Teori identitas sosial

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pengenalan emosi bisa jadi sulit bagi sebagian orang yang menderita berbagai gangguan.

Identitas sosial adalah bagian dari konsep diri individu yang berasal dari akibat persepsi yang sesuai dengan keanggotaan dalam suatu kelompok sosial.[1] Konsep ini awalnya dirumuskan oleh Henri Tajfel dan John Turner di tahun 1970-an dan 1980-an.[2] Teori identitas sosial memperkenalkan konsep identitas sosial sebagai cara untuk menjelaskan perilaku antar kelompok.[3][4][5]

Teori identitas sosial digambarkan sebagai teori yang memprediksi perilaku antar kelompok tertentu berdasarkan perbedaan status kelompok, legitimasi dan stabilitas yang dipersepsikan akibat adanya perbedaan status tersebut, dan kemampuan yang dipersepsikan dalam berpindah dari satu kelompok ke kelompok lainnya.[3][5] Hal ini berbeda dengan istilah 'teori identitas sosial' yang digunakan dalam menjelaskan tentang manusia sosial (identitas kolektif).[6] walaupun beberapa peneliti telah menggunakannya untuk hal tersebut,[7][8] teori identitas sosial tidak pernah dimaksudkan untuk membuat generalisasi kategorisasi sosial.[2] Kesadaran akan terbatasnya lingkup teori identitas sosial, menyebabkan John Turner dan rekannya mengembangkan teori yang mirip dari bentuk teori kategorisasi diri,[1][5][9] yang dibangun di atas wawasan teori identitas sosial untuk menghasilkan gagasan yang lebih umum tentang proses pembentukan diri dan kelompok ini.[2][5] Istilah 'pendekatan identitas sosial' atau 'perspektif identitas sosial', disarankan dapat menggambarkan kontribusi bersama antara teori identitas sosial dengan teori kategorisasi diri.[5][9][10]

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b Turner, John; Oakes, Penny (1986). "The significance of the social identity concept for social psychology with reference to individualism, interactionism and social influence". British Journal of Social Psychology. 25 (3): 237–252. doi:10.1111/j.2044-8309.1986.tb00732.x. 
  2. ^ a b c Turner, J. C. & Reynolds, K. J. (2010). "The story of social identity". Dalam T. Postmes & N. Branscombe. Rediscovering Social Identity: Core Sources. Psychology Press. 
  3. ^ a b Tajfel, H., & Turner, J. C. (1979). "An integrative theory of intergroup conflict". Dalam W. G. Austin & S. Worchel. The social psychology of intergroup relations. Monterey, CA: Brooks/Cole. hlm. 33–47. 
  4. ^ Tajfel, H., & Turner, J. C. (1986). "The social identity theory of intergroup behaviour". Dalam S. Worchel & W. G. Austin. Psychology of Intergroup Relations. Chicago, IL: Nelson-Hall. hlm. 7–24. 
  5. ^ a b c d e Turner, J. C. (1999). Ellemers, N.; Spears, R.; Doosje, B., ed. "Some current issues in research on social identity and self-categorization theories". Social identity. Oxford: Blackwell: 6–34. 
  6. ^ Haslam, S. A.; Ellemers, N.; Reicher, S. D.; Reynolds, K. J.; Schmitt, M. T. (2010). Postmes, T.; Branscombe, N. R., ed. "The social identity perspective today: An overview of its defining ideas". Rediscovering social identity. Psychology Press: 341–356. 
  7. ^ Brown, R. J.; Zagefka, H. (2006). "Choice of comparisons in intergroup settings: the role of temporal information and comparison motives". European Journal of Social Psychology. 36 (5): 649–671. doi:10.1002/ejsp.311. 
  8. ^ Ashmore, R. D.; Deaux, K.; McLaughlin-Volpe, T. (2004). "An organizing framework for collective identity: Articulation and significance of multidimensionality". Psychological Bulletin. 130 (1): 80–114. doi:10.1037/0033-2909.130.1.80. PMID 14717651. 
  9. ^ a b Haslam, A. S. (2001). Psychology in Organizations. London, SAGE Publications. p 26-57
  10. ^ Postmes, T. & Branscombe, N. (2010). "Sources of social identity". In T. Postmes & N. Branscombe (Eds). Rediscovering Social Identity: Core Sources. Psychology Press.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]