Strategi samudera biru

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Strategi samudera biru, atau lebih populer dengan istilahnya dalam Bahasa Inggris, Blue Ocean Strategy, adalah strategi yang menantang perusahaan untuk keluar dari samudra merah persaingan berdarah dengan cara menciptakan ruang pasar yang belum ada pesaingnya, sehingga kata kompetisi pun menjadi tidak relevan. Strategi samudra biru berfokus pada menumbuhkan permintaan dan menjauh dari kompetisi dengan menciptakan suatu nilai dan keunikan yang tidak sembarang unik, namun juga merupakan pangsa pasar menguntungkan.[1] Diera digitalisasi, strategi samudera biru banyak diartikan sama dengan disrupsi pasar dan eko-sistem.

Perbandingan dengan red ocean[sunting | sunting sumber]

Dalam dunia bisnis terdapat dua macam area, red ocean dan blue ocean. Di dalam red ocean sendiri merupakan gambaran persaingan bisnis yang ada saat ini dan ruang pasar yang sudah dikenal sedangkan blue ocean menciptakan ruang pasar yang baru, yang belum dimasuki oleh pesaing sebelum nya atau belum dikenali. Di dalam red ocean, batasan-batasan dalam industri telah didefinisikan dan diterima oleh para pelaku bisnis.

Di sini, perusahaan berusaha mengalahkan lawan mereka demi mendapatkan permintaan dari pangsa pasar yang lebih besar. Sebaliknya di dalam blue ocean strategy ditandai oleh ruang pasar yang belum terjelajahi, penciptaan permintaan, dan peluang pertumbuhan yang sangat menguntungkan. Di dalam blue ocean strategy, kompetisi itu tidak relevan karena aturan-aturan permainan baru akan dibentuk.[1]

Inovasi sebagai pijakan strategi samudera biru[sunting | sunting sumber]

Menurut Kim, strategi samudera biru jarang sekali berkaitan dengan inovasi teknologi. Sebagai contoh pabrik perakitan mobil Ford yang revolusioner dapat dilacak awal penerapannya pada industri pengepakan daging di Amerika Serikat. Begitu juga perusahaan-perusahaan lama sering kali merupakan pemain yang menghasilkan samudera biru dan sering kali dihasilkan oleh unit bisnis utama mereka.[2]

Inovasi nilai merupakan batu-pijak dari strategi samudra biru. Inovasi nilai memberikan penekanan setara pada nilai nilai dan inovasi. Nilai tanpa inovasi cenderung berfokus pada penciptaan nilai dalam skala besar. Inovasi tanpa nilai cenderung bersifat mengandalkan teknologi, pelopor pasar, atau futuristis, dan sering membidik sesuatu yang belum siap diterima dan dikonsumsi oleh pembeli.

Inovasi nilai merupakan cara baru untuk memikirkan dan melaksanakan strategi yang mengarah pada penciptaan samudra biru dan ditinggalkannya kompetisi. Penciptaan samudra biru adalah soal menekan biaya sembari meningkatkan nilai bagi pembeli. Karena nilai pembeli berasal dari utilitas (manfaat) dan harga yang ditawarkan perusahaan kepada pembeli, dan karena nilai bagi perusahaan itu dihasilkan dari harga dan struktur biaya, maka inovasi nilai tercapai hanya ketika keseluruhan system kegiatan utilitas, harga, dan biaya perusahaan terpadu dengan tepat. Inovasi nilai adalah lebih dari sekadar inovasi. Inovasi nilai adalah soal strategi yang merangkul seluruh sistem kegiatan perusahaan. Inovasi nilai menuntut perusahaan untuk mengarahkan seluruh sistem pada tujuan mencapai lompatan dalam nilai bagi pembeli dan perusahaan itu sendiri.

Kanvas Strategi[sunting | sunting sumber]

Kanvas strategi adalah kerangka aksi sekaligus diagnosis untuk membangun strategi samudra biru yang baik. Ia merangkum situasi terkini dalam ruang pasar yang sudah dikenal. Hal ini memungkinkan anda untuk memahami di mana kompetisi saat ini sedang tercurah, memahami faktor-faktor apa yang sedang dijadikan ajang kompetisi dalam produk, jasa, dan pengiriman, serta memahami apa yang didapat konsumen dari penawaran kompetitif yang ada di pasar. [2]

Kerangka Kerja Empat Langkah[sunting | sunting sumber]

Menurut Kim terdapat empat pertanyaan kunci untuk menantang logika strategi dan model bisnis sebuah industri:

  1. Faktor apa saja yang harus dihapuskan dari faktor-faktor yang telah diterima begitu saja oleh industri?
  2. Faktor apa saja yang harus dikurangi hingga dibawah standar industri?
  3. Faktor apa saja yang harus ditingkatkan hingga di atas standar industri?
  4. Faktor apa saja yang belum pernah ditawarkan industri sehingga harus diciptakan?

Secara bersama-sama, keempat pertanyaan ini memungkinkan anda secara sistematis mengeksplorasi cara anda merekonstruksi elemen-elemen nilai pembeli di sepanjang industri-industri alternatif demi menawari pembeli pengalaman yang sama sekali baru, sambil secara bersamaan tetap mempertahankan struktur biaya anda pada level rendah.

Skema Hapuskan-Kurangi-Tingkatkan-Ciptakan[sunting | sunting sumber]

Menurut Kim alat ini adalah alat analisis pelengkap bagi kerangka kerja empat langkah. Skema ini mendorong perusahaan untuk tidak hanya menanyakan empat pertanyaan dalam kerangka kerja empat langkah, tapi juga bertindak berdasarkan keempat pertanyaan itu untuk menciptakan suatu kurva nilai baru. Skema ini memberikan empat manfaat utama kepada perusahaan:

  1. Mendorong perusahaan untuk mengejar diferensiasi dan biaya murah secara bersamaan untuk mendobrak pertukaran nilai-biaya.
  2. Menyerang perusahaan lain yang hanya berfokus pada upaya meningkatkan dan menciptakan, sehingga menaikkan struktur biaya mereka, serta menyerang perusahaan lain yang sering memodifikasi produk dan jasa secara berlebihan.
  3. Skema ini dengan mudah dipahami oleh manajer di level apa pun, sehingga menciptakan tingkat keterlibatan yang tinggi dalam penerapannya.
  4. Karena penuntasan upaya-upaya dalam skema ini merupakan tugas menantang, skema ini mendorong perusahaan untuk bersemangat dalam menganalisis setiap faktor industri yang menjadi ajang kompetisi, sehingga ia menemukan berbagai asumsi implisit yang mereka buat secara tak sadar dalam berkompetisi.

Strategi Pengembangan Pasar[sunting | sunting sumber]

Menurut Tjiptono [3] strategi korporat dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu strategi pertumbuhan dan strategi konsolidasi. Masing-masing tipe terbagi lagi menjadi beberapa jenis strategi berikut:

  1. Strategi pertumbuhan

Strategi pertumbuhan dapat dijabarkan lagi berdasarkan focus perusahaan pada pasar saat ini atau pasar baru

  • Strategi pertumbuhan untuk pasar saat ini.
Perusahaan yang menjumpai banyak peluang dan sedikit masalah dalam pasar yang dilayaninya saat ini kemungkinan besar akan memilih alternatif strategi pertumbuhan berbasis pasar yang ada saat ini.
  • Strategi pertumbuhan untuk pasar baru.
Apabila pasar yang dilayani saat ini dinilai kurang prospektif dalam hal pertumbuhan penjualan maupun profitabilitasnya, perusahaan cenderung akan berusaha mencari pasar baru yang lebih menjanjikan.
  1. Strategi konsolidasi. Secara umum, terdapat tiga macam strategi konsolidasi:
  • Strategi penciutan, yaitu mengurangi komitmen perusahaan pada produk-produk saat ini dengan cara menarik diri dari pasar yang dinilai lemah atau gagal. Strategi ini merupakan kebalikan dari strategi pengembangan pasar.
  • Strategi pemangkasan, yaitu strategi mengurangi jumlah produk yang ditawarkan pada sebuah pasar spesifik. Strategi ini merupakan kebalikan dari strategi pengembangan produk.
  • Strategi divestasi, yaitu menjual sebagian bisnis perusahaan kepada perusahaan lain atau menutup unit usaha tertentu. Maka pada prinsipnya strategi divestasi merupakan kebalikan dari strategi diversifikasi.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Kim, W. Chan dan Renee Mauborgne. 2006. Blue Ocean Strategy. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta
  2. ^ Kim, W. Chan (October 2004). "Blue Ocean Strategy". Harvard Business Review. Cambridge, USA: Harvard Business School Publishing. 
  3. ^ Tjiptono. F., G. Chandra dan D. Adriana (2008), “Pemasaran Strategik”, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

  1. Makalah Blue Ocean Strategy
  2. Makalah Canvas Strategy Pada Nitendo Wii