Lompat ke isi

Tengara kuda

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Semua kuda jantan muda ini berwarna kadru, tetapi tengara unik dapat digunakan untuk mengenalpastikan individu

Tengara pada kuda biasanya berupa area putih khas dengan warna bulu dasar gelap. Kebanyakan kuda memiliki beberapa tengara, dan tengara tersebut membantu mengidentifikasi kuda sebagai individu yang unik. Tengara tersebut sudah ada sejak lahir dan tidak berubah sepanjang hidup kuda. Sebagian besar tengara memiliki kulit berwarna merah muda di bawah sebagian besar rambut putihnya, meskipun beberapa tengara samar terkadang memiliki rambut putih tanpa kulit merah muda di bawahnya. Tengara mungkin tampak sedikit berubah saat kuda tumbuh atau melepaskan bulu musim dinginnya, namun perbedaan ini hanyalah faktor panjang bulu; pola dasarnya tidak berubah

Pada kuda kelabu, tengara yang terlihat saat lahir mungkin menjadi tersembunyi seiring dengan bertambahnya usia kuda menjadi putih, namun tengara tersebut masih dapat ditentukan dengan memangkas bulu kuda dengan cermat, kemudian membasahi bulunya untuk melihat di mana terdapat kulit merah muda dan kulit hitam di bawah rambut.

Penelitian terbaru telah meneliti genetika di balik tengara putih dan menemukan lokus genetik tertentu yang mempengaruhi ekspresi tengara putih tersebut. [1]

Selain tengara putih pada lapisan dasar, ada tengara atau pola lain yang digunakan untuk mengidentifikasi kuda seperti pada Appaloosa, Pinto atau Brindle, serta tengara buatan seperti penjenamaan ternak.

Tipe tengara putih

[sunting | sunting sumber]

Tengara wajah

[sunting | sunting sumber]

Tengara wajah biasanya digambarkan berdasarkan bentuk dan lokasi. Mungkin terdapat lebih dari satu tengafa wajah yang berbeda dan jika demikian, akan diberi nama secara terpisah. Kadang-kadang, ketika tengara putih meluas di atas mata, mata tersebut mungkin berwarna biru, bukan coklat, meskipun hal ini tidak selalu terlihat di semua kasus.

Berbagai tengara kuda

Tengara wajah yang umum adalah:

  • Coreng (Blaze) : garis putih lebar di tengah wajah.
  • Pias (Strip) : garis putih sempit di tengah wajah.
  • Muka andan: coreng yang sangat lebar, memanjang hingga atau melewati mata. Beberapa, namun tidak semua, kuda berwajah andan juga memiliki mata biru.
  • Bintangan (Star) : tengara putih di antara atau di atas mata. Jika terdapat pias atau coreng, bintangan jauh lebih lebar daripada tengara vertikal agar dapat ditetapkan secara terpisah.
  • Belak hidung (Snip) : tengara putih di moncong, di antara lubang hidung.

Istilah tambahan yang digunakan untuk mendeskripsikan tanda wajah adalah sebagai berikut

  • Telau (Faint) : tengara kecil tapi permanen yang biasanya terdiri dari rambut putih tanpa kulit merah muda di bawahnya.
  • Terputus-putus (Interrupted) : tengara, biasanya berupa pias atau coreng, yang patah dan tidak padat pada seluruh panjang muka.
  • Tersambung (Connected) : kadang-kadang digunakan untuk mendeskripsikan tengara berbeda yang kebetulan digabungkan satu sama lain
  • Tidak beraturan atau bengkok : Suatu tengara, biasanya berupa pias atau coreng yang jalurnya kurang lebih lurus.
  • Tanda bibir : tidak memiliki nama khusus, biasanya dijelaskan berdasarkan lokasi, seperti "bibir bawah", "dagu", dll. Tanda bibir mungkin menunjukkan adanya pola warna sabino .

Tengara kaki

[sunting | sunting sumber]
Tengara kaki

Tengara kaki biasanya digambarkan dengan titik tertinggi kaki kuda yang ditutupi warna putih. Sebagai aturan umum, kuku kuda di bawah tengara putih pada garis koroner juga akan berwarna terang ("putih"). Jika seekor kuda memiliki sebagian tengara atau bintik cerpelai di pita koronernya, kukunya mungkin berwarna gelap dan terang, sesuai dengan bulu rambut tepat di atasnya. Jika terdapat gen macan tutul, kukunya mungkin bergaris meskipun tengaranya tidak terlihat pada pita koroner.

  • Mojah (Stocking): tengara putih yang memanjang setidaknya sampai ke bagian bawah lutut atau sendi lompat, terkadang lebih tinggi.
  • Kasut (Sock) : memanjang lebih tinggi dari keting tetapi tidak setinggi lutut atau sendi lompat.
  • Tanda keting (Fetlock): tengara putih yang memanjang di atas keting.
  • Tanda tumit (Pastern) : tengara putih yang memanjang di atas bagian atas tapak kuda, tetapi berhenti di bawah keting.
  • Tanda tajuk (Coronet) : berwarna putih tepat di atas tapak, di sekeliling pita koroner, biasanya tidak lebih dari 1 inci (2,5 cm) di atas tapak kuda.

Istilah tambahan yang digunakan untuk menggambarkan tengara kaki putih meliputi:

  • Tak beraturan (Irregular) : Tengara yang berada dalam batas luas suatu ketinggian tertentu, namun tepinya sangat tidak rata. Ditunjukkan dengan titik tertinggi berwarna putih. Paling sering digunakan untuk menggambarkan jenis mojah tertentu.
  • Sebagian (Partial) : Tengara tidak beraturan yang hanya memanjang hingga sebagian kaki hingga ketinggian yang ditunjukkan, terkadang dengan sisi kaki lainnya berwarna gelap. Biasanya digunakan untuk mendeskripsikan tengara kasut dan tengara pendek lainnya.
  • " High White :" Mojah putih yang memanjang di atas lutut depan atau sendi lompat, terkadang melewati lutut belakang hingga ke panggul atau perut, dianggap sebagai ciri khas pola warna sabino .

Warisan tengara putih

[sunting | sunting sumber]

Gen seekor kuda mempengaruhi apakah ia akan memiliki tengara putih, meskipun tengara yang terlibat mungkin berbeda antar ras. [2] Kuda kadru umumnya memiliki tengara putih yang lebih luas dibandingkan kuda kapisa atau hitam. [2] [3] Kuda dengan alel W20 biasanya memiliki tengara wajah dan kaki berwarna putih. [4]

Tanda bukan putih

[sunting | sunting sumber]
Ermine marks (just above the hoof)
A Bend-Or Spot
  • Jeragat (Bend-Or spots) : Bercak samar gelap, biasanya terlihat pada kuda dengan warna bulu Kadru atau Palomino .
  • Selekah (Ermine marks): Munculnya tengara hitam pada tengara putih, paling sering terlihat pada tanda kaki tepat di atas kuku. Dapat menyebabkan tapak kuda menjadi belang.
  • "Topi kepala": Jenis pewarnaan Pinto atau Cat yang tidak biasa di mana kuda memiliki telinga dan ubun-ubun berwarna gelap (seperti topi di kepala), tetapi dikelilingi oleh warna putih di semua sisi kepala dan leher. [5]
  • Perisai (Shield): Tengara Pinto berwarna gelap dimana kudanya memiliki dada berwarna gelap, dikelilingi warna putih seluruhnya pada bahu, kaki, perut dan leher. Kadang-kadang digunakan untuk menggambarkan contoh langka seekor kuda dengan kepala gelap gulita dikelilingi warna putih seluruhnya.

Jaringan parut, penyakit kulit dan cedera

[sunting | sunting sumber]

Bekas luka pada kuda biasanya menyebabkan tumbuhnya bulu-bulu putih di area yang terluka, meskipun terkadang tidak ada pertumbuhan rambut sama sekali di atas bekas luka tersebut.

  • Lepuh hujan atau <i>Dermatophilus congolensis</i> dapat meninggalkan bintik putih kecil pada kuda, terutama di sepanjang garis atas.
  • Kuda dauk sering kali mengalami bercak bulu padat (gelap) di bagian tubuh mereka jika terdapat goresan atau kerusakan pada kulit di bawahnya, meskipun hanya sedikit.
  • Salah satu jenis bekas luka yang sengaja dibuat oleh manusia yang menghasilkan rambut putih adalah penjenamaan beku, sebuah metode menandai kuda secara permanen untuk tujuan identifikasi. Beberapa bentuk penjenamaan ternak yang panas juga mungkin menimbulkan bekas luka yang cukup ringan sehingga meninggalkan rambut putih, bukan kulit yang telanjang.
  • Bekas luka di kaki akibat tembakan pin atau tembakan batangan, yang menyebabkan luka melepuh dengan besi panas, dapat meninggalkan titik atau garis rambut putih dengan pola yang sangat jelas.
  • Bekas luka akibat kecelakaan, serta lokasi cedera lama (seperti tendon yang tertekuk ), juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi seekor kuda.
  • Bekas pelana dapat terlihat di punggung atau gumba sebagai sepetak rambut putih, biasanya akibat penggunaan pelana yang tidak pas dalam jangka waktu lama, namun juga dapat disebabkan oleh pemakaian pelana dalam jangka waktu lama, selimut pelana yang tidak bersih, dan penyebab lainnya. . Tengara putih tepat di depan gumba mungkin disebabkan oleh selimut kuda yang tidak pas dan dipakai dalam jangka waktu lama.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ MA, Christa Lesté-Lasserre (2013-12-12). "Genetics Behind Horses' Face and Leg Markings Studied". The Horse. Diakses tanggal 2023-10-06. 
  2. ^ a b "Are markings inherited?". Equus Magazine. 2013-11-20. 
  3. ^ Rieder, Stefan; Hagger, Christian; Obexer-Ruff, Gabriela; Leeb, Tosso; Poncet, Pierre-André (2008). "Genetic Analysis of White Facial and Leg Markings in the Swiss Franches-Montagnes Horse Breed". Journal of Heredity. 99 (2): 130–136. doi:10.1093/jhered/esm115. PMID 18296388. 
  4. ^ "Dominant White Mutations – W5, W10, W20, and W22". UC Davis Veterinary Genetics Laboratory. Diakses tanggal Aug 15, 2020. 
  5. ^ "Medicine Hat Horse- Horse Breed - Pony Breed - Horse Breeding - Equiworld Equestrian Magazine". www.equiworld.com.