Taman Wisata Alam Gunung Selok

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Taman Wisata Alam Gunung Selok
Peta memperlihatkan letak Taman Wisata Alam Gunung Selok
Peta memperlihatkan letak Taman Wisata Alam Gunung Selok
TWA Gunung Selok
LetakCilacap, Jawa Tengah, Indonesia
Koordinat7°40′59.10″S 109°10′7.61″E / 7.6830833°S 109.1687806°E / -7.6830833; 109.1687806Koordinat: 7°40′59.10″S 109°10′7.61″E / 7.6830833°S 109.1687806°E / -7.6830833; 109.1687806
Luas12.620 Ha
Didirikan1975
Pihak pengelolaBalai KSDA Jawa Tengah

Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Selok secara geografis terletak antara 7° 41’ - 7° 42’ LS dan 109° 10’ - 109° 11’ BT. Berdasarkan wilayah administrasi pemerintahan, TWA Gunung Selok termasuk dalam wilayah Desa Karangbenda, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Ditinjau dari segi wilayah pengelolaan, kawasan ini masuk Resort Wilayah Cilacap, Seksi Konservasi Wilayah II Pemalang, Balai KSDA Jawa Tengah.

Batas-batas TWA Gunung Selok adalah sebagai berikut :

  • Sebelah Utara : berbatasan dengan Desa Karangbenda ;
  • Sebelah Timur : berbatasan dengan areal hutan Perum Perhutani dan tanah milik masyarakat Desa Karangbenda ;
  • Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kali/Sungai Bengawan Adiraja dan Samudera Indonesia ;
  • Sebelah Barat : berbatasan dengan Kali/Sungai Bengawan Adiraja.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Kawasan Gunung Selok ditunjuk sebagai taman wisata berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. SK.399/Kpts/Um/10/1975 tanggal 9 Oktober 1975. Penunjukan tersebut diperkuat oleh Menteri Kehutanan dalam Surat Keputusan Nomor : 359/Menhut-II/2004 tanggal 1 Oktober 2004 tentang Perubahan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. SK.435/Kpts-II/1999 tanggal 15 Juni 1999 tentang Penunjukkan Kawasan Hutan di Wilayah Provinsi Jawa Tengah. Adapun penetapan TWA Gunung Selok berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.2998/Menhut-VII/KUH/2014 dengan luas 116,166 Ha.

Keunikan[sunting | sunting sumber]

Kawasan TWA Gunung Selok ditunjuk karena pemandangan alamnya menarik untuk kepariwisataan dan keberadaan sejarah di dalam kawasan tersebut. Pola penataan ruang yang ada saat ini pada awalnya adalah mewadahi kegiatan wisata yang sudah ada. Jenis wisata alam yang ada di TWA Gunung Selok ada beberapa jenis yaitu wisata religius / budaya (terdapat beberapa padepokan dan situs yang pada waktu – waktu tertentu dikunjungi masyarakat yang melakukan aktifitas ritual. Keberagaman kawasan TWA Gunung Selok menjadikan kawasan ini mempunyai nilai indeks daya saing pariwisata di Kabupaten Cilacap pada urutan kedua setelah kawasan / kluster Teluk Penyu – Benteng Pendem.

Selain itu, dilihat dari perkembangan daerah tujuan wisata, kawasan TWA Gunung Selok termasuk dalam kategori mapan yang ditandai antara lain dengan adanya pengelolaan yang jelas, mudah dijangkau, retribusi rutin / PNBP, fasilitas pariwisata, dan adanya fasilitas umum. Kawasan TWA Gunung Selok mempunyai potensi pengembangan wisata alam yang cukup besar karena tedapat potensi wisata alam di sekitar kawasan TWA yang dikelola oleh pemerintah daerah. Dengan kondisi TWA dan potensi pengembangan wisata alam yang ada, visi pengelolaan TWA Gunung Selok yang inigin dicapai dalam 10 tahun ke depan adalah “Terwujudnya TWA gunung selok sebagai kawasan ekowisata unggulan di Kabupaten Cilacap”.

Topografi[sunting | sunting sumber]

Acacia auriculiformis

Kondisi lapangan TWA Gunung Selok dapat dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok ekosistem. Pada bagian barat, + 38 % dari seluruh kawasan keadaan lapangannya datar, yang merupakan sungai dan sebagian rawa (daerah pasang-surut). Di daerah datar tersebut terdapat + 11 ha area yang tidak terkena pengaruh pasang surut. Di bagian timur + 63 % dari luas kawasan seluruhnya merupakan bukit-bukit dengan lapangan yang bergelombang dari ringan sampai berat dan kemiringan 20 % sampai dengan 60 %. Kawasan timur TWA Gunung Selok ini mempunyai ketinggian berkisar antara 0 sampai dengan 120 meter di atas permukaan laut.

Tanah dan Geologi[sunting | sunting sumber]

Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)

Aluvial hidromof dengan batuan induk endapan lempung, merupakan jenis tanah yang terdapat di dataran sekitar aliran sungai. Regosol kelabu dan coklat dengan batuan induk endapan pasir, merupakan jenis tanah yang terdapat di sepanjang pantai. Latosol yang berkembang dari batuan induk tuf volkan intermediet, merupakan jenis tanah yang terdapat di bagian perbukitan

Berdasarkan data geologi, TWA Gunung Selok termasuk dalam Formasi Gabon. Berdasarkan kajian geomorfologi,TWA Gunung Selok termasuk dalam Satuan Dataran Alluvial : Satuan morfologi ini merupakan daerah dataran yang berada di sekitar aliran sungai dengan proses geomofik yang dominan adalah deposisi dan erosi tebing aliran sungai. Dataran alluvial ini mempunyai kerentanan banjir yang tinggi. Satuan Perbukitan : Satuan Perbukitan ini dicirikan dengan kelerengan yang terjal sampai landai, dengan lembah-lembah yang tidak begitu dalam, sebagian besar puncak bukitnya berbentuk igir memanjang arah barat timur sesuai dengan arah umum sumbu perlipatan.

Tipe Iklim[sunting | sunting sumber]

Gelatik (Padda oryzivora)

TWA Gunung Selok berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Fergusson mempunyai tipe iklim C dengan udara sedang sampai agak panas dengan rata-rata curah hujan sekitar 546 mm/tahun serta memiliki kelembaban sekitar 30% dan Temperatur bulanan kawasan suhu sekitar 26,9 °C.

Flora[sunting | sunting sumber]

Potensi flora secara umum di kawasan TWA Gunung Selok antara lain yaitu Accacia auriculiformis, Sonokeling (Dalbergia iatifolia) dan Mahoni (Swietenia mahagoni).

Fauna[sunting | sunting sumber]

Potensi fauna secara umum di kawasan TWA Gunung Selok antara lain Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), Kepodang(Oriolus chinensis), Kutilang (Pycnonotus), Trocokan (Pycnonotus goaivier), Kuntul (Egretta sp), Derkuku (Streptopelia chinensis), Gelatik (Padda oryzivota) dan Ayam Hutan (Gallus sp).