Takhta Tuhan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Takhta Allah dari Alkitab Rusia pertama, 1696.

Takhta Tuhan atau Takhta Allah adalah pusat kekuasaan Tuhan (Allah) dalam agama-agama Abrahamik: terutama Yudaisme, Kristen dan Islam. Takhta tersebut dikatakan oleh berbagai kitab suci berada di luar Surga Ketujuh dan disebut Araboth dalam Yudaisme,[1] dan al-'Arsy dalam Islam. Kebanyakan penganut Kristen menganggap takhta seremonial melambangkan atau mewakili kiasan dari Takhta suci Allah.

Yahudi[sunting | sunting sumber]

Mikha (1 Raja-raja 22:19), Yesaya (Yesaya 6), Yehezkiel (Yehezkiel 1)[2] dan Daniel (Daniel 7:9) semuanya membicarakan kedudukan Takhta Tuhan, meski sejumlah filsuf seperti Saʿadiah Gaon dan Maimonides, menganggapnya sebagai alegori.[3]

Ruang Takhta Surgawi atau Ruang Takhta Tuhan adalah representasi yang lebih rinci dari Takhta Tuhan, ke dalam representasi Ruang Tahta atau Penghakiman Ilahi.

Penglihatan ruang takhta Mikha[sunting | sunting sumber]

Nubuatan Mikha (1 Raja-raja 22:19) adalah penggambaran terperinci yang pertama dari ruang takhta surgawi dalam agama Yahudi.

Penglihatan ruang takhta Zakharia[sunting | sunting sumber]

Zakharia 3 menggambarkan penglihatan ruang takhta surgawi tempat Setan dan Malaikat Tuhan bersaing atas Yesua sang Imam Besar pada masa cucunya Elyasib sang Imam Besar. Banyak orang Kristen menganggap ini sebagai peristiwa literal[butuh rujukan], sementara yang lain seperti Goulder (1998) memandang penglihatan itu sebagai simbol kerusakan di bumi, seperti penentangan dari Sanbalat orang Horon.[4]

Yesaya[sunting | sunting sumber]

Dalam Yesaya 6, Yesaya melihat TUHAN duduk di atas singgasana, tinggi menjulang, dan jubah-Nya memenuhi bait suci. Di atas takhta-Nya berdiri malaikat-malaikat Serafim, dengan masing-masing 6 sayap. Dengan dua sayap mereka menutupi wajah mereka, dengan dua sayap mereka menutupi kaki mereka, dan dengan dua sayap mereka terbang. Dan para Serafim berseru satu sama lain, "Kudus, Kudus, Kudus, TUHAN Semesta Alam". Suara mereka menggetarkan bait suci hingga ke fondasinya, dan seluruh bangunan dipenuhi asap.

Naskah Laut Mati[sunting | sunting sumber]

Konsep Takhta Surgawi muncul dalam tiga teks Naskah Laut Mati. Spekulasi mengenai Takhta Tuhan menjadi tema dari mistisisme Merkabah.[5]

Kekristenan[sunting | sunting sumber]

Allah Bapa di takhta-Nya, Westphalia, Jerman, akhir abad ke-15

Dalam Perjanjian Baru, Takhta Tuhan muncul dalam banyak bentuk.[6] Misalnya, Surga sebagai Takhta Tuhan, Takhta Daud, Tahta Kemuliaan, Tahta Rahmat, dan banyak lagi.[6] Perjanjian Baru tetap meneruskan anggapan Yahudi tentang surga itu sendiri sebagai "takhta Allah",[7] serta juga menempatkan Takhta Tuhan "di surga" serta memiliki kursi kedua di sebelah kanan Allah untuk Sidang Kristus.[8]

Wahyu[sunting | sunting sumber]

Kitab Wahyu menjelaskan Ketujuh Roh Allah yang mengelilingi Takhta, dan Yohanes berharap para pembacanya di Tujuh Gereja Asia diberkati dengan kasih karunia dari Tuhan, dari tujuh yang berada di hadapan takhta Tuhan, dan dari Yesus Kristus di Surga. Yohanes menyatakan bahwa di depan singgasana terlihat "lautan kaca, jernih seperti kristal", dan singgasana itu dikelilingi oleh singa, lembu, manusia, dan elang terbang; masing-masing dengan enam sayap dan ditutupi dengan mata, yang terus-menerus berteriak "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah Yang Mahakuasa, yang dulu, sekarang, dan yang akan datang" berulang kali. Juga dikatakan bahwa "dari takhta keluar kilat dan guruh dan suara-suara".[9]

Islam[sunting | sunting sumber]

Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]

Catatan
  1. ^ In Seventh Heaven
  2. ^ "Ezekiel 1:26" in the 1901 American Standard Bible.
  3. ^ Bowker 2005, hlm. Throne of God entry
  4. ^ M. D. Goulder The Psalms of the return (book V, Psalms 107-150) 1998 p. 197 "The vision of Joshua and the Accuser in Zechariah 3 seems to be a reflection of such a crisis."
  5. ^ Encyclopedia of the Dead Sea Scrolls: N-Z Lawrence H. Schiffman, James C. VanderKam - 2000 "References to heavenly thrones occur in three Dead Sea Scroll texts. In the Songs of the Sabbath Sacrifice ... Speculation on the throne of God and its associated creatures becomes an important aspect of Merkavah mysticism"
  6. ^ a b Kittel 1966, hlm. 164–166
  7. ^ William Barclay The Gospel of Matthew: Chapters 11-28 p340 Matthew 23:22 "And whoever swears by heaven swears by the throne of God and by him who sits upon it."
  8. ^ Philip Edgecumbe Hughes A Commentary on the Epistle to the Hebrews p401 1988 "The theme of Christ's heavenly session, announced here by the statement he sat down at the right hand of God, .. Hebrews 8:1 "we have such a high priest, one who is seated at the right hand of the throne of the Majesty in heaven")"
  9. ^ "Revelations Chapter 4" in the New Testament.
Referensi

Pranala luar[sunting | sunting sumber]