam dalam catatan harian Soegijapranata, Uskup pertama pribumi di Indonesia. Dalam guratan penanya, Soegija yang akrab disapa Romo Kandjeng (RK) secara rinci menulis semua yang ia saksikan, alami, dan lakukan setiap harinya. Sebagai tokoh agama Katolik, ia berada di tengah-tengah pengungsi yang mayoritas berasal dari keyakinan yang berbeda.

Misi pelayanan untuk kemanusiaan ia utamakan. Segalanya tanpa pamrih. Semangat nasionalismenya ibarat api abadi. Keinginannya untuk ikut mengusir penjajah, ia tegaskan dengan langkah diplomatis. Tak jarang, ia bertukar pikiran dengan para tokoh pergerakan nasional seperti Soekarno, Hatta, Sri Sultan Hamengkubuwono IX hingga I.J. Kasimo. Muncullah kekaguman Sukarno terhadap semangat juang Soegija. Ia pun menghadiahkan sebuah lukisan Heilige Maagd karya pelukis Italia termasyhur kepada Soegija sebagai wujud apresiasinya.

Kumpulan catatan harian ini merangkum aktivitas Soegija sejak 13 Februari 1947 – 17 Agustus 1949. Mungkin di sini, sulit bagi kita untuk mengenali secara kasatmata siapa-siapa saja yang bersinggungan dengan kehidupan Soegija, tetapi kita bisa meresapi ketulusan Soegija menjadi pelayan bagi siapa pun, khususnya bagi wong cilik

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Buku Kita: Soegija, Catatan Harian Seorang Pejuang Kemanusiaan, diakses 20 Juni 2017
  2. ^ Good Reads: Soegija, Catatan Harian Seorang Pejuang Kemanusiaan, diakses 20 Juni 2017