Lompat ke isi

Somaya Faruqi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Teruslah ketuk pintu apa pun yang menghentikanmu, pada akhirnya pintu itu akan terbuka. Dan, jika tidak, hancurkan pintunya tetapi jangan berbalik dan pergi.” -Somaya Faruqi[1]

Somaya Faruqi
LahirAfganistan
Pekerjaan
  • Siswi
  • Kapten tim robotika putri Afganistan
Dikenal atas

Somaya Faruqi (lahir 2002) adalah seorang murid perempuan asal Afganistan. Ia merupakan kapten tim robotika putri Afganistan yang sering dijuluki "the Afghan Dreamers". Namanya masuk ke dalam daftar 100 Women (BBC) 2020 dan disebut oleh UNICEF pada 2020. Profilnya juga dilibatkan dalam kampanye kesetaraan generasi oleh UN Women pada 2021.[2] Selama pandemi Covid-19 pada 2020, ia bersama timnya terlibat dalam pembuatan prototipe ventilator berbiaya murah untuk membantu perawatan pasien virus korona di negaranya. Pasca kejatuhan Kabul ke tangan pasukan Taliban pada pertengahan Agustus 2021, ia dan sebagian anggota timnya memutuskan melarikan diri ke luar negeri. Sebagian ada yang ke Qatar, Meksiko, dan beberapa orang lainnya masih tetap tinggal di Afganistan.[3] Mereka yang berada di luar negeri akan melanjutkan sekolah di negara yang baru dan mempersiapkan diri untuk mengikuti kompetisi robotika dunia.[4]

Kehidupan awal

[sunting | sunting sumber]

Somaya terlahir dari ayah yang memiliki usaha reparasi mobil dan ibu yang tinggal di rumah. Mereka bertempat tinggal di Herat, bagian barat Afganistan. Somaya mengaku terinspirasi untuk mendalami robotika saat melihat ayahnya bekerja. Ibunya merupakan korban kebijakan Taliban yang melarang perempuan bersekolah. Ibu Somaya meninggalkan bangku pendidikan pada usia 10 tahun.[5] Somaya bersama tim robotika putri Afganistan mulai menarik perhatian media internasional saat ikut berkompetisi dalam Olimpiade Robotika Internasional di Amerika Serikat pada 2017.[3]

Pada tahun 2017, ketika berumur 14[6], Somaya menjadi salah satu dari enam anggota Tim Robotika Putri Afganistan yang didirikan oleh Roya Mahboob, yang melakukan perjalanan ke Amerika Serikat untuk berpartisipasi dalam kompetisi robotika tingkat internasional, FIRST Global Challenge.[7][8] Pada tahun 2018, tim robotika tersebut berlatih di Kanada dan melanjutkan perjalanan di Amerika Serikat selama berbulan-bulan dan berpartisipasi dalam kompetisi.[7] Setelah visa Amerika Serikat yang dimiliki oleh tim robotika tersebut berakhir, Somaya dan tim melanjutkan partisipasinya dalam kompetisi yang diselenggarakan di Estonia dan Istanbul.

Di awal tahun 2020, pada usia 17,[9] Somaya menjadi kapten Tim Robotika Putri Afganistan.[10] Tim tersebut berlatih setiap hari sepulang sekolah.[5] Pada bulan Maret 2020, Gubernur Herat pada saat itu, untuk menanggapi kasus pandemi COVID-19 dan kelangkaan ventilator, meminta bantuan untuk merancang ventilator berbiaya rendah.[11] Somaya dan tim akhirnya berhasil dan terpilih menjadi salah satu dari enam yang dihubungi oleh pemerintah.[5] Dengan menggunakan desain dari MIT dan dengan bimbingan dari insinyur MIT[11] dan Douglas Chin, seorang ahli bedah di California, tim Somaya mengembangkan prototipe dengan suku cadang Toyota Corolla dan penggerak rantai dari sepeda motor Honda.[6][9][12] Ayah Somaya sangat suportif dengan kegiatannya dan bersedia menjadi sopir tim; menjemput mereka dari rumah dan mengemudi di pinggir jalan untuk menghindari pos pemeriksaan untuk membantu mereka pergi ke bengkel.[6] UNICEF juga turut mendukung tim Somaya dengan memberikan suku cadang yang diperlukan selama tiga bulan yang mereka habiskan untuk membangun prototipe yang akhirnya selesai pada Juli 2020.[13][14]

Pada Desember 2020, Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nizar Ahmad Ghoryani menyumbangkan dana dan menyediakan lahan untuk pabrik produksi ventilator.[5] Di bawah arahan Roya Mahboob, sang mentor, CEO Afghan Citadel Software Company, "the Afghan Dreamers", merancang Robot UVC untuk sanitasi dan Robot Siram untuk desinfeksi, yang keduanya disetujui oleh Kementrian Kesehatan untuk diproduksi.[5]

Pada 2020, Somaya dan timnya membuat prototipe ventilator berbiaya murah dan berprinsip sumber terbuka (open source). Mereka menggunakan beberapa bagian dari mobil Toyota Corolla dan sepeda motor Honda untuk membangun prototipe ini.[12] Hal ini dilakukan karena Afganistan tidak memiliki toko elektronik yang beroperasional secara fisik maupun daring, dan Toyota Corolla merupakan mobil yang mudah ditemukan di sana. Sebagian dari desain ventilator didasarkan pada temuan Institut Teknologi Massachussetts. Mereka mendapatkan panduan langsung dari para insinyur di MIT dan dokter dari Universitas Harvard dalam proses pengerjaannya.[15] Untuk memproduksi satu unit ventilator, biaya yang dibutuhkan mencapai sekitar $700, jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan harga ventilator tradisional yang sebesar $20.000. Alat ini juga mudah dibawa dan dapat beroperasi selama 10 jam menggunakan daya baterai. Prototipe ini masih perlu melewati uji akhir dari otoritas kesehatan negara sebelum dapat diproduksi masal.[16]

Penghargaan

[sunting | sunting sumber]

Pada Olimpiade Robotika Internasional 2017 di AS, Somaya dan timnya mendapatkan penghargaan khusus.[12] Pada 2021, tim ini masuk ke dalam Forbes 30 Under 30 Asia, sebuah daftar anak muda inspiratif dari kawasan Asia. Dengan usia mereka yang masih di bawah 21 tahun, mereka menjadi anggota termuda dalam daftar tersebut.[17]

Kehidupan setelah kejatuhan Kabul

[sunting | sunting sumber]

Somaya meninggalkan Afganistan setelah Kabul dikuasai oleh Taliban. Ia saat ini berada di Doha, Qatar. Somaya dan beberapa anggota tim yang berhasil melarikan diri ke luar negeri dikabarkan pergi tanpa sempat berpamitan dengan orang tua, keluarga, dan teman-teman mereka.[3]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Science is hope, says captain of Afghan Robotics team at QF". Gulf-Times (dalam bahasa Arab). 2022-02-10. Diakses tanggal 2022-03-17. 
  2. ^ "BBC 100 Women 2020: Who is on the list this year?". BBC News (dalam bahasa Inggris). 2020-11-23. Diakses tanggal 2021-08-31. 
  3. ^ a b c Cornwell, Alexander (2021-08-27). "Don't abandon Afghanistan, pleads member of Afghan all-female robotics team". euronews (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-08-31. 
  4. ^ Joselow, Gabe; Talmazan, Yuliya (2021-08-24). "Afghan female robotics team defiant in Qatar exile". NBC News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-08-31. 
  5. ^ a b c d e Billing, Lynzy. "The female Afghan tech entrepreneurs inspiring each other". www.aljazeera.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-08-31. 
  6. ^ a b c News, A. B. C. "Ventilator from old car parts? Afghan girls pursue prototype". ABC News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-03-14. 
  7. ^ a b Harman, Danna; DiCenzo, Andrea (2019-03-30). "'In Afghanistan, We Laugh Differently'". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 2022-03-14. 
  8. ^ Cochrane, Emily (2017-07-18). "Afghan Girls' Robotics Team Wins Limelight at Competition". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 2022-03-14. 
  9. ^ a b "Unique Robotic Team In Afghanistan Creates Affordable Ventilator Prototype". NPR.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-03-14. 
  10. ^ Foundation, Thomson Reuters. "With bike chains and car parts, Afghan girls build ventilators". news.trust.org. Diakses tanggal 2022-03-14. 
  11. ^ a b "All-Girl Robotics Team In Afghanistan Works On Low-Cost Ventilator ... With Car Parts". KPBS Public Media (dalam bahasa Inggris). 2020-05-21. Diakses tanggal 2022-03-14. 
  12. ^ a b c Haidare, Sodaba (2020-05-20). "Coronavirus: Afghan girls make ventilators out of car parts". BBC News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-09-01. 
  13. ^ Editorial, Reuters. "The school girls saving Afghanistan from COVID | Reuters Video". reut.rs (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-03-14. 
  14. ^ Lamb, Christina. "Teenage girls breathe hope into Afghanistan with Covid ventilator made of old car parts" (dalam bahasa Inggris). ISSN 0140-0460. Diakses tanggal 2022-03-14. 
  15. ^ Hadid, Diaa (2020-05-19). "Unique Robotic Team In Afghanistan Creates Affordable Ventilator Prototype". NPR News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-09-02. 
  16. ^ Karimi, Storay (2020-07-21). "Afghan all-girls robotics team designs low-cost ventilator to treat coronavirus patients". Reuters (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-08-31. 
  17. ^ Kang, John. "Get To Know The Youngest Members Of Forbes 30 Under 30 Asia 2021". Forbes (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-09-02.