Tari Mayang Rontek

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Tari Mayang Rontek (bahasa Jawa: ꦧꦼꦏ꧀ꦱꦤ꧀ꦩꦪꦁꦫꦺꦴꦤ꧀ꦠꦺꦏ꧀, beksan Mayang Ronték) adalah salah satu tarian tradisional khas Kabupaten Mojokerto yang bernuansa Praja Majapahit. Kabupaten Mojokerto sendiri merupakan salah satu wilayah yang terdapat di Provinsi Jawa Timur juga terkenal dengan kesenian tradisonal dan wisata sejarahnya, seperti Trowulan. Pada era 1990-an, Bupati Mojokerto, Machmoed Zain melihat keunikan dari prosesi pernikahan Mojoputri, yang kemudian Bupati Machmoed Zain mengutus salah seorang seniman bernama Setu untuk menghadirkan tarian untuk melengkapi sebuah prosesi adat tersebut. Sejak saat itulah, seniman Setu mulai mengerjakan dan merekonstruksinya, kemudian terciptalah tarian yang indah, yang dinamakan Tari Mayang Rontek.[1]

Filosofi[sunting | sunting sumber]

Tari Mayang Rontek pada mulanya terinspirasi dari prosesi pernikahan Mojoputri. Pernikahan Mojoputri merupakan salah satu prosesi adat pernikahan yang berkembang di tanah Majapahit (Mojokerto). Makna nama Mayang Rontek sendiri yaitu berasal dari Ubohrampe (segala perlengkapan pengantin). Kata "Mayang" berarti bunga atau kembang, sedangkan kata "Rontek" yaitu hiasan rumbai-rumbai yang ada di atas tombak. Sehingga, kata Mayang Rontek memiliki arti sebuah kembang yang merumbai-rumbai, sebagai salah satu bentuk persembahan dalam sebuah pernikahan.[1] Tari Mayang Rontek sendiri jika digambarkan yaitu seperti jaman kerajaan Majapahit yang baru mengenal tentang Islam. Salah satu bukti yang menguatkan pendapat tersebut, yaitu digunakannya rebana untuk mengiringi musik Tari Mayang Rontek. Serta busana wanita yang tertutup. Selain itu, makna gerakan untuk Tari Mayang Rontek sendiri yaitu tentang makna kehidupan yang harus memilih dan menerima dua sisi yang berlawanan, seperti baik-buruk, siang-malam, hitam-putih dan sebagainya. Dengan disimbolkannya gerakan Songgo Nompo yang mengartikan menyangga dan menerima setiap kehendak yang telah diberikan Tuhan YME.[2]

Makna Tarian Mayang Rontek[sunting | sunting sumber]

Tari Mayang Rontek adalah jenis tarian yang disajikan oleh perempuan usia remaja sebagai simbol manten (mempelai perempuan) dalam prosesi pernikahan Mojoputri. Biasanya Tari Mayang Rontek dibawakan secara tunggal atau berkelompok, untuk berkelompok biasanya minimal 5 orang dan maksimal 9 orang. JIka dilihat lebih dalam, Tari Mayang Rontek memiliki makna yang cukup dalam disetiap elemen-elemen tariannya.[1] Berikut penjelasannya :

Gerak[sunting | sunting sumber]

Rangkaian Tari Mayang Rontek terdiri dari 3 bagian, yakni pembuka, inti, dan penutup. Pada bagian-bagian tersebut terdapat makna-makna tersendiri. Bagian pembuka, gerak tari dan irama masih terasa tenang dan lembut, hal ini menyiratkan tentang kepasrahan sebagai seorang manusia kepada Tuhannya. Bagian kedua, inti, gerakan dan irama lebih jelas dan lugas. Hal ini menggambarkan perjalanan hidup manusia yang penuh dengan lika-liku dan cobaan semasa hidupnya. Yang terakhir, bagian penutup memiliki gerakan yang tegas dan dinamis. Gerakan pada bagian terakhir ini menggambarkan bahwa perjalanan kehidupan manusia selalu memiliki jalan keluar dari setiap permasalahan dan rintangannya, karena Tuhan tidak memberikan cobaan melainkan karena hambanya yang mampu.[1]

Musik[sunting | sunting sumber]

Tari Mayang Rontek merupakan perpaduan antara budaya Jawa dan Arab-Islam. Dalam iringan musik Tari Mayang Rontek terdapat alat musik gamelan (Jawa) dan jidor serta rebana (Islam). Perpaduan iringan musik Tari Mayang Rontek ini menandakan bahwa masyarakat Mojokerto mayoritas adalah pemeluk agama islam, dan tetap mempertahankan budaya Jawa-nya.[1]

Kostum[sunting | sunting sumber]

Kostum Tari Mayang Rontek sendiri terinspirasi dari busana pengantin Mojoputri yang menyiratkan nilai-nilai kearifan dalam bentuk lebih sederhana. Teridir dari penutup kepala, wolo (kain bokongan dari satin), sabuk, sampur, kebaya lengan panjang, dan jarik. Karena pengaruh Islam yang cukup kuat di masyarakat Mojokerto, maka kostum Tari Mayang Rontek menggunakan kebaya lengan panjang dengan warna yang dominan kuning. Warna kuning sendiri bermaksa kasih sayang dan cinta.[1]

Festival Tari Mayang Rontek[sunting | sunting sumber]

Tahun 2017[sunting | sunting sumber]

Pada 2017 lalu, Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Mojokerto (Disparpora) mengadakan sebuah Festival Tari Mayang Rontek yang mengundang puluhan grup kesenian dari sekolah tingkat SMA-SMK Negeri maupun Swasta di Mojokerto. Dari festival Tari Mayang Rontek tersebut, akhirnya diambil 6 grup penyaji unggulan dan 12 grup harapan setelah tampil di panggung halaman kantor Disparpora Kabupaten Mojokerto. Untuk penyaji unggulan terbaik yakni SMA Negeri Dawarblandong, SMK Negeri 1 Dlanggu, SMA Negeri 1 Gedeg, sedangkan penyaji harapan terbaik, SMA Negeri 1 Puri, SMA Negeri 1 Sooko dan SMK Negeri 1 Sooko.[3]


Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e f Kurnia, Fajar (3 Maret 2021). "Mengorek Mayang Rontek, Tarian Khas Mojokerto Jawa Timur". goodnewsfromindonesia.id. Diakses tanggal 11 Maret 2021. 
  2. ^ JawaPos.com (2019-08-02). "Puspitaning Wulan Menulis di Balik Filosofi Tarian Mayang Rontek". radarmojokerto.jawapos.com. Diakses tanggal 2021-03-11. [pranala nonaktif permanen]
  3. ^ Admin, Inilah (2017-08-24). "Festival Tari Mayang Rontek, Mencari Jati Diri Kesenian Tari Mojokerto | InilahMojokerto.com". Diakses tanggal 2021-03-13.