Lompat ke isi

Suikao

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Suikao (嵗考) atau suishi (歲試) adalah jenis ujian yang diadakan dua kali dalam setiap tiga tahun di periode Dinasti Qing, Tiongkok.[1][2] Ujian ini diselenggarakan di kabupaten atau prefektur untuk mendapatkan gelar shengyuan atau xiucai.[2] Ujian suikao dilakukan setelah lulus tahap ujian pendahuluan. Setelah lulus suikao, dapat mengikuti ujian tahap berikutnya di tingkat provinsi.[2]

Ujian ini diberikan kepada para peserta ujian oleh kepala badan pendidikan tingkat provinsi yang mendapat tugas langsung dari kaisar (tanpa melalui gubernur).[1] Ujian tersebut harus melewati tiga tahap, yakni tahap terendah "siswa tambahan" (fusheng), tahap menengah "siswa ekstra" (zengsheng), dan tahap tertinggi "siswa yang menerima gaji" (linsheng).[1] Setelah berhasil lulus ketiga tahap ini, akan diumumkan peringkat para siswa. Ketika mereka berhasil melewati tahap linsheng, mereka akan mendapat bantuan berupa uang dari pemerintah.[1]

Sejak awal periode Qing, ujian yang diujikan dalam Suikao adalah menulis satu esai mengenai karya klasik Tiongkok, terutama Lima Klasik.[3] Namun, selama beberapa saat, ujian mengenai Lima Klasik ditiadakan. Baru pada tahun ke-6 masa pemerintahan Kaisar Yongzheng, tugas menulis esai mengenai Lima Klasik diujikan kembali. Pada tahun ke-23 masa pemerintahan Kaisar Qianlong (tahun 1758), siswa diharuskan menulis dua esai; satu tentang Empat Kitab dan satu lagi tentang Lima Klasik.[3]

Lihat juga

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d Hong Kong: The Pearl Made of British Mastery and Chinese Docile-diligence, Wei-Bin Zhang. Nova Publishers (2006). Chapter 6 : Education and Human Capital. p.117-120.
  2. ^ a b c The Qing Dynasty and Traditional Chinese Culture, Richard J. Smith (2015). Rowman & Littlefield Publishers. p.115
  3. ^ a b Diverse Voices in Chinese Translation and Interpreting, Martin Woesler, Riccardo Moratto. Springer Singapore (2021). The Manchu Translation of The Five Classics in the Context of Confucianism. p31-32.