Stasiun Grabag Merbabu
Stasiun Grabag Merbabu
| ||
---|---|---|
Lokasi |
| |
Koordinat | 7°20′44″S 110°19′14″E / 7.34556°S 110.32056°E | |
Operator | ||
Letak | ||
Jumlah jalur | 2 | |
Layanan | - | |
Konstruksi | ||
Jenis struktur | Atas tanah | |
Informasi lain | ||
Kode stasiun |
| |
Sejarah | ||
Dibuka | 1905 | |
Ditutup | 1976 | |
Lokasi pada peta | ||
Stasiun Grabag Merbabu (GMB) adalah stasiun kereta api nonaktif yang terletak di Sidogede, Grabag, Magelang, berbatasan dengan Ngipik, Pringsurat, Temanggung. Stasiun ini merupakan stasiun paling utara di Wilayah Penjagaan Aset VI Yogyakarta. Letak stasiun ini berada di perbatasan tiga kabupaten yaitu Kabupaten Magelang, Kabupaten Semarang, dan Kabupaten Temanggung.
Dalam sejarahnya, stasiun ini dibangun bersama dengan pembangunan jalur kereta api Secang–Ambarawa. Jalur ini merupakan jalur kereta api pegunungan, menggunakan rel gigi, menghubungkan kawasan strategis militer Hindia Belanda di Kota Magelang dengan Benteng Willem I di Ambarawa. Hal ini bertujuan untuk mempermudah mobilitas tentara KNIL di kawasan tersebut. Pada tanggal 1 Februari 1905, jalur segmen ini telah selesai dibangun.[3]
Bangunan stasiun ini saat ini bergaya DKA Inspeksi 6. Sebelum tahun 1970, stasiun ini masih ramai melayani calon penumpang. Namun, pada tahun 1970, para calon penumpang di stasiun ini menurun drastis karena kereta api saat itu berjalan sangat pelan dan sering menimbulkan kecelakaan karena rel kereta berada di pinggir jalan raya. Maka dari itu para penumpang lebih memilih menggunakan moda transportasi yang lainya seperti bus, mobil pribadi dll. Pada tahun 1976, stasiun ini ditutup. Hanya jalur kereta api Bedono-Tuntang yang masih aktif hingga sekarang untuk mendukung operasi Museum Kereta Api Ambarawa.[4] Kini stasiun ini digunakan untuk SMP NU Ma'arif Grabag.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).
- ^ Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020.
- ^ Archiv Für Eisenbahnwesen. 58. 1935.
- ^ Keling, Gendro (2011-08-02). "Latar Belakang Alih Fungsi Stasiun Kereta Api Willem I menjadi Museum Kereta Api Ambarawa". Forum Arkeologi. 24 (2): 95–102.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia) Jalur Kereta Api Mati, Potensi Wisata Baru Diarsipkan 2015-04-03 di Wayback Machine.
Stasiun sebelumnya | Lintas Kereta Api Indonesia | Stasiun berikutnya | ||
---|---|---|---|---|
Gemawang menuju Kedungjati
|
Kedungjati–Secang | Candi Umbul menuju Secang
|